- Cerita Srikandi Perubahan, Dari Lapas kini Buka Lapangan Kerja
- Inflasi Provinsi Jambi 0,32 pada Maret 2025, Andil Terbesar Disumbang Tarif Listrik
- Pemkab Tanjab Barat Menggelar Apel Gabungan Perangkat Daerah Dirangkaikan dengan Halal Bihalal Seluruh Pegawai
- Bupati H. Anwar Sadat Menghadiri Rapat Paripurna Ketiga, Pemandangan Umum Fraksi-Fraksi DPRD Terhadap LKPJ 2024
- Bupati Tanjung Jabung Barat Memimpin Langsung Rakor Instruksi Presiden RI Terkait Pembentukan Satgas PSN
- Bupati Tanjung Jabung Barat Mengikuti Kegiatan Road To Kajanglako XIII
- Bupati H Anwar Sadat Dilantik sebagai Ketua Majelis Pembimbing Cabang (Kamabicab) Gerakan Pramuka Cabang Tanjung Jabung Barat
- Bupati Tanjung Jabung Barat Menyambut Optimis Peresmian Akatara Gas Processing Facility Milik Jadestone Energy
- Wakil Bupati Tanjung Jabung Barat Menghadiri Musrenbang- RKPD tahun 2026
- Wakil Bupati Tanjung Jabung Barat Pantau Kegiatan Pembersihan Drainase Di Sepanjang Jalan Jenderal Sudirman
Edi Purwanto Minta Pihak Terkait Pasang Spanduk Bahaya Mandi di Sungai Batanghari.

Keterangan Gambar : Edi Purwanto Minta Pihak Terkait Pasang Spanduk Bahaya Mandi di Sungai Batanghari.
Mediajambi.com- Ketua DPRD Provinsi Jambi, Edi Purwanto
memberikan tanggapan terkait dengan beberapa kejadian tenggelamnya warga hingga
merenggut nyawa saat bermain air dan mandi di pinggir sungai batanghari.
Edi Purwanto meminta kepada pihak terkait untuk memasang
spanduk himbauan hingga larangan masyarakat untuk bermain atau mandi di pinggir
sungai batanghari. Hal ini sebagai upaya memberikan peringatan warga akan
bahaya yang sewaktu-waktu bisa terjadi saat bermain atau mandi di aliran sungai
batanghari.
"Kita minta kepada pihak babinsa atau babinkamtibmas,
BPBD dan terkait lainnya untuk bisa memasang spanduk atau baliho berupa
peringatan bahaya untuk masyarakat bermain hingga mandi di sungai
batanghari,"sebutnya.
"Kita melihat ini sudah banyak peristiwa warga yang
tenggelam bahkan meninggal dunia. Yang kita khawatirkan itu mandi dan bermain
air di sungai batanghari itu,"tambahnya.
Saat ini memang kondisi sungai batanghari tengah surut
mengikuti musim kemarau yang terjadi. Hamparan pasir akibat menurunnya debit
air sungai batanghari menjadi objek wisata dadakan, tidak hanya menikmati pemandangan
pasir, bahkan ada masyarakat yang mandi di pinggiran sungai.
Hal ini menurut Edi Purwanto harus menjadi perhatian
bersama, terutama dengan memberikan himbauan agar masyarakat tidak mandi di
pinggir sungai batanghari sebagai antisipasi. Apalagi memang karena ini menjadi
wisata dadakan, tentu kata Edi Purwanto tidak ada fasilitas keamanan bagi
masyarakat yang berkunjung.
"Maka saya minta agar diberikan spanduk atau baliho
peringatan bahaya mandi di pinggir sungai. Kemudian saya juga menghimbau kepada
masyarakat, terutama yang membawa anak-anak untuk betul-betul di jaga, jangan
sampai bermain atau mandi di sungai,"pungkasnya.(*)