- Korupsi Senilai Rp8,75 Miliar, Kejaksaan Tahan Kepala BRI Kayu Aro
- Perlu Kerjasama Antar Instansi untuk Atas Persoalan Kesejahteraan Sosial
- Sri Purwaningsih Memimpin Pengambilan Sumpah Janji Pejabat Fungsional Pengadaan Barang dan Jasa di Kota Jambi
- Di PKS, Romi Hariyanto Bacagub Pertama Ambil Formulir Penjaringan Cakada
- Nekad Edarkan Narkoba Jenis Sabu, Petani di Batanghari Ditangkap Polisi
- Jaksa Jadi Irup Peringatan Hardiknas di SMK 1 Kota Jambi, Radyan: Jaksa Berkewajiban Ingatkan Siswa Tentang Bahaya Kenakalan Remaja
- Peringatan Hardiknas di SMKN 4 Kota Jambi, Jaksa Budi: Siswa Tugasnya Belajar dan Jangan Salah Pergaulan
- Hardiknas 2024: Pinto Tekankan Peran Pendidikan dalam Meningkatkan IPM Jambi
- Dari Kampung Ivi Hamad, Merauke, TNI AD Dukung Ketahanan Pangan
- Siginjai 2024: Perayaan Baru Ekonomi dan Keuangan Syariah Jambi Bergelora
Panen Penghargaan Tertinggi Lingkungan Hidup 11 KKKS Raih Proper Emas
Keterangan Gambar : Panen Penghargaan Tertinggi Lingkungan Hidup 11 KKKS Raih Proper Emas
Mediajambi.com, Jakarta – 30 Januari 2024. Satuan Kerja
Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) bersama
Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) semakin menunjukkan keseriusannya dalam
mencapai salah satu target dalam rencana dan strategi (Renstra) Indonesia Oil
& Gas 4.0, yaitu menjaga keberlanjutan lingkungan. Tahun 2023 menjadi tahun
terbaik bagi industri hulu migas, karena menjadi tahun dengan tingkat kepatuhan
terhadap lingkungan paling tinggi dari yang pernah ada dengan 11 (sebelas) KKKS
memperoleh penghargaan tertinggi di lingkungan hidup yaitu Proper Emas.
Dibandingkan dengan tahun sebelumnya, maka penghargaan Proper Emas di tahun
2023 meningkat 89% dibandingkan capaian yang sama di tahun 2022.
Ketaatan industri hulu migas terkait lingkungan terus
meningkat. Hal ini terlihat dari hasil Penilaian oleh Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan bahwa dari 73 KKKS yang dilakukan Penilaian, sebanyak 68
atau 95,8% masuk kategori nilai taat dengan 11 KKKS atau 15,5% memperoleh
Proper Emas, 26 KKKS atau 36,6% mendapatkan Proper Hijau dan 31 KKKS atau 43,7%
mendapatkan Proper Biru.
Baca Lainnya :
“Isu lingkungan tidak lagi menjadi beban industri hulu
migas, tetapi telah menjadi bagian dari proses bisnis di tengah transisi energi
yang tengah berlangsung serta menunjukkan keberhasilan industri hulu migas
beradaptasi dengan lingkungan bisnis yang baru sehingga dapat menjaga
keberlanjutan industri hulu migas di masa yang akan datang”, kata Deputi
Eksploitasi SKK Migas Wahju Wibowo di Jakarta (30/1).
Terkait hasil Penilaian Proper dari Kementerian LHK, Wahju
menyampaikan apresiasi kepada KKKS atas pencapaian tersebut dan mengharapkan
untuk dapat mempertahankan dan meningkatkannya di tahun 2024. “Kami akan
mendorong agar 11 KKKS bisa mempertahankan Proper Emas dan kemudian mendorong
26 KKKS yang memperoleh Proper Hijau ada yang kemudian bisa naik mendapatkan
Proper Emas”, terangnya.
Menurutnya, industri hulu migas telah berkembang tidak lagi
hanya berbisnis di minyak dan gas. Berkembangnya bisnis di penyimpanan karbon
telah menjadi bisnis baru di industri hulu migas di Indonesia. Komitmen
Pemerintah untuk dapat mencapai nett zero emission di tahun 2060 mendorong
kebijakan di bisnis carbon capture storage (CCS)/carbon capture utilization
storage (CCUS). Hal ini tentu menjadi angin segar bagi industri hulu migas yang
memiliki potensi yang besar terkait penyimpanan karbon. “Tahun lalu tanggal 24
November 2023, Presiden telah melakukan ground breaking proyek CCUS Ubadari
yang dioperasikan oleh BP. Ini tentu menjadi milestone penting untuk proyek
CCS/CCUS yang lainnya”, terangnya.
Saat ini, tercatat ada 2 (dua) proyek CCS/CCUS yang sedang
dikembangkan yaitu CCUS Ubadari dan CCS Saka Kemang. Untuk CCS Ubadari
berfungsi menginjeksikan sekitar 25 juta ton CO2 sampai tahun 2035 ke reservoir
Lapangan Vorwata dari potensi kapasitas penyimpanan CO2 hingga 1,8 Gt.
Sedangkan di CCS Saka Kemang memiliki potensi penyimpanan hingga 20 juta ton.
Tidak hanya dalam bentuk CCS/CCUS, Low carbon initiatives lainnya juga
digalakkan misalnya program zero flaring, optimasi fuel dan konversi gas to
wire (elektrifikasi).
Lebih lanjut Wahju menyampaikan jika CCS/CCUS nanti juga
akan berkontribusi dalam meningkatkan penilaian terkait pengelolaan lingkungan
di industri hulu migas. Oleh karenanya, dia optimis kedepan ketaatan industri
hulu migas akan terus meningkat dan akan semakin banyak KKKS yang nantinya
memperoleh Proper Emas. “Perubahan paradigma tentang industri hulu migas
sebagai industri yang berkontribusi langsung dan nyata dalam menyelamatkan lingkungan
yang keberadaannya sangat dibutuhkan untuk kontribusinya dalam mendukung target
nett zero emission di 2060. Oleh karen itu, kami membutuhkan dukungan dari para
pemangku kepentingan agar tujuan tersebut bisa tercapai”, tegas Wahju.(***)