Kondisi Ketenagakerjaan Jambi di Tengah Melandainya Kasus Pandemi

By MS LEMPOW 16 Jun 2022, 18:57:35 WIB Ekonomi
Kondisi Ketenagakerjaan Jambi di Tengah Melandainya Kasus Pandemi

Keterangan Gambar : Nopriansyah, SST, MSi (Statistisi BPS Provinsi Jambi)


Mediajambi.com - Kondisi pandemi Covid-19 di Indonesia semakin lama semakin membaik. Untuk kasus aktif nasional atau pasien Covid-19 yang membutuhkan perawatan medis pada14 Juni 2022 bertambah 372 kasus, dengan kasus aktif di kisaran 5 ribuan. Capaian vaksinasi secara nasional juga sangat baik, angka penduduk yang sudah mendapat vaksinasi pertama sudah sekitar 96,47 persen, vaksinasi kedua sekitar 80,74 persen, dan booster sekitar 23,02 persen. Realisasi vaksinasi ini lebih tinggi dibandingkan dengan target WHO yaitu 70 persen.

Bagaimana dengan Jambi? angka vaksinasi lengkap Jambi sudah masuk kategori memadai, sekitar 76,37 persen, sedikit lebih rendah dari nasional tetapi sudah melebihi dari target WHO. Kasus aktif per tanggal 5 Juni 2022, ada sekitar 13 orang, dengan total kasus terkonfirmasi sebanyak 38 ribuan.

 

Dengan membaiknya kondisi pandemi Covid-19 di Jambi membawa angin segar bagi kondisi ketenagakerjaan. Pelonggaran pembatasan kegiatan masyarakat di luar rumah, membuat perekonomian semakin menggeliat, dan berdampak positif pada penyerapan tenaga kerja. Berdasarkan rilis BPS, angka pengangguran terbuka Jambi pada Februari 2022 mengalami penurunan dibanding Februari 2021, dari sebelumnya 4,76 persen menjadi 4,70 persen.

 

Jika dibandingkan berdasarkan jenis kelamin, angka pengangguran terbuka perempuan (5,02 persen) masih lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki (4,52 persen). Lebih tingginya angka pengangguran perempuan ini bisa jadi dikarenakan pasar tenaga kerja laki-laki yang lebih besar dibandingkan perempuan. Banyak jenis pekerjaan yang bisa dilakukan oleh laki-laki tapi akan sedikit janggal bagi perempuan, seperti buruh bangunan, ojek online, tukang becak dan sebagainya.


Dilihat dari klasifikasi wilayah, angka pengangguran di perkotaan (5,61 persen) lebih tinggi dibandingkan dengan daerah perdesaan (4,24 persen). Ini sedikit banyak juga dipengaruhi oleh kondisi pandemi, pembatasan-pembatasan kegiatan di daerah perkotaan, tentu saja berakibat pada aktivitas ekonomi. Kadang-kala PHK menjadi solusi jangka pendek yang dilakukan oleh pengusaha untuk mengatasi pemasukan yang berkurang. Sedangkan, di perdesaan mayoritas lapangan pekerjaannya di sektor pertanian yang teruji mampu bertahan di masa pandemi, sehingga daya serap tenaga kerjanya tidak terlalu terpengaruh.

 

Lebih dalam membahas dampak pandemi Covid-19, dari data yang dirilis BPS, jumlah pengangguran yang disebabkan oleh pandemi Covid-19 mengalami penurunan sebesar 5,57 persen. Sebelumnya ada 6,46 ribu orang yang menganggur karena Covid-19 di Februari 2021 menjadi 6,10 ribu orang di Februari 2022.Begitu pula jumlah orang yang bekerja dengan pengurangan jam kerja karena Covid-19 jugamengalami penurunan, sebelumnya sebanyak 129,88 ribu orang menjadi 73,48 ribu orang.Data ini menjelaskan bahwa melandainya kasus Covid-19 berpengaruh positif pada pengurangan angka pengangguran.


