- Mengatasi Tantangan Pensiun: Pj Walikota Jambi Beri Pembekalan Awal kepada ASN
- Bupati Tanjabbar Pimpin Apel Gabungan dan Silaturahmi ASN dan Non ASN Pasca Cuti Idul Fitri 1445 H
- Bupati Tanjab Barat, H. Anwar Sadat Tinjau TPU Desa Sialang
- Bupati Tanjabbar Berikan Sepeda Baru dan Kursi Roda untuk Pedagang Kecil dan Penyandang Disabilitas
- Pj Walikota Jambi Sidak ASN Usai Libur Lebaran
- Dua Kelompok Pemuda Tawuran Bawa Clurit dan Lempar Petasan di Belakang Rumdis Gubernur Jambi
- Timnas Indonesia U-23 Kalah Melawan Qatar di Doha
- Hari Pertama Masuk Kerja, Gubernur Al Haris Gelar Halal Bihalal dengan Ratusan Pegawai Pemprov Jambi
- Sri Purwaningsih, Menyampaikan Pesan Persatuan dan Kebajikan dalam Hari Raya Idul Fitri
- Sri Purwaningsih Melepas Rangkaian Kendaraan Hias Takbiran Keliling Idul Fitri 2024
10 Jurnalis Perempuan Jambi Belajar Bahasa Isyarat
Keterangan Gambar : Belajar bahasa isyarat secara virtual
Mediajambi.com- Workshop “Membangung Sensitivitas Jurnalis terhadap Disabilitas” berlangsung pada Jumat, 27 Agustus 2021 via zoom meeting.
Workshop ini diikuti 10 jurnalis perempuan yang ada di Kota Jambi.
Dipilihnya isu disabilitas karena pemberitaan terhadap disabilitas masih belum mendapat tempat. Isu-isu terkait dengan disabilitas juga sangat minim diangkat oleh sejumlah media.
Baca Lainnya :
Meskipun memang secara survei dari dewan pers dari tahun ke tahun membaik.
10 jurnalis perempuan ini juga belajar bahasa isyarat yang diajarkan langsung oleh teman tuli dan juga pengurus Gerkatin (Gerakan Kesejahteraan Tunarungu Indonesia) Jambi, Rachel Ramadhini.
Jurnalis perempuan diajarkan huruf abjad serta cara memperkenalkan diri dalam bahasa isyarat.
“Saya berharap masyarakat bisa belajar bahasa isyarat dan ingin teman tuli bisa berbaur di tengah masyarakat,” ungkap Rachel.
Selama pendemi memang teman tuli sulit berkomunikasi karena semua orang menggunakan masker.
Sedang teman tuli berkomunikasi dengan membaca ekspresi dan gerak bibir.
Pemateri selanjutnya, Fitri Ulinda, jurnalis senior dan juga pimpinan Media Jambi menuturkan dalam peliputan terhadap penyandang disabilitas perlu ada rasa simpati dan empati, sehingga ada kedekatan yang jurnalis munculkan dalam peliputan.
“Kita harus menghargai dan memilih pada hal-hal positif yang layak dan pantas untuk kita liput.
Kita harus meyakinkan mereka bahwa mereka punya nilai-nilai positif yang bisa memberikan motivasi kepada orang lain,”paparnya.
Tips lain untuk meliput disabilitas bisa dengan mengajak pendamping atau penerjemah yang bisa memahami narasumber.
“Meliput penyandang disabilitas sebetulnya bisa memberikan liputan kita sebagai pemahaman kepada banyak masyarakat. Apalagi dengan kondisi pandemi saat ini, isu masalah pendidikan atau cara belajar juga bisa menjadi perhatian yang di angkat,” tuturnya.(*/Yen)