- Walikota Jambi Maulana Serahkan Bantuan BPO Terhadap Sejumlah Tempat Ibadah
- Empat Cabang Olahraga Jambi Siap Tambah Medali PON Bela Diri
- Proyek Kolam Asam Mulai dilakukan Pengukuran,Sejumlah Tanah dan Rumah Dibebaskan
- Gubernur Al Haris: Tata Kelola Pemerintahan yang Efektif dan Transparan untuk Kesejahteraan Masyarakat
- OJK Luncurkan Roadmap Pengembangan dan Penguatan Pergadaian 2025-2030
- BLK, Riwayatmu Kini: Penyangga Vokasi SDM Provinsi Jambi
- Diskominfo Kota Jambi Gelar Pertemuan Bersama IWAKO
- Sekda A Ridwan Melepas Tim Terpadu Masalah Sosial
- Kota Jambi Terima Bantuan 50 Unit Program Bedah Rumah
- Walikota Maulana Menyambangi BPJS Ketenagakerjaan Sinergi Jaminan Sosial Bagi Pekerja Rentan
Berinvestasi, Sekarang atau Nanti?

Keterangan Gambar : Berinvestasi, Sekarang atau Nanti?
Mediajambi.com – Saat seseorang sudah
memiliki penghasilan, baik dari bekerja maupun berwirausaha, maka yang pertama
dilakukan umumnya adalah membuka rekening tabungan di bank. Tujuannya adalah
untuk menampung gaji atau hasil usaha
yang diperoleh setiap bulan atau setiap harinya. Selain digunakan untuk biaya
hidup, penghasilan yang diterima tersebut harus ada yang disisihkan dalam
bentuk tabungan. Artinya, tidak seluruh penghasilan yang ada di rekening bank
tersebut dihabiskan untuk biaya hidup dan membiayai gaya hidup.
Saat tabungan yang diperoleh semakin besar,
biasanya seseorang mulai berpikir untuk mengembangkan dananya dalam bentuk
investasi. Lalu, kapan investasi bisa disisihkan? Jawabannya adalah ketika
nilai tabungan yang diperoleh telah mencapai 3-6 kali biaya hidup bulanan, atau
telah mampu memenuhi kebutuhan dana darurat. Tujuannya adalah jika suatu ketika
terjadi musibah yang tidak diinginkan, seperti pemutusan hubungan kerja (PHK)
ataupun terjadi kegagalan bisnis, maka kita masih memiliki tabungan yang dapat
digunakan sebelum mendapatkan pekerjaan baru, atau memulai berbisnis kembali.
Syarat lainnya yang perlu dipenuhi sebelum
memulai berinvestasi adalah kita perlu menyisihkan sebagian dana yang kita
miliki untuk membeli asuransi atau proteksi, salah satunya adalah asuransi
kesehatan. Jika kita tidak mendapatkan asuransi kesehatan dari tempat kerja,
kita dapat membeli asuransi kesehatan swasta atau membayar asuransi yang
dikelola pemerintah, yaitu BPJS. Oleh karena itu, jika terjadi risiko sakit atau
meninggal dunia, kita tidak perlu lagi untuk menggunakan tabungan atau menjual
aset yang dimiliki untuk membiayai kebutuhan hidup.
Pada dasarnya, investasi merupakan bentuk
penanaman modal dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa depan. Terdapat
berbagai cara dan variasi instrumen untuk berinvestasi yang risiko dan imbal
hasilnya telah disesuaikan dengan kemampuan masing-masing orang.
Apakah tujuan utama dari berinvestasi?
Setiap orang pasti memiliki tujuan jangka panjang agar kehidupannya menjadi lebih
baik di masa depan, misalnya memiliki perencanaan keuangan untuk menikah,
membangun rumah, membiayai sekolah anak, traveling, dan lain sebagainya.
Kemudian, setelah kita menentukan tujuan, barulah kita mulai berinvestasi.
Mengapa tidak cukup dengan menabung saja?
Perbedaan utama antara berinvestasi dan menabung adalah nilai uang yang kita
miliki. Dengan menabung uang kita lama kelamaan akan tergerus oleh inflasi
sehingga membuat nilai uang kita menyusut seiring waktu. Sementara itu, dengan
berinvestasi kita dapat menjaga nilai uang kita terhadap kenaikan harga barang
dan jasa.
Selain itu, salah satu alasan utama untuk
berinvestasi adalah menambah passive income, yaitu penghasilan yang tidak bisa
kita peroleh secara langsung. Artinya, kita masih bisa mendapatkan penghasilan
walaupun kita sedang tidak aktif bekerja. Tentunya imbal hasil yang diterima
akan berbeda karena tergantung jenis instrumen investasi dan jangka waktu dari
produk investasi yang dipilih.
Jika kita hanya mengandalkan gaji bulanan,
maka tujuan finansial kita mungkin akan sulit untuk dicapai. Sementara itu,
dengan berinvestasi, setidaknya dapat membantu kita untuk mempercepat dalam
mencapai tujuan keuangan jangka panjang.
Investasi memiliki jangka waktu yang
berbeda-beda, mulai dengan jangka pendek, menengah, dan panjang. Sebagai
investor kita perlu memilah atau mengelompokkan tujuan keuangan berdasarkan
jangka waktu. Dengan begitu, kita dapat
menyesuaikan investasi kita dengan kebutuhan finansial di masa yang akan
datang. Selain itu, investasi yang terukur juga akan menghindarkan kita dari
berutang dan lebih siap menghadapi situasi yang tak terduga di masa depan.
Kemudian, investasi memiliki beragam jenis instrumen yang berbeda-beda. Oleh
karena itu, kita bisa menyesuaikan instrumen apa yang akan kita pilih dengan
kemampuan finansial masing-masing karena setiap instrumen membutuhkan modal
yang berbeda-beda, mulai dari puluhan ribu sampai dengan ratusan juta rupiah.
Pada akhirnya salah satu alasan untuk
berinvestasi adalah untuk mencapai financial freedom, yaitu kondisi di mana
kita tidak perlu lagi khawatir terkait biaya hidup kita di masa sekarang maupun
masa yang akan datang. Selain itu, dengan mencapai financial freedom kita juga
akan memiliki dana lebih untuk membantu orang lain karena kebutuhan hidup kita
telah tercukupi. Tentunya hal ini akan tercapai apabila investasi yang kita
lakukan dapat dikelola dengan baik.
Investasi itu penting untuk masa depan dan
tidak hanya sekadar mengikuti tren. Dengan berinvestasi berarti kita dapat
memahami seluruh risiko, jenis instrumennya, serta tujuan investasi. Selain
itu, jangan lupa untuk mendiversifikasi aset dan terus melakukan evaluasi
secara berkala terhadap aset investasi kita. Akan tetapi, perlu diingat bahwa
sebelum melakukan investasi kita harus memastikan kesehatan finansial kita
terlebih dahulu, pastikan juga tidak mengorbankan kebutuhan utama, dan pastikan
pula tabungan dana darurat serta alokasi untuk proteksi sudah disiapkan.*** TIM
BEI