- Sayembara Logo dan Maskot Porprov XXIII/2023 Jambi
- Bupati Tanjab Barat Mengikuti Rakor Inflasi Daerah tahun 2023
- Sekda Tanjab Barat Pimpin Rapat Pemetaan Kerjasama
- Kapal Mati Mesin di Ambang Luar Kuala Tungkal Dua Nelayan Hilang. Tim SAR Lakukan Pencarian
- SMSI Jambi Berangkatkan 34 Orang Ke HPN 2023 di Medan
- Logo, Maskot dan Tagline PON XXI/2024 Aceh-Sumut Dilaunching
- Bupati Tanjab Barat Resmikan Mesjid As Syarif, Kodim 0419/Tanjab
- Banjir Rob Genangi Mesjid Agung Kuala Tungkal, Bupati Tanjab Barat Turun Tangan
- Bupati Tanjab Barat Safari Subuh di Mesjid Al Falahin, Minta Warga Waspadai Banjir Rob
- Pengurus KONI Batanghari Dikukuhkan, Segera Munculkan Atlet Atlet Berprestasi
Investigasi Terbaru, PETA Mengungkap Maraknya Kekejaman dalam Perdagangan Hewan Peliharaan

Keterangan Gambar : Anjing pug - jenis ras marak diperdagangkan secara daring/f-Ist
Mediajambi.com - Dirilis hari ini, sebuah investigasi baru dari PETA memperlihatkan penderitaan yang tersebar luas di peternakan-peternakan anjing di Indonesia. Video rekaman yang baru didapat menunjukkan anjing-anjing dikurung dalam kandang sempit, hampir tanpa perlindungan dari unsur alam di salah satu peternakan, hanya menggunakan terpal dan diberi makan dan minum dalam jumlah terbatas. Mereka hanya bisa berdiri diatas jaring kawat, kayu-kayu rusak atau tanah, dan video memperlihatkan anjing-anjing menangis, berjalan bolak balik dan berlari berputar terus-menerus.
Dua ekor anjing pug - jenis ras yang memiliki gangguan pernapasan - dipegang dan dikawinkan secara paksa oleh para peternak, yang akan menghasilkan anak-anak anjing dengan wajah dan hidung pesek yang akan mengalami kesulitan untuk berlari, berjalan dan bernafas. Kaki belakang seekor husky terlihat cacat dan seorang breeder (atau peternak) mengancam seekor Rottweiler sampai ia mundur ketakutan. Anjing-anjing dari tempat-tempat seperti ini dijual secara daring di Tokopedia, dan di situs-situs e-commerce beserta grup lainnya, dan dikirim ke seluruh penjuru negri dengan menggunakan jasa pengiriman seperti KI8 Express untuk menyuplai toko-toko hewan, termasuk yang berada di Jakarta.
“Tidak bisa lari dari kebisingan, bau tak sedap dan kesakitan, anjing-anjing ini menghabiskan hari mereka dengan berjalan mondar-mandir di dalam kandang suram, bahkan tanpa selimut untuk membuat mereka nyaman,” kata Wakil Presiden PETA Jason Baker. “PETA mendorong orang-orang untuk mengingat tangisan anjing-anjing ini dan tidak membeli hewan dari toko-toko hewan atau peternak.”
PETA mengingatkan bahwa setiap kali seseorang membeli anjing atau kucing “ras murni”, seekor anjing atau kucing di shelter (atau tempat penampungan) kehilangan kesempatan untuk mendapatkan rumah. Para peternak dan toko-toko hewan juga sering menjual hewan kepada siapapun yang mau membeli, tanpa perduli apakah pembeli akan memperhatikan hewan tersebut dengan baik, dan apakah pembeli akan memperlakukan hewan sebagai keluarga atau pendamping, dan bukan sebagai komoditas. Ini adalah beberapa alasan, diantara lainnya, mengapa PETA mendorong calon wali anjing untuk mengadopsi dari shelter-shelter, dimana jutaan hewan menantikan rumah permanen bagi mereka, dan untuk mensterilkan hewan pendamping tersebut.(***/rel)
Baca Lainnya :
- Survei Indopol: Tingkat Kepercayaan Polri Meningkat Jadi 69.35 Persen0
- Sepanjang 2022 Ratusan Miliar Transaksi Pornografi Anak 0
- Presiden Resmikan Bendungan Sadawarna Bendungan ke 33 Sejak 8 Tahun Terakhir0
- Presiden Jajal Naik Kereta LRT Cepat Nyaman Tanpa Masinis 0
- Presiden Resmikan Revitalisasi Stasiun Manggarai Tahap 10
