- Gentala Arasi 2025: Dorong Akselerasi Ekonomi Keuangan Digital Jambi yang Berkelanjutan
- Walikota Jambi Serahkan Santunan JKM Kepada Ahli Waris di Seberang Kota Jambi
- Tingkatkan Kepercayaan Publik, OJK Terbitkan Aturan Baru Transparansi dan Publikasi Laporan Bank
- Terlibat Judi Online 90 Keluarga di Kota Jambi Dicoret dari Daftar Bansos
- Walikota Maulana Apresiasi Peningkatan Kualitas Terminal A - Alam Barajo
- Maulana Dorong Masyarakat Manfaatkan IPAL Komunal Untuk Hindari Pencemaran Air Tanah
- Maulana Tekankan, Ciptakan Kebersihan Bukan Sekadar Penilaian Namun Berkelanjutan Untuk Kota Bersih dan Nyaman
- Gubernur Al Haris Antar Langsung Berkas Pengusulan PPPK Paruh Waktu ke Kementerian PANRB
- Hadiri Pelantikan KPPI 2024-2029, Sekda Sudirman Dorong Politik Inklusif
- Batanghari dan Samudra: Reorientasi Kebijakan Maritim Nasional
Festival Aek Telakung Wujud Komitmen Lestarikan Budaya Jambi

Keterangan Gambar : Gubernur Jambi H. Al Haris, pada acara Festival Objek Pemajuan Kebudayaan Di Maro Sebo Ekspedisi Sungai Batanghari Rangkaian Kenduri Swarnabhumi, bertempat di Desa Baru Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi, Kamis (03/08/2023) malam/f-mas
Mediajambi.com - Festival Aek Telakung merupakan wujud
sebuah komitmen dalam melestarikan adat budaya di Provinsi Jambi. Hal tersebut
disampaikan Gubernur Jambi H. Al Haris, pada acara Festival Objek Pemajuan
Kebudayaan Di Maro Sebo Ekspedisi Sungai Batanghari Rangkaian Kenduri
Swarnabhumi, bertempat di Desa Baru Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi,
Kamis (03/08/2023) malam.
“Pada malam hari ini kembali kita gelar suatu acara yang
luar biasa yaitu bagian dari Festival Kenduri Swarnabhumi, disini dinamakan
juga Festival Aek Telakung Desa Baru. Tentu ini bertujuan untuk mengangkat akar
budaya supaya nilai-nilai, norma-norma, budaya dan adat tradisional yang sejak
dahulu bisa dikenal kembali oleh masyarakat kita atau anak cucu kita nanti,”
ujar Gubernur Al Haris.
“Kemudian misi kita yang kedua yaitu kita ingin sejarah
Sungai Batanghari yang sudah banyak sekali memberikan kontribusi baik itu
kontribusi dagang maupun sejarah yang dahulu Sungai Batanghari ini masih bersih
dan belum merusak lingkungan. Kita berharap Festival Aek Telakung Desa Baru ini
adalah moment kita untuk kembali mengangkat sejarah dan sekaligus melestarikan
lingkungan sungai kita ini,” lanjut Gubernur Al Haris.
Gubernur Al Haris mengatakan, ragam tradisi dan budaya yang
dimiliki masyarakat Maro Sebo dapat dioptimalkan sebaik mungkin, agar
menjadikan masyarakat Maro Sebo yang berada di sekitar kawasan pariwisata KCBN
Candi Muara Jambi menjadi berdaya, karena mampu memikat dan menarik kunjungan
wisatawan ke objek kebudayaannya sendiri, seperti melalui tradisi Lisan
Bertutur, Zikir Berdah, Tari Lukah Gilo, Drama Kolosal “Dam Rajo”, Palerak
Pantang Wak Kocai serta berbagai Objek Pemajuan Kebudayaan lainnya yang
ditampilan pada kegiatan festival ini.
Selain itu Gubernur Al Haris menuturkan, kegiatan ini
menjadi sangat penting terkait transfer pengetahuan tentang kebudayaan daerah
kepada generasi muda. Dampak kemajuan teknologi mengakibatkan arus informasi
kebudayaan asing merajalela, yang dikhawatirkan akan memporak porandakan
kebanggaan masyarakat, khususnya generasi muda bangsa atas kebudayaan daerah
sebagai bagian dari kebudayaan nasional.
“Besar harapan kita bersama, kegiatan Festival Objek
Pemajuan Kebudayaan di Maro Sebo ini menjadi salah satu upaya untuk
meningkatkan ketahanan budaya dan kontribusi budaya masyarakat Jambi bagi
ketahanan budaya nasional, yang harus mampu berkontribusi dan bersaing ditengah
peradaban dunia,” tutup Gubernur Al Haris.
Sementara itu, Pamong Budaya Direktorat Jendral Kebudayaan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia
Drs. Siswanto dalam sambutannya menyampaikan bahwa Kenduri Swarnabhumi ini
dimulai dari tanggal 27 Juli hingga sekarang, dimana dimulai dari Kabupaten
Dharmasraya Provinsi Sumatra Barat, Kabupaten Tebo, Kabupaten Batanghari,
Kabupaten Muaro Jambi dan akan terus berlanjut hingga ke Kabupaten Tanjung
Jabung Barat.
Sementara itu juga, Sekretaris Daerah Kabupaten Muaro Jambi
Budi Hartono menjelaskan, secara filosopi Festival Aek Telakung merupakan
sebuah fenomena alam ketika setelah hujan akan meninggalkan genangan air,
genanangan air ini sebagai wadah masyarakat untuk bergotong royong bersama-sama
membuang air. (mas)