- Dirut PHR Regional 1 Kunjungi Program Pemberdayaan Masyarakat Srikandi Perubahan Mengubah Tantangan Menjadi Peluang di Lapas Perempuan Jambi
- Pantau Persiapan Pilkada di Tanjabtim, Pjs. Gubernur Sudirman Minta TNI dan Polri Kawal Ketat Pendistribusian Logistik
- Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel Dukung Penuh Langkah Polda Jambi Ungkap Praktik Pengoplosan LPG
- Cari Solusi Penyelesaian Perambahan Kawasan Hutan, Komisi II Konsultasi ke Kementerian Kehutanan
- Hendak Menyeberangi Sungai Batanghari Pakai Perahu, Warga VII Koto Ilir Tebo Tenggelam
- Pemkot Gelar Rakor Kesiapan Pilkada Serentak, Pj Walikota Harap Kota Jambi Jadi Contoh Pilkada yang Aman, Damai dan Kondusif
- Minimalisir Masalah Perempuan, Anak dan Perdagangan Orang, Pemkot Jambi Gelar Sosialisasi Bersama Komponen Masyarakat
- OJK Terbitkan POJK Penyelenggaraan Kegiatan Usaha Bulion
- Seorang Oknum PNS Menjadi Pelaku Pencabulan Terhadap Pelajar
- Polda Jambi Bersama FJPI Jambi Gelar FGD, Bahas Peran Perempuan dalam Menjaga Keamanan Pilkada 2024
Karbonisasi Tandan Kosong Sawit dan Pemanfaatannya sebagai Soil Conditioner
Keterangan Gambar : Karbonisasi Tandan Kosong Sawit dan Pemanfaatannya sebagai Soil Conditioner
Mediajambi.com- Pusat Penelitian Surfaktan dan Bioenergi,
Institut Pertanian Bogor bersama Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit
(BPDPKS) Mendorong Karbonisasi Tandan Kosong Sawit dan Pemanfaatannya sebagai
Soil Conditioner untuk Meningkatkan Efisiensi Pemupukan dan Kesuburan Tanah
pada Perkebunan Sawit di Jambi, pada tanggal 2 Juli 2024.
Kegiatan ini merupakan kegiatan tahun kedua dimana pada
tahun sebelumnya telah dilaksanakan rangkaian dari kegiatan Workshop di 3 kota
yaitu Pekanbaru (14 November 2023, Medan (21 November 2023 dan Palangkaraya.(28
November 2023). Pada Tahun 2024 akan dilaksanakan di 6 Kota yaitu Palembang (26
Juni 2024), Jambi (2 Juli 2024), Padang (5 Juli 2024), Pontianak (9 Juli 2024),
Samarinda (11 Juli 2024) dan Palu (15 Juli 2024).
Pada tahun 2022, luas areal perkebunan sawit hampir 15,38
juta Ha dengan produksi Tandan Kosong Kelapa Sawit sekitar 47 juta ton.
Berdasarkan analisis data proyeksi pada tahun 2050 akan dihasilkan Tandan
Kosong Kelapa Sawit sekitar 103 juta ton. Oleh sebab itu Tandan Kosong Kelapa
Sawit yang berlimpah ini perlu diolah menjadi produk yang memiliki nilai tambah
yang lebih tinggi.
Tandan Kosong Kelapa Sawit dihasilkan pada proses pengolahan
Tandan Buah Segar Sawit menjadi CPO. Jumlah biomassa TKKS yang dihasilkan pada
proses pengolahan sekitar 30-35% dari berat buah segar yang diolah. Saat ini
pemanfaatan Tandan Kosong Kelapa Sawit baik oleh Pabrik Kelapa Sawit ataupun
oleh Masyarakat masih sangat terbatas. Secara komersial pemanfaatannya saat ini
adalah untuk kompos, mulsa, dan pengerasan jalan-jalan di perkebunan. Sebagian besar Tandan Kosong Kelapa Sawit
masih ditimbun (open dumping) atau dibakar di incinerator. Oleh sebab itu perlu
dicari upaya pemanfaatannya yang lebih bernilai tambah tinggi.
Salah satu pemanfaatan Tandan Kosong Kelapa Sawit yang
bernilai tambah adalah dengan mengolahnya melalui proses karbonisasi dan
memanfaatkannya sebagai Soil Conditioner untuk meningkatkan kesuburan tanah dan
efisiensi pemupukan pada perkebunan kelapa sawit.
