Harga Daging Ayam di Anjlok Jambi, Daya Beli Masyarakat Melemah

By MS LEMPOW 07 Apr 2023, 07:08:20 WIB Ekonomi
Harga Daging Ayam di Anjlok Jambi,  Daya Beli Masyarakat Melemah

Keterangan Gambar : Harga Daging Ayam di Anjlok Jambi, Daya Beli Masyarakat Melemah


Mediajambi.com - Tak seperti tahun-tahun lalu, menjelang dan saat Ramadhan tahun 2023 ini. Sejumlah barang kebutuhan pokok yang selama ini penyumbang inflasi kini cebderung turun harga, walau harga turun namun daya beli dari masyarakat hanya melemah.

Pantauan Media Jambi di beberapa pasar tradisional yang ada di Kota Jambi seperti Pasar Angso Duo, Simpang Pulai dan Talang Banjar dalam beberapa hari ini, beberapa komoditas mengalami penurunan drastis. Seperti harga ayam potong ditingkat tombol dan warung-warung dijual berkisar Rp 21-24 ribu per kilogamnya. Cebe merah rata-rata pedagang menjual dengan harga Rp 22 -29  ribu per kilogramnya.

Informasi yang dikumpulkan media Jambi dilapangan anjloknya harga beberapa komoditas kebutuhan pokok itu disebabkan melimpahnya pasokan, baik lokal maupun dari luar Provinsi Jambi seperti dari Bengkulu, Aceh dan Pulau Jawa. “Sejumlah sentra cabe merah baik lokal maupun luar Provinsi Jambi tengah panen raya,” kata seorang pedagang.

Turunnya harga daging ayam dan cabe anjlok karena pasokannya melimpah, sementara tingkat pembelian cenderung sepi. “Harga ayam turun dari biasanya diatas Rp 30 ribu, hari ini hanya Rp 21 ribu karena pasokan banyak,” kata Umi, pedagang ayam di Pasar Villa Kenali.

Menurutnya, harga ayam cenderung turun setiap harinya, dan belum pernah di atas Rp 30 ribu. "Sejak hari pertama Ramadhan, harga ayam cenderung turun. Pembeli juga tidak terlalu banyak. Bahkan ada yang membeli setengah kilo saja, pahalanya murah," jelasnya.

Dikatakannya, tahun lalu menjelang Ramadhan harga ayam potong berkisar 37 ribu per kilo. Tapi jelang bulan Ramadhan tahun ini cenderung turun, bahkan permintaan pun terbatas. “Terkadang stok yang ada hari ini tak terjual habis dan terpaksa jika sudah siang dijual dengan harga pokok,” tulisnya.

Begitupun harga cabe merah, dari biasanya Rp 32 hingga Rp 36 ribu perkilogram, hanya Rp 25 ribu hingga Rp 26 ribu. “Cabe yang masuk ke agen tidak hanya dari Pulau Jawa, juga banyak dari Kerinci, Padang, Bengkulu dan lainnya,” jelas Amir, pedagang cabe.

Pengamat Ekonomi dan Kebijakan Publik Dr Noviardi Ferzi mengatakan fenomena anjloknya harga sebenarnya kegagalan pemerintah dalam mengelola manajemen pasokan. Sisi lain daya beli masyarakat juga melemah, akibat inflasi yang berlarut dari Juni 2022 hingga kini.

Selain itu kebiasaan pemerintah mengintervensi pasar dalam bentuk operasi pasar membuat psikologi pasar terganggu.

Dalam hal ini pemerintah tidak berhasil menjalankan fungsi stabilisasi harga dengan keseimbangan harga dan pasokan.

Pemerintah sebenarnya bisa mengatur jalur distribusi barang, dengan melihat titik keseimbangan antara pasokan dan permintaan. Turunnya harga karena tiga faktor berupa over supply, psikologi pasar yang terganggu karena OP dan Daya beli yang melemah.

 

Solusinya, manajemen pasokan dalam mata rantai distribusi harus dijaga secara baik dan kontinyu... (mas)




Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Semua Komentar

Tinggalkan Komentar :