- Bersama Pemprov Jambi, BPJS Ketenagakerjaan Bahas Pembentukan Tim 9 Paritrana Award 20204
- Bea Cukai Tegaskan Komitmen Perangi Narkotika, BNN Musnahkan 12 Ton Ganja di Aceh Besar
- Progress Konstruksi Tol Betung-Jambi Seksi IV Capai 80 Persen, Segera Hadirkan Konektivitas Baru
- Ketua Pemuda Peduli Nias Provinsi Jambi Apresiasi Pemilihan Ketua RT Serentak di Kota Jambi
- Gubernur Al Haris Apresiasi IPB Cetak Pengusaha Muda
- Gubernur Al Haris Ajak APDESI Ikuti Program Presiden Membangun Desa
- Gubernur Al Haris Resmikan 4 Gedung Baru SMA Negeri 2 Muaro Jambi
- Khairudin Korban Kecelakaan Kapal di Parit 9 Pangkal Babu Ditemukan Sejauh 4 Mil Laut
- Sinergi Multi-Stakeholder dan Inovasi Layanan, Hutama Karya Berhasil Wujudkan Mudik Selamat, Aman, dan Lancar di JTTS
- Dorong Pengembangan Inovasi Keuangan Digital, Ojk Luncurkan Pusat Inovasi (Ojk Infinity) 2.0
Erupsi Gunung Merapi Kembali Mengingatkan Kisah Pilu Abel Tasman

Keterangan Gambar : Erupsi Gunung Merapi Kembali Mengingatkan Kisah Pilu Abel Tasman
Mediajambi.com - Erupsi Gunung Merapi Minggu 3 Desember 2023
yang menewaskan banyak pendaki gunung kembali mengingatkan masyarakat tentang
tragedi Abel Tasman, yang namanya kemudian diabadikan menjadi Tugu Abel.
Setelah 31 tahun berlalu, kisah serupa terjadi dan menimpa M
Adan (21), mahasiswa Universitas Islam Riau. Adan menjadi korban erupsi Gunung
Api Merapi Sumbar, di hari Minggu itu. Ia tewas setelah lebih menolong tiga
temannya yang hampir terperosok ke jurang. M Adan sendiri terporosok ke jurang
demi menyelamatkan teman-temannya. Ia ditemukan tim sar gabungan dengan kondisi
kedua kakinya sudah patah.
Kisah M Adan berjuang untuk lolos dari maut diperoleh dari
Sudiman (Pamannya) pada Selasa, (5/12/2023) di pemakaman umum Jalan Lintas
Timur KM 20, Kecamatan Tenayan Raya, Kota Pekanbaru, Riau.
Kisah Adan nyaris mirip dengan kejadian yang menimpa Abel
Tasman dari Kota Padang. Abel tewas
karena terjebak erupsi pada Minggu, 5 Juli 1992.
Saat itu, Abel bersama temannya Sulastri sudah berada di
puncak, sementara teman mereka lainnya masih di belakang.
Abel dan Sulastri berusaha berlindung dan menyelamatkan diri
dari hujan batu panas. Tetapi nasib berkata lain, Abel tertimpa batu besar di
kepalanya, dia tewas di tempat.
Jasad Abel Tasman berhasil dievakuasi oleh tim SAR beserta
relawan keesokan harinya yaitu pada Senin, 6 Juli 1992.
Bagi para pendaki Tugu ini sangat familiar, merupakan
penanda jalur naik dan turun menuju puncak Merpati.
Tugu itu dibangun tanggal 5 Juli 1994 oleh sekitar 30 orang
pendaki untuk mengenang sosok Abel.
Posisi tugu yang ditancap saat ini bukanlah posisi persis tempat
Abel meninggal dunia. Puncak Merpati tempat Abel menghembuskan nafas
terakhirnya sulit untuk digali, sebab apabila digali dapat mengakibatkan tanah
longsor.