Berdasarkan hasil analisis budidaya perkebunan kelapa sawit,
sekitar 80% biaya operasional perkebunan kelapa sawit adalah biaya pemupukan
tanaman sawit. Saat ini hampir 100%
pupuk yang digunakan untuk perkebunan kelapa sawit adalah pupuk kimia. Oleh
sebab itu perlu dilakukan upaya untuk mengurangi penggunaan pupuk kimia pada
perkebunan kelapa sawit. Penggunaan
pupuk kimia di perkebunan kelapa sawit selain harganya yang mahal,
kadang-kadang juga terbatas ketersediaan dan juga dapat berdampak negatif pada
kesuburan tanah di lahan perkebunan kelapa sawit.
Kunci keberhasilan peningkatan produktivitas tanaman kelapa
sawit adalah kegiatan pemupukan. Pemupukan merupakan proses yang membutuhkan
biaya yang terbesar yang harus dikeluarkan dalam kegiatan budidaya perkebunan
kelapa sawit. Pada tanaman sawit kebutuhan pupuk untuk setiap umur tanaman
sawit berbeda-beda. Kelompok tanaman menghasilkan (TM) memerlukan dosis pupuk
sekitar 2 – 4 kg/pohon dengan jumlah pemupukan 2 kali dalam 1 tahun. Bila
diasumsikan 1 Ha kebun sawit dengan jumlah tanaman 143 pohon/Ha dengan
kebutuhan pupuk sekitar 858 kg/Ha/tahun. Dengan luas perkebunan sawit Indonesia
pada tahun 2022 adalah 15,38 juta Ha, maka kebutuhan pupuk untuk perkebunan
sawit Indonesia diperkirakan sekitar 13 juta ton/tahun. Oleh sebab itu perlu
dilakukan upaya-upaya untuk menurunkan biaya pemupukan perkebunan sawit, agar
biaya budidaya perkebunan sawit semakin efisien.
Berbagai usaha sudah dilakukan oleh perkebunan sawit untuk
menurunkan biaya pemupukan, seperti penggunaan Tandan Kosong Kelapa Sawit untuk
mulsa. Namun penggunaanTandan Kosong Kelapa Sawit membutuhkan waktu yang
relatif lama untuk dapat diserap oleh tanaman sawit, dan juga masih membutuhkan
biaya yang mahal dalam hal logistik dan distribusi untuk sampai ke kebun-kebun
sawit. Proses pengomposan Tandan Kosong Kelapa sawit membutuhkan waktu yang lama
yaitu sekitar 2 – 4 bulan, tergantung teknologi yang digunakan. Jumlah
pemakaian tandan kosong di lahan perkebunan sawit per pohonnya sebesar 200 kg
untuk tanaman menghasilkan, dimana sejumlah tersebut harus ditambahkan setiap
tahun. Hal ini tentunya berdampak pada tingginya biaya transportasi tandan
kosong sawit ke areal perkebunan. Selain itu, penggunaan kompos atau tandan
kosong kelapa sawit sebagai pupuk organik, menyebabkan perkembangan kumbang
tanduk yang dapat menurunkan produktivitas tanaman sawit. Salah satu upaya
untuk meningkatkan efisiensi pemupukan di perkebunan sawit adalah menggunakan
Biochar atau Karbon dari Tandan Kosong Kelapa Sawit. Biochar hasil proses
Karbonisasi Tandan Kosong Kelapa Sawit dapat digunakan sebagai Soil Conditioner
untuk meningkatkan kesuburan tanah dan efisiensi pemupukan pada perkebunan
kelapa sawit.
Menurut Sarwono (2008), dalam setiap ton tandan kosong
kelapa sawit mengandung unsur hara N 1,5%, P 0,5%, K 7,3% dan Mg 0,9%. Telah
diketahui bahwa N, P, K dan Mg merupakan unsur hara yang sangat dibutuhkan oleh
tanaman kelapa sawit. Selain unsur hara yang dikandung dalam Tandan Kosong
Kelapa Sawit tersebut, juga terdapat mineral-mineral yang dibutuhkan oleh
tanaman sawit.
