- Bupati Anwar Sadat Hadiri Syukuran dan Doa Selamat atas Dilantiknya Ketua TP-PKK, Ketua TP Posyandu, Ketua Dekranasda dan Bunda Paud
- Bupati Tanjung Jabung Barat, Memberikan Ceramah Singkat Menjelang shalat Tarawih
- Bupati Tanjab Barat Dampingi Wagub Abdullah Sani Safari Ramadhan 1446 H SKK Migas, Petrochina International Jabung LTD
- Wabup Katamso menghadiri acara Kick Of Meeting Bio CF-ISFL Provinsi Jambi
- Wabup Katamso Memimpin Apel Gabungan di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Tanjab Barat
- Bupati Tanjab Barat Melepas gelaran Festival Arakan Sahur Ramadan Minggu Kedua
- Bupati Tanjab Barat Tandatangani Hibah Barang Milik Daerah dengan BIN
- Wabup Katamso Memimpin Pelaksanaan Virtual dalam Rangka Mengikuti IPKD
- Bupati Anwar Sadat, Menjadi Narasumber di TVRI Jambi Dalam Menyemarakkan Syiar Islam pada Momentum Bulan Ramadhan 1446 H/2025 M
- Bupati Tanjung Jabung Barat membuka Festival Arakan Sahur Menyambut Ramadan 1446 H Tahun 2025
Deflasi Bulanan Provinsi Jambi Masih Didorong Insentif Tarif Listrik

Keterangan Gambar : Deflasi Bulanan Provinsi Jambi Masih Didorong Insentif Tarif Listrik
Mediajambi.com - Merujuk pada rilis Indeks Harga Konsumen
(IHK) Badan Pusat Statistik (BPS), secara bulanan, inflasi Provinsi Jambi pada
Bulan Februari 2025 mengalami deflasi sebesar -0,60% (mtm), lebih dalam
dibandingkan deflasi Nasional yang mengalami deflasi sebesar -0,48% (mtm).
Secara tahunan, Provinsi Jambi tercatat mengalami deflasi sebesar -0,27% (yoy),
terpantau lebih dalam dibandingkan laju deflasi nasional yang tercatat sebesar
-0,09% (yoy). Secara bulanan deflasi IHK Februari 2025 utamanya disumbang oleh
Tarif Listrik dengan andil sebesar -0,68% (mtm), Daging Ayam Ras dengan andil
sebesar -0,30% (mtm), bawang merah dengan andil -0,06% (mtm), jengkol dengan
andil -0,05% (mtm) dan tomat dengan andil -0,02% (mtm).
Tarif Listrik merupakan komoditas penyumbang deflasi
terbesar dikarenakan masih berlanjutnya insentif Pemerintah dalam bentuk diskon
tarif listrik sebesar 50% untuk pelanggan rumah tangga PLN dengan daya 2.200 VA
ke bawah pada periode Januari s.d. Februari 2025. Sebagai informasi, komoditas
Tarif Listrik sesuai SBH Provinsi Jambi tahun 2022 memiliki bobot sebesar 4,11%
atau bobot terbesar kedua setelah komoditas Bensin (4,52%). Selanjutnya,
penurunan harga Daging Ayam Ras diindikasi oleh dampak tidak langsung penurunan
biaya jagung impor yang merupakan komponen bahan baku pakan ayam. Untuk
penurunan Harga Bawang Merah diindikasi oleh penyesuaian harga lokal sebagai
dampak dari meningkatnya pasokan dari wilayah pemasok (Brebes, Nganjuk dan
Padang). Penurunan harga Jengkol diindikasi dengan meningkatnya pasokan di
daerah penghasil (Kerinci, Bungo, Merangin dan Padang). Selanjutnya penurunan
harga Tomat diindikasi dengan melimpahnya pasokan tomat terutama dari daerah
penghasil seperti Kerinci dan Curup.