Oleh karena itu, tugu Abel dibangun menyerong menghadap
puncak Merpati. Ini menandakan bahwa Abel “sedang menghadap” ke puncak Merpati.
Cerita Tugu Abel ini sangat melegenda di kalangan pendaki
hingga kini. Setiap pendaki yang berhasil mencapai Top, pendaki senantiasa
memanjatkan doa untuk Abel. Konon kabarnya, teman gadis masih setia menjalani
hari-harinya "sendirian" demi menjaga cintanya terhadap Abel.
Kisah Pilu Itu Kembali Terjadi
Kembali ke kisah Adan, pamannya mengatakan semua Adan pamit
untuk ke Padang. Namun dia merubah rencananya dengan pergi mendaki gunung
bersama teman temannya. "Entah mengapa dia merubah rencananya, dia kemudian
menghubungi orang tuanya minta izin mendaki gunung," kata Sudirman.
Setiba di Gunung Marapi, Adan tetap berkomunikasi dengan
orang tuanya. Dia juga mengabarkan kondisi Marapi saat itu tengah erupsi.
Setelah di gunung, Adan sempat menelpon keluarganya dan
memberi kabar kondisi di Gunung Marapi. Saat itu Marapi dalam kondisi erupsi.
Adan juga sempat mengirim lokasinya melalui google share location. "Adan
sempat mengirim lokasinya, namun setelah itu komunikasi terputus. Kami mendapat
kabar dari temannya, kalau almarhum sempat menolong kawannya tiga orang dengan
kondisi kakinya sudah patah," kata Sudirman.
Usai mendapat kabar itu, keluarga korban langsung pergi ke
Gunung Marapi. Mereka tidak bisa mendekati Gunung Marapi karena dilarang dan
mereka mendapat kabar bahwa Adan sudah ditemukan dan dibawa ke rumah sakit Dr
Achmad Mokhtar. Pihak keluarga langsung menjemput Adan dan membawa jenazahnya
ke Pekanbaru.
Adan merupakan 1 dari 4 orang mahasiswa Universitas Riau
yang mejadi korban erupsi Gunung Marapi di Sumatera Barat. Dari jumlah itu. Dua
orang mahasiswa meninggal, 1 selamat dan 1 masih dicari.
"Ada 4 mahasiswa UIR, yaitu Nazatra Adzin Mufadhal,
Ilham Nanda Bintang, Muhammad Adan serta Aditya Sukirno Putra," ujar Kabag
Humas Kampus UIR, Harry Setiawan.
Harry menyebutkan, untuk dua orang mahasiswa UIR yang
meninggal dunia yaitu M Adan (21) dan Nazatra Adzin Mufadhal (22). Mereka
berdua merupakan warga Kota Pekanbaru.
"Satu mahasiswa lainnya belum ditemukan atas nama Ilham
Nanda Bintang. Sedangkan Aditya Sukirno Putra ditemukan selamat dan masih dalam
perawatan," katanya.
Nazatra Adzin Mufadhal merupakan mahasiswa jurusan
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Ilham jurusan Ilmu Hukum, M Adan juga Ilmu Hukum
dan Aditya di Ilmu Pemerintahan.
Gunung Marapi merupakan Gunung api aktif yang masuk ke dalam
wilayah administrasi dua Kabupaten di Sumatera Barat yaitu Kabupaten Agam dan
Kabupaten Tanah Datar.
Gunung yang memiliki ketinggian 2.891 mdpl ini dapat
terlihat dari sejumlah wilayah di Sumatera Barat seperti di Kota Bukittinggi
dan Padangpanjang.
Letusan Marapi pada hari Minggu mengeluarkan kolom abu
mengandung material vulkanik yang membumbung hingga 3.000 meter dari puncak
kawah atau sekira 5.891 mdpl.
Erupsi tidak didahului oleh peningkatan gempa vulkanik yang
signifikan. Namun, status waspada level II Gunung itu sudah ditetapkan sejak 3
Agustus 2011 dan telah mengalami beberapa kali erupsi.(Lin)