Forweb Jambi Ikuti Capacity Building Hingga Kunjungan ke Samsara Living Museum

By MS LEMPOW 09 Okt 2025, 11:40:16 WIB Ekonomi
Forweb Jambi Ikuti Capacity Building Hingga Kunjungan ke Samsara Living Museum

Keterangan Gambar : Forweb Jambi Ikuti Capacity Building Hingga Kunjungan ke Samsara Living Museum


Mediajambi.com – Selama dua hari 6-7 Oktober 2025, Forum Wartawan Ekonomi Bisnis (Forweb) Jambi begitu terkesan saat diajak mengikuti Capacity Building oleh kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) provinsi Jambi ke Pula Dewata Bali. Selain itu juga anggota Forweb Jambi juga Kunjungan ke Samsara Living Museum.

Sesampai di bandara Ngurah Rai, Senin (7/10/2025) sore, Forweb Jambi berfoto bersama di spot ikonik bandara berlatar tulisan ‘Bali’. “Foto disini jangan sampai tertinggal, inilah tanda bahwa kita sudah sampai di Bali,” celetup salah seorang peserta.

Hadir dalam acara ini Deputi Kepala Kantor Perwakilan BI Provinsi Jambi Robby Fathir tampak juga staf humas BI Jambi yakni Rini dan Hemelia.

    Malam harinya, acara inti Capacity Building bertempat di ruang Jasmine, hotel Aston, Bali, acara dibuka Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Jambi, Robby Fathir Nashary. Robby Fathir Nashary,mengatakan  acara rutin tahunan ini sebagai wujud apresiasi kepada jurnalis yang telah bersinergi menyampaikan informasi kepada masyarakat.

    Selanjutnya Forweb Jambi mendapatkan ilmu dan pemahaman pengembangan media dari nara sumber media nasional Chief of Kumparan Bisnis yakni Edmiraldo Siregar. Edmiraldo Siregar berbagi ilmu terkait ‘Peran Media Massa dalam Mitigasi Disinformasi di Era Digital dan AI

    Ia menyampaikan pentingnya media massa mulai memanfaatkan media sosial, untuk mendukung penyebaran narasi berita yang ingin disampaikan ke masyarakat.

    Samsara Living Museum

    Kemudian hari kedua, Selasa (7/10/2025) pagi, Forweb Jambi bersama kantor perwakilan BI provinsi Jambi mengunjungi Samsara Living Museum, Desa Jungutan, Kabupaten Karangasem, Bali. Untuk sampai ke lokasi ini membutuhkan waktu sekitar 3 jam perjalanan dari Denpasar Bali yang  terletak di kaki Gubung Agung yang masih aktif.

    Museum Samsara Living tak diragukan lagi merupakan destinasi wajib dikunjungi karena menawarkan sekilas pandang unik ke dalam warisan budaya Bali yang kaya. Memasuki Samsara Living Museum pengunjung disambut dengan mencuci tangan, memasang selendang di pinggang dan meminum jamu tradisional daerah tersebut. Dilanjutkan dengan penjelasan tentang awal berdirinya Samsara Living Museum. “Awalnya berdarah-darah namun setelah beberapa tahun berjalan mendapat sambutan hangat dari warga desa,” ujar inisiator operasional Samsara Living Museum Ida Bagus Wisnawa.

    Dikatakan Samsara Living Museum adalah sebuah museum hidup yang terletak di Jungutan,  Karangasem, Bali. Museum ini didirikan untuk melestarikan dan mempromosikan budaya Bali, khususnya kepercayaan dan tradisi Hindu. Konsep museum ini unik karena memungkinkan pengunjung untuk mengalami langsung ritual dan tradisi Bali melalui berbagai aktivitas dan pameran interaktif.

    Disini pengunjung dapat menyaksikan dan berpartisipasi dalam berbagai ritual dan tradisi Bali, seperti upacara keagamaan dan ritual kehidupan. Selain itu Museum ini memiliki koleksi artefak dan benda-benda budaya Bali yang dipamerkan dalam bentuk visual yang menarik. “Pengunjung dapat mengikuti kelas memasak tradisional Bali, membuat arak, dan belajar tentang tanaman obat tradisional dan lain-lainnya,”  Ida Bagus Wisnawa.

    Disini pengunjung akan mendapat penjelasan yang santa mendetil tentang siklus kehidupan yang terdiri dari lahir, hidup, mati, dan reinkarnasi. Dan bertujuan untuk melestarikan dan mempromosikan budaya Bali, serta meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang pentingnya warisan budaya.

    Lebih lanjut, museum ini memadukan foto, artefak, dan demonstrasi praktis untuk menyoroti setiap tahapan kehidupan masyarakat Bali, menciptakan pengalaman yang menarik sekaligus mendidik.

    Misalnya, ritual pertama, Ngrujak, melibatkan ibu hamil yang mengonsumsi campuran buah untuk mendukung kehamilan yang sehat. Seiring pertumbuhan anak, upacara-upacara seperti Magedong-gedongan, Nanem Ari-ari, dan Kepus Wedel menandai tonggak-tonggak awal kehidupan. Tradisi-tradisi ini tidak hanya membimbing perkembangan bayi tetapi juga menghubungkan mereka secara mendalam dengan alam dan spiritualitas.(mas)




    Write a Facebook Comment

    Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

    Semua Komentar

    Tinggalkan Komentar :