Godang Sitompul Soroti Tren dan Tantangan Industri Hulu Migas di Media Gathering FJM Jambi

By MS LEMPOW 11 Nov 2025, 16:54:18 WIB Ekonomi
Godang Sitompul Soroti Tren dan Tantangan Industri Hulu Migas di Media Gathering FJM Jambi

Keterangan Gambar : Godang Situmpul Soroti Tren dan Tantangan Industri Hulu Migas di Media Gathering FJM Jambi


Mediajambi.com – Pemimpin Redaksi Ruang Energi dan penasehat Forum Wartawan Kementerian ESDM, Godang Sitompul, menjadi narasumber dan memberikan pencerahan mendalam mengenai tren, tantangan, dan visi masa depan sektor industri hulu minyak dan gas bumi (migas) Indonesia dalam acara media gathering Forum Jurnalis Migas (FJM) Jambi. Acara yang berlangsung  Selasa (11/11/2025) menjadi wadah diskusi yang konstruktif antara pelaku media dan ahli industri.

 Dalam paparannya, Godang Situmpul menyoroti beberapa tren dan inovasi terkini yang tengah mewarnai industri hulu migas. Salah satunya adalah penerapan cluster drilling di wilayah kerja Pertamina Hulu Rokan (PHR Rokan). "Cluster drilling memungkinkan pengeboran beberapa sumur dari satu lokasi, sehingga lebih efisien dan mengurangi dampak lingkungan," jelasnya.

 Selain itu, digitalisasi operasi melalui pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) dan sistem SCADA (Supervisory Control and Data Acquisition) juga menjadi fokus utama. "Digitalisasi membantu meningkatkan efisiensi, mengurangi biaya operasional, dan meningkatkan keselamatan kerja," tambah Godang.

    Dikatakan Teknologi Enhanced Oil Recovery (EOR) juga terus dikembangkan, dengan fokus pada penggunaan surfaktan dan injeksi CO?. "EOR menjadi kunci untuk meningkatkan produksi dari lapangan-lapangan tua," ujarnya. Godang juga menekankan pentingnya kolaborasi global dalam pengembangan teknologi Carbon Capture & Storage (CCS).

     Godang Situmpul tidak hanya menyoroti potensi, tetapi juga tantangan yang dihadapi sektor hulu migas. Transisi energi global dan fluktuasi harga minyak menjadi perhatian utama. "Kita harus mampu beradaptasi dengan perubahan pasar global dan tetap kompetitif," tegasnya.

     Keterbatasan infrastruktur dan pendanaan juga menjadi kendala yang signifikan. "Investasi yang dibutuhkan sangat besar, mencapai lebih dari US$ 20 miliar per tahun," ungkap Godang. Selain itu, tantangan sosial dan lingkungan juga tidak bisa diabaikan. "Kita harus memastikan bahwa kegiatan hulu migas memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar dan tidak merusak lingkungan," tambahnya.

     Selanjutnya dia memaparkan kondisi terkini sektor hulu migas Indonesia. Pada tahun 2024, produksi minyak mencapai sekitar 600 ribu barel per hari (bph) dan gas sekitar 5.500 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD). "Lapangan-lapangan tua yang dikelola oleh Pertamina Hulu Rokan masih menjadi tulang punggung produksi," jelasnya.

     Eksplorasi di wilayah-wilayah frontier seperti Andaman, Papua, dan Natuna D-Alpha juga terus dilakukan untuk menemukan cadangan baru.

     Dia optimistis industri hulu migas Indonesia dapat mencapai target yang telah ditetapkan. "Kita menargetkan produksi 1 juta bph minyak dan 12 BSCFD gas pada tahun 2030," ujarnya dengan optimisme.

     Untuk mencapai visi tersebut, beberapa strategi kunci perlu diimplementasikan. Pertama, akselerasi proyek-proyek besar seperti Indonesia Deepwater Development (IDD), Masela, Tangguh, dan Natuna D-Alpha. Kedua, reformasi fiskal untuk menarik investasi. Ketiga, penguatan kapasitas nasional melalui peningkatan kompetensi sumber daya manusia dan pengembangan teknologi.

    Acara media gathering  di Lampung ini diikuti 55 media yang ada di Jambi. Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai peran strategis industri hulu migas dalam mendukung ketahanan energi nasional.(mas)




    Write a Facebook Comment

    Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

    Semua Komentar

    Tinggalkan Komentar :