- Peralihan Pengaturan dan Pengawasan Derivatif Keuangan dengan Aset yang Mendasari Berupa Efek dari Bappebti ke OJK
- Gubernur Al Haris Kukuhkan 278 Siswa Baru Angkatan XXXII SMAN Titian Teras H Abdurrahman Sayoeti
- Gubernur Al Haris: Lomba Cerdas Cermat Sarana Edukasi Pembentukan Karakter Generasi Penerus
- Doa Bersama di Masjid At-Taqwa Warnai Peringatan HUT ke - 80 TNI di Korem 042/Gapu
- Wabup Katamso Hadiri Peringatan PRB di Mojokerto
- Wawako Diza Tekankan Pentingnya Peran Baznas : Memberikan Kontribusi Nyata Bagi Penguatan Kesejahteraan Masyarakat
- Komitmen Turunkan Angka Pengangguran Terbuka, Walikota Jambi Sambangi Ditjen Binalavotas Kemnaker
- Sebanyak 15 Petarung Jambi Siap Berlaga di PON Kudus Jawa Tengah
- 80 Atlit Jambi dari 8 Cabor Siap Persembahan Medali di PON Kudus Jawa Tengah
- Gubernur Al Haris Terima Kunker Panja Migas Komisi XII DPR RI
Dukung Peran Penting Inovasi Keuangan, OJK Gelar The 2ND OJK International Research Forum 2024
Driving Financial Innovations to Enhance a Better Financial Life

Keterangan Gambar : Dukung Peran Penting Inovasi Keuangan, OJK Gelar The 2ND OJK International Research Forum 2024
Mediajambi.com Bali- Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
berkomitmen untuk terus mendorong peran penting inovasi keuangan dalam
mewujudkan masa depan sektor keuangan Indonesia yang inklusif dan tumbuh
berkelanjutan.
Demikian disampaikan Deputi Komisioner Sumber Daya Manusia
dan Sistem Informasi OJK Irnal Fiscallutfi dalam pembukaan kegiatan the 2nd OJK
International Research Forum (IRF) 2024 yang diselenggarakan di Nusa Dua, Bali,
Senin (18/11).
“Inovasi keuangan mengambil peran penting dalam memperluas
layanan keuangan dan meningkatkan inklusi keuangan, yang diharapkan dapat
memberikan peluang bagi lembaga keuangan untuk memasuki pasar yang lebih luas
dalam menyalurkan dana kepada nasabah yang unbanked dan underbanked,” kata
Irnal.
Dalam kegiatan yang bertema “Driving Financial Innovations
to Enhance a Better Financial Life” tersebut, Irnal mengungkapkan bahwa sektor
keuangan telah mengalami perkembangan teknologi yang pesat, bahkan lebih jauh
telah mengadopsi artificial intelligence (AI) untuk meningkatkan efisiensi,
seperti melayani pelanggan, menilai kelayakan kredit, dan mendeteksi
kemungkinan gagal bayar.
Meskipun begitu, Irnal menegaskan bahwa penggunaan
artificial intelligence juga menghadirkan tantangan dan risiko yang memerlukan
mitigasi ke depan, seperti keamanan data dan siber, ancaman terhadap tenaga
kerja, dan masalah akurasi dan akuntabilitas dari otomatisasi pengambilan
keputusan.
“Penting untuk kita mempertanyakan kembali ‘seberapa pintar
AI?’ karena pada akhirnya AI tetaplah sebuah mesin yang terbatas pada algoritma
dan data, yang berarti peran manusia masih sangat dibutuhkan” terang Irnal.
Untuk meminimalisir risiko tersebut, beberapa hal yang perlu
dikembangkan antara lain menguatkan keamanan data dan siber, menavigasi lanskap
teknologi yang kompleks, memperjelas kerangka regulasi, meningkatkan
kepercayaan publik, dan melakukan edukasi dan literasi keuangan.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala OJK Institute Agus
Sugiarto mengingatkan bahwa meskipun inovasi keuangan berpotensi memperluas
akses ke layanan keuangan, penting untuk memastikan bahwa masyarakat rentan
tidak semakin tertinggal.
“Menjembatani kesenjangan digital dan menyediakan pendidikan
literasi keuangan merupakan kunci untuk mencapai inovasi keuangan yang
inklusif,” jelas Agus.
Salah satu upaya untuk mendukung pengembangan inovasi
keuangan tersebut adalah melalui kegiatan the 2nd OJK International Research
Forum yang menghadirkan para pakar dan praktisi sebagai narasumber dari
berbagai negara dengan harapan dapat menjadi forum pertukaran wawasan mengenai
riset-riset frontier dan best practices dalam pengembangan inovasi keuangan
sehingga cita-cita untuk membangun industri jasa keuangan yang inovatif,
inklusif, dan berdaya saing global dapat terwujud.
“Dengan komitmen dan semangat kolaborasi yang kuat antar
pelaku industri, regulator, akademisi, dan pemangku kepentingan lainnya, kita
memiliki peluang untuk mendorong perubahan positif, tidak hanya memajukan
sektor keuangan tetapi juga berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi dan
peningkatan kesejahteraan sosial,” tambah Agus.(**)