- Gubernur Al Haris Kukuhkan 278 Siswa Baru Angkatan XXXII SMAN Titian Teras H Abdurrahman Sayoeti
- Gubernur Al Haris: Lomba Cerdas Cermat Sarana Edukasi Pembentukan Karakter Generasi Penerus
- Doa Bersama di Masjid At-Taqwa Warnai Peringatan HUT ke - 80 TNI di Korem 042/Gapu
- Wabup Katamso Hadiri Peringatan PRB di Mojokerto
- Wawako Diza Tekankan Pentingnya Peran Baznas : Memberikan Kontribusi Nyata Bagi Penguatan Kesejahteraan Masyarakat
- Komitmen Turunkan Angka Pengangguran Terbuka, Walikota Jambi Sambangi Ditjen Binalavotas Kemnaker
- Sebanyak 15 Petarung Jambi Siap Berlaga di PON Kudus Jawa Tengah
- 80 Atlit Jambi dari 8 Cabor Siap Persembahan Medali di PON Kudus Jawa Tengah
- Gubernur Al Haris Terima Kunker Panja Migas Komisi XII DPR RI
- Sekda Sudirman: ASN Jambi Siap Berprestasi dan Melayani
Anies Nyatakan Perang Gerilya Terhadap Stunting

Keterangan Gambar : Anies Nyatakan Perang Gerilya Terhadap Stunting/f-dok
"Penyumbang terbesar kasus stunting adalah masyarakat
Indonesia. Bagaimana cara Anies Baswedan entaskan stunting ?. Padahal Indonesia
memiliki ikan, lobster, daging, telur, beras, kepiting, cumi, tumbuh-tumbuhan,
susu kuda liar, madu dan lainnya. Tulisan ini berdasarkan kajian dan riset
semasa Anies Baswedan pengalaman Gubernur DKI Jakarta ?."
Penulis: Rusdianto Samawa, Penulis dari Kantor FOURBES,
Lembaga Kajian, Riset dan Kebijakan Publik
Mediajambi.com - Pengalaman Anies Baswedan saat Gubernur
Provinsi DKI Jakarta berupaya untuk entaskan stunting. Gizi paling penting
dalam masa pertumbuhan anak. Kasus kekurangan gizi, masalah mendasar yang perlu
segera ditangani dengan baik. Waktu itu, di Jakarta ada 27% kasus stunting.
Namun, ada periode selanjutnya 0% kasus (bebas stunting). Itulah prestasi Anies
Baswedan memimpin Jakarta.
Bentuk pencegahannya, adanya keterlibatan organisasi sosial
kemasyarakatan, TNI dan Polri. Dengan demikian, Pemerintah Provinsi (Pemprov)
DKI Jakarta saat itu bekerjasama dengan masyarakat. Karena masalah stunting
adalah satu dari sekian banyak deretan ketimpangan.
Untuk Indonesia, Pasangan AMIN pada pilpres 2024 berkomitmen
kuat tuntaskan Stunting. Bahkan nyatakan perang gerilya terhadap penyakit
lintas generasi itu. Pasangan AMIN, sudah membaca prevalensi stunting di
perkotaan capai 32%, memang lebih rendah dibanding di pedesaan capai 42%.
Angka ini harus kita kurangi dan para orangtua harus lebih
serius perhatikan makanan dan asupan yang diberikan kepada anak-anak, terutama
di 1.000 hari pertama kehidupannya, karena di situlah kuncinya,” Kata Anies
saat konpers dengan media (8/12/23)
Seperti diketahui, stunting adalah kondisi di mana anak
mengalami gangguan pertumbuhan sehingga menyebabkan lebih pendek ketimbang
teman-teman seusianya. Kondisi ini disebabkan oleh tidak tercukupinya asupan
gizi anak. Stunting terjadi mulai janin masih dalam kandungan dan baru nampak
saat anak berusia dua tahun. Stunting juga bisa terjadi akibat asupan gizi saat
anak masih di bawah usia dua tahun tidak tercukupi.
Usulan rakyat kepada Pasangan AMIN agar mencari terobosan
baru dalam menekan sekaligus menghapus stunting. Penyumbang terbesar kasus
stunting adalah masyarakat Indonesia. Bagaimana cara Anies Baswedan entaskan
stunting yang telah nyatakan perang gerilya terhadap stunting. Padahal
Indonesia memiliki ikan, lobster, daging, telur, beras, kepiting, cumi,
tumbuh-tumbuhan, susu kuda liar, madu dan lainnya.
Tentu bagi pasangan AMIN dimulai 2024, harus hadir terobosan
baru berdasarkan kearifan lokal yang dimiliki masyarakat melalui program
pembagian pangan secara rutin. Pangan yang dimaksud tidak asing lagi, yakni
menumbuhkan makanan konsumsi hasil laut, perternakan dan pertanian.
Usulan rakyat kepada Pasangan AMIN ini, memiliki dampak
ekonomi yang dahsyat taraf lokal: pertama, pemberdayaan Kuda untuk menghasilkan
susu kuda yang berkualitas. Karena uji klinis dan farmatologis susu kuda dapat
menambah gizi bagi anak - anak dan pertumbuhan tulang sehingga sehat.
Kedua, gerakan makan ikan (Gemar Ikan), program ini bagus,
telah dijalankan oleh pemerintah melalui program kementerian kelautan -
Perikanan. Pemerintah bisa membeli ikan dari nelayan langsung dan dibagikan
kepada masyarakat melalui Gerakan Makan Ikan (Gemar Ikan) setiap Minggu
diberbagai desa. Negara harus hadir entaskan stunting melalui program ini.
Ketiga, hasil hutan dan pertanian seperti madu dan lainnya untuk menjadi
supporting gizi dan kesehatan masyarakat agar kedepan Indonesia terbebas dari
stunting.
Semua usulan program ini, sebagai bentuk nyatakan perang
gerilya terhadap stunting. Karena stunting sendiri, salah satu isu yang harus
prioritas tinggi mendapat perhatian.
Negara dan pemerintah, menurut Pasangan AMIN, tidak boleh
ragu berinvestasi dengan program Posyandu yang masif di seluruh Indonesia.
Tentu dilengkapi dengan persediaan gizi berupa Susu Kuda dan Ikan maupun hasil
hutan. Hal itu untuk memastikan bahwa ibu hamil itu ada pasokan gizi yang
sehat, sehingga kita akan mendapatkan anak-anak yang tidak stunting, yang
ototnya kuat, yang otaknya kuat, yang kemudian mereka bisa menjadi orang yang
baik di kemudian hari.
Sehingga kedepan, Pasangan AMIN ingin kerjasama lebih
progresif antara pemerintah pusat, daerah, desa dan organisasi sosial
kemasyarakatan untuk bereskan stunting secara sama-sama. Pasangan AMIN Nyatakan
Perang Gerilya Terhadap Stunting.[***]