Efektivitas Eco Enzyme Plus Untuk Meningkatkan Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Terung Ungu (Solanum Melongena L.) Pada Lahan Ultisol

By MS LEMPOW 27 Okt 2024, 11:29:54 WIB PERTANIAN
Efektivitas Eco Enzyme Plus Untuk Meningkatkan Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Terung Ungu (Solanum Melongena L.) Pada Lahan Ultisol

Keterangan Gambar : Efektivitas Eco Enzyme Plus untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman dan hasil terung pada lahan ultisol, dilakukan dengan menggunakan metode eksperimental di Teaching and Research Farm Faperta Unja


 Mediajambi.com - Terung (Solanum melongena L.) termasuk kedalam jenis sayuran tahunan semusim. Buah terung kaya akan mineral (K, Mn, Fe, dan Ca), mengandung gizi yang cukup tinggi terutama kandungan vitamin A dan Fosfor (1). Terung juga memiliki banyak khasiat medis, yaitu membantu menurunkan kadar kolestrol darah, mengatur tekanan darah tinggi serta cocok untuk diet dan diabetes (2). 

Seiring dengan pertambahan jumlah penduduk yang semakin tinggi dan diiringi dengan kemajuan sektor industri pariwisata dan farmasi yang menggunakan buah tanaman terung, maka permintaan terhadap terung juga terus meningkat. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik,   tercatat konsumsi terung sektor rumah tangga di Indonesia tahun 2022 mencapai 790,8 ribu ton, mengalami kenaikan 10,1% dibandingkan tahun sebelumnya hanya 710,9 ribu ton. Produksi dan produktivitas terung di Indonesia tidak selalu meningkat, bahkan mengalami penurunan yang cukup signifikan dari tahun 2019-2020 (3). Peningkatan produktivitas di Provinsi Jambi pada tahun 2021 dan 2022 telah  mampu menyamai tingkat produktivitas di Indonesia. Namun, apabila dibandingkan dengan potensi produksi   varietas Yuvita F1 yang mencapai  56,44 ton/ha, maka produktivitas Jambi masih jauh di bawah. Melihat kondisi ini, maka masih mungkin untuk melakukan upaya intensifikasi dalam rangka untuk meningkatkan produktivitas terong di Provinsi Jambi. . Sehingga Provinsi Jambi memiliki peluang dalam meningkatkan produktivitas tanaman terung, misalnya dengan pengolahan lahan, pemupukan dan pengembalian kesuburan tanah (4).

    Produktivitas terung yang rendah di Provinsi Jambi antara lain disebabkan oleh kesuburan tanah. Sebagian besar tanah di Provinsi Jambi didominasi oleh jenis tanah ultisol, yaitu mencapai 1.956.162 ha atau 39,93% dari luas lahan yang ada yaitu 4.898.978 ha (5). Tanah ultisol merupakan tanah yang bersifat masam, miskin kandungan hara makro dan kandungan bahan organik rendah (6). Sehingga jika dimanfaatkan untuk media tanam maka harus ada upaya perbaikan  yang bertujuan untuk meningkatkan kesuburan tanah.

    Kesuburan tanah yang rendah pada tanah ultisol menjadikan tanah ultisol tidak produktif. Peningkatan kebutuhan akan lahan produktif pada saat ini terus terjadi mengikuti kebutuhan pangan yang terus meningkat sejalan dengan bertambahnya jumlah penduduk. Melihat kondisi ini, maka  perluasan lahan produktif melalui tindakan perbaikan khusus untuk mengoptimalkan tanah ultisol yang tergolong sebagai lahan marjinal sangat dibutuhkan. Perbaikan yang dimaksud hendaknya tidak menggunakan input buatan dari luar yang dikenal dengan High Ekternal Input Agriculture (HEIA) karena akan mengancam ekologi dan sosial dari teknologi revolusi hijau dan bahaya ketergantungan produksi pada sumber daya energi yang tidak dapat diperbaharui lagi, melainkan yang dapat memberikan kontribusi pada Low Eksternal Input Sustainable Agriculture (LEISA)(7).

    Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan menggunakan pupuk organik Eco Enzyme yang merupakan bahan hasil fermentasi molase atau gula merah, sisa sayuran atau buah, dan air dengan perbandingan 1:3;10.  Kadar unsur hara yang dikandung Eco Enzyme cukup rendah, untuk itu diperlukan adanya pengkayaan menggunakan cangkang telur, air cucian beras dan bonggol pisang yang disebut Eco Enzyme Plus.

     Tujuan penelitian adalah melihat efektivitas  Eco Enzyme Plus untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman dan hasil terung pada lahan ultisol, dilakukan dengan menggunakan metode eksperimental di Teaching and Research Farm  Faperta Unja selama 3 bulan. Rancangan percobaan menggunakan RAK dengan 5 perlakuan, yaitu Eco Enzyme Plus 0%, 3%, 6%, 9% dan 12% dan jumlah ulangan 5. Analisis awal menggunakan Anova dan untuk melihat perbedaan antar perlakuan menggunakan DNMRT.

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) tanaman terung ungu memberikan respon terhadap pemberian Eco Enzyme  plus melalui indikator pertumbuhan  tinggi tanaman, diameter batang, jumlah cabang, jumlah buah per tanaman dan bobot buah per tanaman,   dan 2) Aplikasi Eco Enzyme  plus dengan konsentrasi 9% memberikan hasil terbaik terhadap  pertumbuhan dan hasil terung ungu. Dengan demikian terbukti bahwa Eco Enzyme Plus yang merupakan alternatif budidaya ramah lingkungan yang berkelanjutan, baik secara ekonomi maupun ekologi sangat efektif dalam meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman terung ungu. (Ardiyaningsih Puji Lestari, Elly Indraswari, Rainiyati, Nyimas Myrna Elsa Fathia  Prodi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Jambi, Jl Raya Jambi-Ma. Bulian km15 Mendalo Indah) ( Korespondensi: ardiyaningsih_puji@unja.ac.id


     DAFTAR PUSTAKA

    (1) Sahri M dan Rosdiana. 2017. Respon Tanaman Terong (Solanum melongena L.) Terhadap Interval Pemberian Pupuk Organik Cair Dengan Interval Waktu yang Berbeda. Prosiding seminar nasional: 155-162

    (2) Sulardi, Tharmizi H, Wasito, dan Najla L. 2022. Agribisnis Budidaya Tanaman Terong Ungu. Dewangga Enerfi Internasional. Medan

    (3) Pusat Statistik Provinsi Jambi. 2022. Produksi Tanaman Sayuran. https://jambi.bps.go.id;internet. (diakses pada 25 oktober 2023)

    (4) Candra A, Hudaini H, dan Bejo S. 2022. Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Terung (Solanum melongena L.) Terhadap Pemberian Pupuk Organik Cair Azolla (Azolla pinata) dan Pupuk P. Jurnal UM Jember Proceeding Series, 1(2):123-137

    (5) Badan Perencana Pembangunan Daerah Jambi. 2013. Peraturan Daerah Provinsi Jambi tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Jambi 2013 2033. Badan Perencana Pembangunan Daerah Jambi, Jambi.

    (6) Syahputra, E., Fauzi dan Razali. 2015. Karakteristik Sifat Kimia Sub Grup Tanah Ultisol di Beberapa Wilayah Sumatra Utara. Jurnal Agroekoteknologi, 4(1): 22-28.

    (7) Reijntjes C., B Haverkot dan A. Waters-Bayer. 1999. Pertanian Masa Depan. Yayasan Kanisius, Yogyakarta

     

     

     

                  

     

     

     

      




    Write a Facebook Comment

    Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

    Semua Komentar

    Tinggalkan Komentar :