- Korupsi Senilai Rp8,75 Miliar, Kejaksaan Tahan Kepala BRI Kayu Aro
- Perlu Kerjasama Antar Instansi untuk Atas Persoalan Kesejahteraan Sosial
- Sri Purwaningsih Memimpin Pengambilan Sumpah Janji Pejabat Fungsional Pengadaan Barang dan Jasa di Kota Jambi
- Di PKS, Romi Hariyanto Bacagub Pertama Ambil Formulir Penjaringan Cakada
- Nekad Edarkan Narkoba Jenis Sabu, Petani di Batanghari Ditangkap Polisi
- Jaksa Jadi Irup Peringatan Hardiknas di SMK 1 Kota Jambi, Radyan: Jaksa Berkewajiban Ingatkan Siswa Tentang Bahaya Kenakalan Remaja
- Peringatan Hardiknas di SMKN 4 Kota Jambi, Jaksa Budi: Siswa Tugasnya Belajar dan Jangan Salah Pergaulan
- Hardiknas 2024: Pinto Tekankan Peran Pendidikan dalam Meningkatkan IPM Jambi
- Dari Kampung Ivi Hamad, Merauke, TNI AD Dukung Ketahanan Pangan
- Siginjai 2024: Perayaan Baru Ekonomi dan Keuangan Syariah Jambi Bergelora
Gandeng Teknologi Blockchain Asal Jepang, Noka Coffee Hadir Dimasa Pandemi
Keterangan Gambar : KETIKA ribuan pengusaha menutup usahanya dan mem PHK karyawan akibat pandemi Covid-19. Noka Coffee hadir dan justru merekrut karyawan
KETIKA ribuan pengusaha menutup usahanya dan mem PHK karyawan akibat pandemi Covid-19. Noka Coffee hadir dan justru merekrut karyawan serta terus membuka outlet dibeberapa Kota di Indonesia.
Dibawah naungan PT Teruna Inspirasi Indonesia (Noka Coffee) merupakan startup F&B yang mengedepankan produk Specialty-grade coffee beans. Noka fokus dalam memberdayakan dan menceritakan kisah petani kopi yang berkolaborasi dengan perusahaan.
Dengan berbisnis langsung dengan petani kopi, Noka Coffee menjamin kopi kualitas terbaik juga dapat dinikmati dengan harga kopi kekinian. "Saat ini Rumah Noka (sebutan untuk kedai Noka Coffee) telah berdiri di Bandung, Padang, Jambi, Lampung, dan Sungai Penuh, Kerinci," ujar CEO Noka Cofee Panji Abdiandra.
Baca Lainnya :
- Pecahkan Rekor 50 Pasien Terkonfirmasi Covid-19 di Provinsi Jambi0
- Pandemi Covid-19 Pendapatan UMKM di Jambi Turun 20 Persen0
- Tanaman Hias Booming di Masa Pandemi COVID-19 di Kota Jambi0
- Gerai Seroja 49, Solusi Usaha di Masa Pandemi COVID-190
- Dampak Corona Purwandi Gantung Kamera Beralih Menjadi Petani Sayur 0
Menurut lelaki kelahiran Kerinci 23 tahun silam mengaku setiap bulannya menhabis satu ton kopi jenis Arabika dari mitranya Koperasi Kopi Alam Korintji (ALKO) merupakan perkumpulan Petani Kopi Lereng Gunung Kerinci yang berdiri pada tahun 2015.
ALKO didirikan dengan tujuan untuk memberi pendampingan kepada petani kopi agar dapat memiliki ilmu agribisnis dan teknologi, guna meningkatkan kapasitas anggota dalam menjadikan tanaman kopi sebagai pendapatan utama, sebagai penyangga ekonomi masyarakat, dan penunjang industri pariwisata Kerinci. "Saat ini ALKO memberdayakan lebih dari 600 petani di sekitar kaki gunung Kerinci," ujarnya.
Noka Cifee kata Panji saat ini menjalin kerja sama penggunaan teknologi blockchain untuk suplai biji kopi dengan perusahaan teknologi asal Jepang, Emurgo.
Sebagai brand yang mengedepankan tema The Infinite Story of Farmers, teknologi blockchain memungkinkan customer Noka Coffee untuk mengetahui perjalanan biji kopi yang mereka konsumsi from farm to cup: dari petani, kolektor, roaster, hingga diproses oleh barista di kedai. Caranya pun mudah, dimana customer hanya perlu memindai QR Code yang tertera di cup atau kemasan produk.
Dijelaskannya, salah satu produk andalan Noka adalah Mbak Erna Signature, yang dihasilkan dari biji kopi hasil budidaya salah seorang agripreneur terbaik Kerinci, di ketinggian 1,630 mdpl. 'Ketinggian yang cukup, ditambah pengelolaan kopi secara organik memastikan kompleksitas rasa biji kopi Sigararutang dan Andung Sari milik Mbak Erna mendapat nilai 8.5 dari Association of Indonesian Coffee Exporters and Industries (AICE)," jelasnya.
Target sasarannya adalah kaum milenial, dengan harga terjangkau berkisar Rp15.000-25.000/Cup-nya. Selain itu ruangan nyaman dan disediakan wiffi bagi konsumen, sehingga dapat menjadi tempat tongkrongan.
Founder dari Koperasi Petani Alam Korintji (ALKO), Suryono Bagas Tani mengatakan dengan teknologi blockchain mendorong petani lebih bertanggung jawab dalam menjaga kualitas biji kopi mereka.
"Dengan 600 lebih petani yang kami bina, jika ada buyer tidak puas dengan kualitas produk. Sekarang kami dapat segera mencari akar masalah dan lakukan pembenahan baik dengan petani maupun roaster. Blockchain sangat membantu dalam menjaga meningkatkan produktivitas dan menjaga kualitas biji kopi,” ujar Suryono.
CEO Emurgo, Shunsuke Murasaki berharap akan semakin banyak pemangku kepentingan agribisnis Indonesia mengaplikasikan teknologi ini untuk meningkatkan nilai jual dan daya saing di pasar global.
Dalam era teknologi seperti saat ini, terlebih pada saat pandemi dimana ruang gerak publik semakin terbatas – transparansi supply chain produk pertanian menjadi sebuah keunggulan tersendiri.
“Kami tertarik untuk melakukan pilot project dengan Noka Coffee, karena mereka memiliki semangat untuk mengangkat cerita perjuangan petani kopi. Meski pengaplikasian EMURGO Traceability Solution membutuhkan proses sosialisasi dan edukasi yang panjang khususnya bagi petani kecil yang minim akses teknologi, namun kami percaya manfaatnya akan sustain dan menginspirasi banyak stakeholders,” ucap Murasaki.(maas)