- barenbliss Bagikan Rahasia Kulit Flawless dan Dewy ala Korea Lewat Inovasi Complexion Terbaru, Hadirkan Bloomdew Moonlight Dewy Mesh Cushion & Aqua Pearl Concealer
- Road to CMSE 2025 Dimulai: Sinergi dan Kolaborasi Dukung Pertumbuhan Pasar Modal Indonesia
- Wamen Resmikan Proyek Fasilitas Gas Akatara Di Jambi
- Gubernur Al Haris: Jambi Miliki Sumber Daya Alam yang Sangat Luar Biasa
- Wagub Sani Minta Kepala OPD Berkomitmen dan Bertanggung Jawab Meningkatkan Kualitas SAKIP
- Wagub Sani: KORMI Wadah Penggerak Olahraga Masyarakat Berbasis Budaya, Kebugaran dan Kearifan Lokal
- Gelar Musrenbang RKPD Tahun 2026, Pemprov Jambi Launching Quick Wins Pro Jambi
- Gubernur Al Haris: Judi Online Merusak Mental dan Masa Depan Anak Bangsa
- Sekda Sudirman: TP2DD Motor Penggerak Integrasi Kebijakan dan Implementasi Teknis Lapangan
- Kawasan Pasar Akan Dinobatkan Sebagai Kota Tua Jambi
Gubernur Al Haris: Tol Jambi-Palembang Urat Nadi Perekonomian Jambi

Keterangan Gambar : Gubernur Al Haris: Tol Jambi-Palembang Urat Nadi Perekonomian Jambi
Mediajambi.com - Gubernur Jambi H Al Haris menyampaikan bahwa Tol Jambi-Palembang urat nadi bagi perekonomian Provinsi Jambi terutama memperlancar logistik. Hal tersebut disampaikan Gubernur Al Haris saat Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI dalam rangka meninjau Tol Jambi-Rengat dan Tol Jambi-Palembang, bertempat di Kantor Gerbang Tol Muaro Sebapo, Kabupaten Muaro Jambi, Senin (14/04/2025) siang.
"Jalan Tol Jambi-Palembang merupakan urat nadi bagi perekonomian kami. Posisi Jambi di tengah Pulau Sumatera akan sangat mendukung kelancaran logistik. Oleh karena itu, percepatan pembangunan jalan Tol Palembang-Jambi sangat kami harapkan. Kendati terdapat beberapa kendala, kami optimis pembangunan akan segera terwujud. Kami berharap dapat segera merasakan dampak positif dari selesainya jalan tol ini, khususnya dalam hal peningkatan konektivitas dengan Palembang," ujar Gubernur Al Haris.
Gubernur Al Haris juga menyebutkan pembangunan Tol Jambi Rengat juga sangat penting dalam perekonomian di Provinsi Jambi. Akan tetapi Tol Jambi Rengat ini punya kendala.
"Kendala utama kami adalah kepadatan jalur logistik dari Riau ke Jambi, khususnya dari Rengat. Wilayah Rengat merupakan penghasil sawit utama, sehingga lalu lintas domestik sangat tinggi. Untuk mengatasi hal ini, kami mengusulkan pembangunan Jembatan Batanghari 3 guna meningkatkan aksesibilitas," sebutnya.
"Survei lokasi telah dilakukan dan hasilnya menunjukkan kelayakan proyek. Tim kami akan segera menindaklanjuti rencana ini. Pembangunan Jembatan Batanghari 3 sangat krusial karena Jembatan Batanghari yang ada saat ini sudah mengalami kerusakan dan tidak mampu menampung volume lalu lintas yang ada. Dengan selesainya jembatan ini, akses internet di wilayah tersebut juga akan meningkat," lanjutnya.
Lebih lanjut, Gubernur Al Haris menekankan pentingnya Tol Jambi-Palembang mengingat ketergantungan Provinsi Jambi pada Sumatera Selatan, khususnya dalam hal produksi beras. Hal ini disebabkan rendahnya produktivitas pertanian di Jambi akibat keterbatasan lahan persawahan. Minimnya infrastruktur pendukung mengakibatkan waktu tempuh perjalanan mencapai 10-12 jam, bahkan lebih lama jika terjadi kemacetan.
"Kendala mobilitas putra-putri kami yang akan kuliah di Jakarta, termasuk waktu tempuh dan biaya transportasi yang tinggi, diperparah oleh kemacetan yang berjam-jam dan potensi kenaikan harga kebutuhan pokok secara tiba-tiba, seperti beras. Hal ini berdampak signifikan terhadap biaya hidup. Jika logistik lancar, harga-harga akan otomatis turun. Ini sesuai dengan hukum ekonomi. Mohon kesediaan Bapak untuk meninjau data kami terlebih dahulu," ungkapnya.
Selanjutnya Wakil Ketua Komisi V DPR RI Roberth Rouw mengatakan, rencana Pemerintah Pusat perlu dikomunikasikan secara efektif kepada Pemerintah Daerah. Meskipun rencana awal mencakup wilayah Merlumg, permintaan Pemerintah Daerah untuk fokus pada area prioritas terdekat lebih diutamakan, mengingat solusi tersebut sudah mampu mengatasi permasalahan yang ada saat ini. “Dengan demikian, fokus pada rencana prioritas ini akan mempercepat penyelesaian masalah dan meminimalisir kebutuhan waktu dan anggaran yang signifikan. Hal ini dinilai krusial untuk mengatasi kemacetan yang ada,” katanya. (mas)