- Seorang Tenggelam di Sungai Batang Tembesi Sarolangun
- Pasien Terkonfirmasi Covid-19 di Provinsi Jambi Bertambah 36 Orang
- Jumlah Penduduk Usia Produktif di Provinsi Jambi 70,54 Persen
- Sudah 130 Ribu Nakes Sudah Divaksinasi Covid-19 di Indonesia
- Kasat Pol PP Kota Jambi, Mustari Menampik Soal Tindak Penyegelan
- Lagi, Pasien Terkonfirmasi Covid-19 di Provinsi Jambi Meninggal Dunia
- Komisi III DPRD Kota Jambi Cek Drainase dan Kesiapan Hotel Yellow
- Satgas ANKER Polres Tanjab Timur Gagalkan Penyelundupan Benih Baby Lobster
- Ombudsman Jambi Meminta Pemerintah Daerah Tidak Tebang Pilih Saat Melakukan Sidak Pergudangan
- Metode Plasma Konvalemsen Untuk Covid-19, Fasha Siap Donorkan Plasma
Dampak Corona Purwandi Gantung Kamera Beralih Menjadi Petani Sayur
Berita Terkait

Keterangan Gambar : Purwandi fotografer acara pernikahan terpaksa menggantung kameranya dan beralih menjadi petani sayur organik.
PANDEMIC Covid 19 sangat berdampak bagi kehidupan banyak orang, termasuk Purwandi (41). Seorang fotografer acara pernikahan terpaksa menggantung kameranya dan beralih menjadi petani sayur organik.
Sejak Corona melanda, usaha fotonya kehilangan job. Nyaris tidak adanya resepsi pernikahan maupun wisuda, memaksanya untuk memilih usaha berkebun demi memenuhi kebutuhan rumah tangganya.
Saat dijumpai Mediajambi.com, Jum,at (13/11/220) Purwadi kini setiap sore sibuk menyiram tanaman Sawi Pokcoy dan Sawi Bunga. Di tangannya, tanaman itu terlihat begitu subur dan siap untuk dipanen lalu di jual.
"Ini hasil dari pandemi Covid-19, jika tak ada Covid mungkin saya tidak sampai bercocok tanam sayur jenis organik ini," kata suami dari Sunarti ini. Dia mengaku awalnya bingung mau berbuar apa. "Karena lambat laun tidak ada pesanan foto acara perkawinan kalau menunggu terus bisa- bisa dak ngepul dapur dan tidak bisa bayar uang kuliah anak," kenangnya.
Kebetulan ada tanah kosong di belakang rumah, Purwadi berinisiatif memanfaatkanya. Lalu dia belajar di YouTube cara bercocok tanam secara organik,. Dia mencoba untuk membuka uzaha budidaya sawi Pokcoi dan sawi Bunga.
Dengan modal sekitar Rp. 25 juta Purwadi membeli semua peralatan.
" Alhamdulillah 6 bulan lebih usaha bertanam sawi organik,walau belum banyak hasil penjualannya namun bisa membuat dapur ngepul," papar ya.
"Untuk masa tanam hingga panen, memerlukan waktu sekitar 25 hingga 30 hari, jika tiga baris itu bisa panen 5 hingga 6 kilo, " jelasnya. Saat ini dia sudah bisa panen setiap hari, dan untuk pemasarannya di jual langsung ke Pasar Angso Duo dan pasar Talang Banjar. Harga jual sawi Pokcoi Rp 29.000 per kg, sedangkan sawi Bunga Rp. 15 hingga Rp 20 ribu perkgnya.
" Ternyata pandemi Covid-19 bisa juga membawa berkah dan Insyaallah bercocok tanam ini akan saya lakoni terus walau keadaan sudah membaik," ujar Purwadi dengan senyum sumringah. ( yeniti darma)
