- Temui Menkeu Purbaya, Gubernur Al Haris Sampaikan Keluhan Daerah Terkait Penurunan TKD
- Wabup Katamso Tinjau Lokasi Rencana Pembangunan TPST di Merlung
- Bupati Anwar Sadat Pimpin Rapat Penyusunan RAPBD 2026
- Perkuat Ketahanan Keuangan di Tengah Disrupsi Teknologi dan Pergeseran Lanskap Global
- Peralihan Pengaturan dan Pengawasan Derivatif Keuangan dengan Aset yang Mendasari Berupa Efek dari Bappebti ke OJK
- Gubernur Al Haris Kukuhkan 278 Siswa Baru Angkatan XXXII SMAN Titian Teras H Abdurrahman Sayoeti
- Gubernur Al Haris: Lomba Cerdas Cermat Sarana Edukasi Pembentukan Karakter Generasi Penerus
- Doa Bersama di Masjid At-Taqwa Warnai Peringatan HUT ke - 80 TNI di Korem 042/Gapu
- Wabup Katamso Hadiri Peringatan PRB di Mojokerto
- Wawako Diza Tekankan Pentingnya Peran Baznas : Memberikan Kontribusi Nyata Bagi Penguatan Kesejahteraan Masyarakat
Superblok JBC Bikin Warga Kebanjiran, Dewan Ancam Hentikan Pembangunan!

Keterangan Gambar : Superblok JBC Bikin Warga Kebanjiran, Dewan Ancam Hentikan Pembangunan!
Mediajambi.com – Pembangunan superblok dan mal terbesar di
Provinsi Jambi, Jambi Business Center (JBC), menimbulkan sejumlah masalah
lingkungan, salah satunya banjir di area sekitar.
Kawasan Simpang Mayang, termasuk RT 10, RT 09, RT 11, RT 08,
RT 07, RT 32, RT 03, dan RT 02 Kelurahan Simpang Empat Sipin, menjadi langganan
banjir saat curah hujan tinggi.
Pada Jumat, 4 Oktober 2024, banjir dilaporkan mencapai paha
orang dewasa. Wakil Ketua DPRD Provinsi Jambi, Ivan Wirata, bersama Kabid SDA
Dinas PUPR Provinsi Jambi Yaser Arafat, Kadis PUPR Kota Jambi Momon, dan Kabid
SDA Kota Jambi Berlianto, melakukan inspeksi lapangan ke lokasi terdampak
banjir dan JBC. Namun, mereka hanya disambut oleh pihak keamanan JBC, tanpa
perwakilan dari pengembang.
Yaser Arafat, Kabid SDA Dinas PUPR Provinsi Jambi
menjelaskan bahwa banjir terjadi karena volume air yang masuk ke wilayah
Simpang Mayang melebihi kapasitas saluran drainase yang ada.
"Air yang masuk lebih banyak daripada yang bisa
dikeluarkan, sehingga terjadi genangan," ujarnya.
Pihak Dinas PUPR telah meminta JBC untuk membangun kolam
retensi guna menahan limpasan air, namun hingga kini belum ada tindak lanjut.
Menurut Yaser, persoalan kolam retensi sudah berlarut-larut
selama lebih dari setahun.
Desain kolam sudah diajukan kepada Balai Wilayah Sungai
Sumatera (BWSS) VI, namun belum ada keputusan terkait izin.
Ivan Wirata menyebut bahwa salah satu penyebab utama banjir
adalah belum dibangunnya kolam retensi oleh JBC.
"Kami sudah berulang kali mengingatkan JBC untuk segera
membangun kolam retensi, namun belum ada realisasi. Kalau terus membandel kita
stop pembangunan nya," ujarnya.
Ia juga mendesak agar Dinas PUPR Kota Jambi dan Provinsi
Jambi menganggarkan perbaikan drainase pada tahun 2025, agar permasalahan
banjir di wilayah tersebut dapat diatasi.
Jika semua pihak
berkomitmen, masalah banjir ini bisa diminimalisir," tambahnya.
Ivan menegaskan bahwa JBC wajib memenuhi komitmen Amdal
(Analisis Dampak Lingkungan) yang mensyaratkan pembangunan kolam retensi
sebelum melanjutkan pembangunan gedung. "Kolam retensi adalah solusi
utama, dan semua pihak harus segera bertindak," tegasnya.
Diharapkan dengan kerjasama antara pemerintah kota,
provinsi, dan pihak JBC, permasalahan banjir yang terus berulang dapat segera
diatasi untuk kenyamanan masyarakat di sekitar Jambi Business Center. *