Oleh karena itu, tidak dapat dipungkiri bahwa Pandemi Covid-19 memberikan dampak yang sangat besar bagi Jambi. Di sisi ekonomi, Pandemi menyebabkan perlambatan pertumbuhan ekonomi, aktivitas ekspor impor terganggu, pengangguran, PHK, usaha gulung tikar dan yang lainnya. Selain itu pandemi juga menyebabkan disrupsi besar-besaran, terutama pada kebutuhan pada teknologi informasi dan jaringan internet, dan ini berdampak pada semua lini kehidupan.

         
Perbaikan kondisi ketenagakerjaan Jambi seperti yang tergambarkan sebelumnya memberikan semangat bagi pembangunan Jambi, setidaknya ini menggambarkan bahwa arah kebijakan yang diambil pemerintah dalam membangun sudah benar. Dari ulasan diatas secara umumada beberapa hal yang berdampak positif pada penurunan angka pengangguran Jambi, seperti kebijakan relaksasi ekonomi yang dilakukan pemerintah. Pelonggaran pembatasan kegiatan masyarakat di luar rumah, jam operasional mall, toko, rumah makan, dan pelonggaran pembatasan kegiatanlainnya memberikan dampak yang positif pada perekonomian, dan ini sangat mempengaruhi penyerapan tenaga kerja.

 

Naiknya harga-harga komoditas unggulan Jambi, seperti batubara secara langsung juga berakibat pada naiknya penyerapan tenaga kerja. Tercatat di februari 2022, tenaga kerja di sektor pertambangan naik sebesar 11,64 ribu orang. Permintaan yang tinggi akan batubara menyebabkan perusahaan meningkatkan produksinya dan berimbas pada kebutuhan penambahan tenaga kerja.

 

Pelonggaran PPKM juga berakibat pada naiknya kebutuhan akan transportasi umum. Tingginya permintaan transportasi umum ini pasti memerlukan penyediaan transportasi umum yang memadai. Ini tergambar dari penyerapan tenaga kerja di sektor transportasi dan pergudangan yang naik tinggi. Tercatat di februari 2022, jumlah pekerja di sektor ini naik sebanyak 57,69 ribu orang.

 

Berkaca dari fakta diatas, maka pemerintah perlu melakukan langkah-langkah agar perekonomian yang sudah berjalan baik tersebut dapat terjaga, atau bahkan ditingkatkan. Karena kondisi sekarang masih dalam pandemi Covid-19, maka pemerintah jangan sampai lengah. Kepatuhan masyarakat pada protokol kesehatan harus tetap dijaga. Vaksinasi covid-19 juga harus terus dilaksanakan, sampai dengan target yang diharapkan.

 

Bantuan stimulus kepada UMKM tetap menjadi prioritas, agar UMKM mampu bertahan di tengah kondisi pandemi seperti sekarang, begitu juga bantuan kartu prakerja bagi pengangguran. Gerakan menumbuhkan jiwa entrepreneurship melalui pelatihan kerja dan kewirausahaan juga diperlukan, agar masyarakat tidak hanya menjadi pekerja tetapi juga mampu menciptakan lapangan pekerjaan sendiri.


Pemerintah Jambi juga perlu terus menarik minat investor untuk menanamkan modalnya dan membuka usaha di Jambi.Tidak dapat dipungkiri bahwa peran investor swasta pada pembangunan ekonomi sangatlah tinggi, mengingat keuangan negara dan daerah yang terbatas. Banyak sektor dan komoditas unggulan yang masih perlu dikembangkan di Jambi, dan membutuhkan peran investor dalam mengelolanya, seperti hilirisasi sawit, karet, batubara dan komoditas yang lain.

 

Semoga dengan terkendalinya kondisi pandemi di Jambi, dapat selalu sejalan dengan perbaikan kondisi perekonomian dan kondisi ketenagakerjaan. Perekonomian semakin tumbuh, pengangguran semakin kecil, menandakan pertumbuhan ekonomi semakin berkualitas.Salam.(***)




Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Semua Komentar

Tinggalkan Komentar :