Penggunaan Biochar hasil proses karbonisasi Tandan Kosong
Kelapa Sawit sebagai Soil Conditioner memiliki keunggulan yaitu menjaga
kelestarian kandungan bahan organik dan hara dalam tanah pada lahan perkebunan
sawit. Dengan adanya usaha pengembalian bahan organik yang berasal dari Tandan
Kosong Kelapa Sawit ke tanah di lahan perkebunan sawit, akan mempengaruhi
populasi mikroba tanah secara langsung, yang akan berdampak dalam jangka
panjang meningkatnya kesehatan, kesuburan dan kualitas tanah.
Kegiatan pemanfaatan Biochar dari Tandan Kosong Kelapa Sawit
ini memiliki siklus yang sangat baik dimana Produk Ameliorant yang digunakan
berasal dari sawit dan akan kembali ke lahan untuk perkebunan sawit. Selain itu
berpotensi pula untuk menurunkan emisi CO2 melalui efisiensi penggunaan pupuk
kimia dengan Biochar. Kedepannya terbuka pula peluang untuk mendapatkan Carbon
Credit melalui Carbon Trading yang sekarang lagi menjadi trend.
Proses Karbonisasi Tandan Kosong Kelapa Sawit menggunakan
teknologi karbonisasi yang tepat hanya membutuhkan waktu sekitar 15-20 menit,
dengan rendemen sekitar 30% dengan catatan kadar air TKKS dibawah 15%. Selain dihasilkan Biochar (Karbon), juga
dihasilkan Liquid Smoke (Asap Cair) sekitar 6% dan tar sekitar 3%. Biochar yang dihasilkan dapat digunakan untuk
meningkatkan efisiensi pemupukan dan peningkatan mineral pada perkebunan kelapa
sawit. Liquid Smoke yang dihasilkan sebagai hasil samping dapat digunakan untuk
bahan pengawet ikan, produksi ikan asap, bio-desinfektan terutama untuk
pengurang bau dan pengusir lalat pada peternakan unggas sseperti ayam dan
puyuh, bahan baku flavour barbeque dan lain sebagainya yang bisa digali lebih
lanjut. Sementara itu Tar yang
dihasilkan dapat digunakan untuk bahan bakar ramah lingkungan.
Bila semua biomass TKKS di Indonesia (47,21 juta ton dengan
kadar air 65% atau setara dengan 11 juta ton TKKS dengan kadar air 15%)
dilakukan proses karbonisasi dengan teknologi yang tepat, maka akan dihasilkan
sekitar 3,2 juta ton biochar TKKS. Artinya dapat digunakan sebagai soil
conditioner untuk meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk kimia di perkebunan
sawit sejumlah 483.000 Ha per tahun (asumsi pemberian biochar sebesar 2,9
ton/Ha kebun sawit per 5 tahun). Dalam 5 tahun berpotensi dilakukan pemberian
biochar pada lahan perkebunan sawit seluas 2,4 juta Ha. Berbasarkan hasil analisis dari PT BGA,
penggunaan biochar dari tandan kosong sawit sebagai Soil Conditioner dapat
mengurangi jumlah pupuk NPK yang digunakan sebesar 20%. Jumlah ini sangat
signifikan, mengingat ketika harga pupuk kimia meningkat, maka 80% dari biaya
perkebunan sawit berasal dari biaya pemupukan. Selain harga pupuk kimia yang
semakin meningkat, kelangkaan pupuk juga sering dihadapi oleh petani sawit,
terutama petani swadaya.
Kegiatan workshop ini bertujuan untuk mendorong proses karbonisasi
Tandan Kosong Kelapa Sawit yang tepat dan efisien, memberikan informasi
karakteristik dan potensi Biochar (Karbon) Tandan Kosong Kelapa Sawit sebagai
Soil Conditioner untuk meningkatkan kesuburan tanah dan efisiensi pemupukan
pada perkebunan sawit, memberikan gambaran manfaat ekonomi, sosial, dan
lingkungan terkait pemanfaatan Biochar Tandan Kosong Kelapa Sawit, serta
memberikan gambaran estimasi penurunan emisi CO2 melalui pemanfaatan Biochar sebagai Soil Conditioner
pada perkebunan kelapa sawit. Kegiatan ini juga diharapkan dapat menambah
wawasan bagi petani kelapa sawit dan pabrik CPO terkait potensi dan manfaat
Biochar dari Tandan Kosong Kelapa Sawit..
Sponsor utama kegiatan workshop ini adalah Badan Pengelola
Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS). Kegiatan ini juga disupport oleh
Perguruan Tinggi di Jambi, yaitu Universitas Jambi. (*)