Di sisi lain, deflasi bulanan yang lebih dalam tertahan oleh
peningkatan harga pada komoditas Emas Perhiasan, Kangkung, Kentang, Cabai
Rawit, dan Ikan Serai. Peningkatan harga Emas Perhiasan diindikasi oleh
pengaruh kenaikan harga emas global dan tren masyarakat Provinsi Jambi untuk
membeli emas perhiasan sebelum memasuki momen Idul Fitri 1446 H. Selanjutnya,
peningkatan harga Kangkung didorong oleh tingginya permintaan masyarakat
terhadap komoditas Kangkung terutama menjelang Bulan Ramadan 1446 H, serta
pasokan yang terbatas karena kendala cuaca. Kemudian, peningkatan harga Kentang
diindikasi oleh keterbatasan pasokan dari sentra penghasil di Kabupaten Kerinci
yang disebabkan oleh peningkatan curah hujan, selain itu juga disebabkan
tingginya permintaan akan komoditas tersebut di Kerinci turut menyumbangkan
kenaikan harga komoditas. Sedangkan, Peningkatan harga Ikan Serai diindikasi
oleh penurunan jumlah tangkapan nelayan dari daerah Sumatera Barat karena
kendala faktor cuaca. Lebih lanjut, peningkatan harga Cabai Rawit diindikasikan
karena keterbatasan pasokan dari Jawa sehubungan dengan intensitas hujan yang
tinggi menyebabkan kualitas hasil panen komoditas yang rendah. Secara tahunan, berdasarkan komoditasnya
inflasi Provinsi Jambi pada Februari 2025 utamanya di sumbang oleh Emas Perhiasan
(andil 0,06%), Kangkung (andil 0,05%), Kentang (andil 0,04%), Cabai Rawit
(andil 0,03%) dan Ikan Serai (andil 0,03%).
Rincian perkembangan inflasi di Provinsi Jambi adalah
sebagai berikut:
Inflasi Kota Jambi:
Bulanan: -0,84% (mtm)
Tahun Berjalan: -1,15% (ytd)
Tahunan: -0,91% (yoy)
Tarif listrik menjadi komoditas penyumbang deflasi utama
dengan andil sebesar -0,79%. Diikuti dengan Daging Ayam Ras (andil -0,28%),
Bawang Merah (andil -0,06%), Tempe (andil -0,02%) dan Tomat (andil -0,02%). Di
sisi lain, deflasi yang lebih dalam tertahan oleh peningkatan harga pada
komoditas Kangkung (andil 0,06%), Kue Kering Berminyak (andil 0,04%), Cabai
Merah (andil 0,04%), Bayam (andil 0,04%) dan Ikan Dencis (andil 0,03%).
Inflasi Kabupaten Bungo:
Bulanan: -0,42% (mtm)
Tahun Berjalan: -0,88% (ytd)
Tahunan: 0,11% (yoy)
Di Kabupaten Bungo, Tarif Listrik merupakan komoditas
penyumbang deflasi utama dengan andil sebesar -0,45%. Diikuti dengan Daging
Ayam Ras (andil-0,21%), Bawang Merah (andil -0,17%), Jengkol (andil -0,10%) dan
Petai (andil -0,06%). Namun demikian, deflasi yang lebih dalam tertahan oleh
peningkatan harga Emas Perhiasan (andil 0,24%), Cabai Rawit (andil 0,11%),
Sigaret Kretek Mesin (andil 0,04%), Kangkung (andil 0,04%) dan Udang Basah
(andil 0,04%).
Inflasi Kabupaten Kerinci:
Bulanan: 0,09% (mtm)
Tahun Berjalan: 0,75% (ytd)
Tahunan: 1,73% (yoy)
Di Kabupaten Kerinci, Kentang merupakan komoditas penyumbang inflasi utama
dengan andil 0,14%. Diikuti dengan Ikan Serai (andil 0,14%), Cabai Hijau (andil
0,10%), Ketupat/lontong Sayur (andil 0,10%) dan Ikan Tongkol/Ikan Ambu-ambu
(andil 0,08%). Namun demikian, inflasi yang lebih tinggi tertahan oleh
penurunan harga Daging Ayam Ras dengan andil -0,41%, Tarif Listrik (andil
-0,40%), Jengkol (andil -0,14%), Beras (andil -0,09%) dan Santan Segar (andil
-0,03%).
Ke depan, TPID Provinsi Jambi dan Kabupaten/Kota akan terus
memperkuat upaya pengendalian inflasi daerah melalui berbagai program kegiatan.
Hal tersebut dilakukan untuk memastikan inflasi tetap terkendali pada tahun
2025 didukung berlanjutnya sinergi TPID dan Satgas Pangan serta Gerakan
Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) untuk menjaga keterjangkauan
harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan komunikasi yang efektif
terkait perkembangan inflasi.