Gandeng Teknologi Blockchain Asal Jepang, Noka Coffee Hadir Dimasa Pandemi

By MS LEMPOW 01 Feb 2021, 11:44:37 WIB USAHA
Gandeng Teknologi Blockchain Asal Jepang, Noka Coffee Hadir Dimasa Pandemi

Keterangan Gambar : KETIKA ribuan pengusaha menutup usahanya dan mem PHK karyawan akibat pandemi Covid-19. Noka Coffee hadir dan justru merekrut karyawan


KETIKA ribuan pengusaha menutup usahanya dan mem PHK karyawan akibat pandemi Covid-19. Noka Coffee hadir dan justru merekrut karyawan serta terus membuka outlet dibeberapa Kota di Indonesia.

Dibawah naungan PT Teruna Inspirasi Indonesia (Noka Coffee) merupakan startup F&B yang mengedepankan produk Specialty-grade coffee beans. Noka fokus dalam memberdayakan dan menceritakan kisah petani kopi yang berkolaborasi dengan perusahaan.

Dengan berbisnis langsung dengan petani kopi, Noka Coffee menjamin kopi kualitas terbaik juga dapat dinikmati dengan harga kopi kekinian. "Saat ini Rumah Noka (sebutan untuk kedai Noka Coffee) telah berdiri di Bandung, Padang, Jambi, Lampung, dan Sungai Penuh, Kerinci," ujar CEO Noka Cofee Panji Abdiandra.

Baca Lainnya :

Menurut lelaki kelahiran Kerinci 23 tahun silam mengaku setiap bulannya menhabis satu ton kopi jenis Arabika dari mitranya Koperasi Kopi Alam Korintji (ALKO) merupakan perkumpulan Petani Kopi Lereng Gunung Kerinci yang berdiri pada tahun 2015.

ALKO didirikan dengan tujuan untuk memberi pendampingan kepada petani kopi agar dapat memiliki ilmu agribisnis dan teknologi, guna meningkatkan kapasitas anggota dalam menjadikan tanaman kopi sebagai pendapatan utama, sebagai penyangga ekonomi masyarakat, dan penunjang industri pariwisata Kerinci. "Saat ini ALKO memberdayakan lebih dari 600 petani di sekitar kaki gunung Kerinci," ujarnya.

Noka Cifee kata Panji saat ini menjalin kerja sama penggunaan teknologi blockchain untuk suplai biji kopi dengan perusahaan teknologi asal Jepang, Emurgo.

Sebagai brand yang mengedepankan tema The Infinite Story of Farmers, teknologi blockchain memungkinkan customer Noka Coffee untuk mengetahui perjalanan biji kopi yang mereka konsumsi from farm to cup: dari petani, kolektor, roaster, hingga diproses oleh barista di kedai. Caranya pun mudah, dimana customer hanya perlu memindai QR Code yang tertera di cup atau kemasan produk.

Dijelaskannya, salah satu produk andalan Noka adalah Mbak Erna Signature, yang dihasilkan dari biji kopi hasil budidaya salah seorang agripreneur terbaik Kerinci, di ketinggian 1,630 mdpl. 'Ketinggian yang cukup, ditambah pengelolaan kopi secara organik memastikan kompleksitas rasa biji kopi Sigararutang dan Andung Sari milik Mbak Erna mendapat nilai 8.5 dari Association of Indonesian Coffee Exporters and Industries (AICE)," jelasnya.

Target sasarannya adalah kaum milenial, dengan harga terjangkau berkisar Rp15.000-25.000/Cup-nya. Selain itu ruangan nyaman dan disediakan wiffi bagi konsumen, sehingga dapat menjadi tempat tongkrongan.

Founder dari Koperasi Petani Alam Korintji (ALKO), Suryono Bagas Tani mengatakan dengan teknologi blockchain mendorong petani lebih bertanggung jawab dalam menjaga kualitas biji kopi mereka.

"Dengan 600 lebih petani yang kami bina, jika ada buyer tidak puas dengan kualitas produk. Sekarang kami dapat segera mencari akar masalah dan lakukan pembenahan baik dengan petani maupun roaster. Blockchain sangat membantu dalam menjaga meningkatkan produktivitas dan menjaga kualitas biji kopi,” ujar Suryono.

CEO Emurgo, Shunsuke Murasaki berharap akan semakin banyak pemangku kepentingan agribisnis Indonesia mengaplikasikan teknologi ini untuk meningkatkan nilai jual dan daya saing di pasar global.

Dalam era teknologi seperti saat ini, terlebih pada saat pandemi dimana ruang gerak publik semakin terbatas – transparansi supply chain produk pertanian menjadi sebuah keunggulan tersendiri.

“Kami tertarik untuk melakukan pilot project dengan Noka Coffee, karena mereka memiliki semangat untuk mengangkat cerita perjuangan petani kopi. Meski pengaplikasian EMURGO Traceability Solution membutuhkan proses sosialisasi dan edukasi yang panjang khususnya bagi petani kecil yang minim akses teknologi, namun kami percaya manfaatnya akan sustain dan menginspirasi banyak stakeholders,” ucap Murasaki.(maas)




Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

View all comments

Write a comment