- Walikota Fasha Tinjau Vaksinasi Massal Untuk Ojol, Supir Angkot dan Pelayan Swalayan di Kota Jambi
- Pol PP Kota Jambi Lakukan Razia Prokes dan Pekat
- Tim Ops Pekat Siginjai Polda Jambi, Amankan Jukir Liar dan Miras Jenis Tuak
- Tak Bisa Ditolerir, SAH Minta Kasus Penganiyaan Perawat Ditindak Tegas
- Ketua Komite SMAN 1 Kuala Tungkal Tidak Ada Dugem di Acara Silahturahmi Antar Siswa
- Pemkot dan MUI Kota Telah Menetapkan Besaran Zakat Fitrah
- Bupati Masnah ke OPD: Muarojambi Harus Mendapatkan Predikat KKS
- Tingkatkan Kedisiplinan ASN, Bupati Masnah Resmikan Aplikasi Sistem Informasi Kehadiran Online
- Bupati Masnah Serahkan Bantuan Bedah Rumah Program Baznas di Kelurahan Jambi kecil
- Bupati Masnah Serahkan Seratus Paket Sembako bagi Masyarakat Terdampak COVID-19 di Desa Talang Duku
Cemas, Banyak Lansia Tertunda Divaksin
Dampingi Ortu Saat Vaksin
Berita Terkait

Keterangan Gambar : Cemas, Banyak Lansia Tertunda Divaksin
Mediajambi.com - Karena cemas dan khawatir, sejumlah warga lanjut usia (Lansia) tertunda untuk divaksinasi. Ketika diukur tensi tubuhnya rata rata diatas 200, sehingga disarankan untuk istirahat atau berobat lagi.
"Iya, saya agak cemas, karena belum pernah divaksin," ujar Ny Sumiati (65) saat vaksin di Puskesmas Pal Merah 2, Sabtu (27/3).
Lansia yang akan divaksin cukup banyak. Mereka ada yang diantar anak, bersama istri juga banyak datang sendiri atau hanya di drop.
Sebelum divaksin, semua diwajibkan untuk mengukur suhu tubuh dan tensi darah. Saat ditensi, banyak dari mereka yang tidak diizinkan untuk vaksin. "Ibu tensinya tinggi sekali, diatas 200. Ibu istirahat saja dulu ya, tenang tenang, nanti saya tensi lagi," kata perawat di Puskesmas itu kepada seorang ibu.
Tak lama, dilakukan tensi lagi dan mulai turun dan setelah berkonsultasi dengan dokter, akhirnya dinyatakan bisa divaksin. "Dak tau nak kenapa tensi saya naik, mungkin karena saya agak takut disuntik," kata ibu itu polos.
Pemeriksaan kepada seorang bapak berusia 60 berakhir harus berobat dulu. "Bapak belum bisa divaksin karena tekanan darahnya tinggi. Berobat dulu ke depan (bagian pengobatan Puskesmas) nanti dikasih obat sama dokter disana," saran perawat.
Sang bapak yang kebetulan sudah berkurang pendengarannya, tidak paham dan terpaksa dijelaskan berulangkali. "Besok ajak anak atau isteri bapak untuk mendampingi ya," ujar si perawat dengan suara cukup keras.
"Saya dak marah ya pak, saya terpaksa ngomong keras keras supaya bapak dengar," ujarnya disambut tawa pasien lain yang tengah antri.
Sang perawat menyarankan kepada pasien lain yang lansia agar didampingi anak atau keluarganya. "Besok vaksin kedua ajak anak atau keluarga yang mendampingi ya buk. Supaya ada yang mengurus dan tau kalau bisa atau tidak divaksin," jelasnya.
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Siti Nadia Tarmizi menyebutkan, ada perubahan terkait kondisi orang yang tak bisa divaksin Covid-19.
"Betul (berubah), ada skrining baru," kata Nadia.Salah satu yang berubah, kata Nadia, mengenai batas maksimal pengukuran tekanan darah kini naik dari 140/90 menjadi 180/110.
Berikut rincian kondisi orang yang tidak bisa menerima vaksin Covid-19:
1. Orang dengan tekanan darah 180/110 atau lebih.
2. Penyintas Covid-19 kurang dari 3 bulan
Sedang hamil
3. Sedang hamil
4. Mengalami gejala ISPA, seperti batuk/pilek/sesak napas dalam 7 hari terakhir
5. Ada anggota keluarga yang kontak erat/suspek/terkonfirmasi sedang dalam perawatan karena Covid-19
6. Memiliki riwayat alergi berat atau mengalami gejala sesak napas, bengkak, dan kemerahan setelah divaksinasi Covid-19 sebelumnya (untuk vaksinasi kedua)
7. Orang yang sedang mendapatkan terapi aktif jangka panjang terhadap penyakit kelainan darah
8. Menderita penyakit Autoimun Sistemik (SLE/Lupus, Sjogren, vaskulitis) akut
9. Menderita penyakit Reumatik Autoimun atau Rhematoid Arthritis akut.
10. Menderita penyakit saluran pencernaan kronis
11. Menderita penyakit hiperteroid atau hiperteroid karena autoimun
12. Menderita HIV dengan angka CD4 kurang dari 200 atau tidak diketahui. (Lin)
