- Bappebti Kemendag Alihkan Tugas Pengaturan dan Pengawasan Aset Keuangan Digital termasuk Aset Kripto serta Derivatif Keuangan kepada OJK dan BI
- Jurnalis Mendominasi Juara Turnamen Domino HUT Jambi Ke-68
- KPU Kota Jambi Tetapkan Maulana-Diza Sebagai Pasangan Walikota Terpilih
- KPU Kota Jambi Gelar Rapat Pleno Terbuka, Penetapan Pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota Terpilih
- Kapolda Jambi Memimpin Upacara Sertijab Dirreskrimum, Dirpamobvit dan Kapolresta
- Kapolda Jambi Silaturahmi bersama Danlanal Palembang
- Hadirkan Spirit DNA R-Series, AEROX ALPHA Beri Dobrakan Desain yang Agresif Ala Motor Super Sport
- Pj Walikota Sampaikan Ucapan Selamat Maulana-Diza Sebagai Walikota dan Wakil Walikota Jambi Hasil Pemilihan Serentak Tahun 2024
- Kapolda Jambi Rotasi dan Mutasi di Jajaran Kepolisian
- Kaleidoskop 2024: 1.042 Km Jalan Tol Trans Sumatera dan Inovasi Digital, Wujudkan Asta Cita
Ini Cara Mudah Transformasi Digital di Kampus ala Prof Marsudi Dewan Pengarah BRIN
Keterangan Gambar : Ini Cara Mudah Transformasi Digital di Kampus ala Prof Marsudi Dewan Pengarah BRIN
Mediajambi.com (Surabaya, (22/04/22) - Transformasi digital di perguruan tinggi sangat penting untuk meningkatkan kualitas kampus. Mustahil menyiapkan putra-putri bangsa yang menguasai teknologi digital dan mampu menaklukkan tantangan global, jika kampusnya sendiri belum mahir menggunakan teknologi.
Hal ini diungkapkan oleh Dewan Pengarah Badan Riset Inovasi Nasional Prof. Marsudi Wahyu Kisworo, dalam Webinar SEVIMA pada Kamis (21/04) pagi. Dihadiri 2.000 Rektor dan Dosen se-Indonesia, Marsudi menjelaskan manfaat yang bisa dirasakan bila perguruan tinggi melakukan transformasi digital, serta tips-tips bagi kampus untuk bertransformasi.
- Dorong Peran Perempuan Indonesia di Bidang Teknologi, Indosat Ooredoo Hutchison Luncurkan SheHacks0
- Jokowi Larang Ekspor Minyak Goreng dan CPO0
- Triwulan I 2022 Penerimaan Negara Dari Hulu Migas Mencapai Rp 62 Triliun0
- Optimalisasi Jaringan di 300 Titik Pusat Keramaian dan Siapkan 30% Kapasitas Data 0
- Ini Empat Tersangka Penyebab Minyak Goreng Mahal0
“Transformasi digital adalah sebuah disrupsi untuk meningkatkan bisnis serta pendidikan menjadi lebih cepat dan kuat. Teknologi digital seperti kuliah online bahkan bisa mengurangi biaya pengeluaran di perguruan tinggi. Namun kalau tidak beradaptasi, kampus sendiri akan terdisrupsi dan ditinggalkan!,” ungkap Marsudi didampingi Direktur Utama SEVIMA Sugianto Halim dan para panelis dari perguruan tinggi.
Rencanakan Transformasi Digital sejak Awal
Tips transformasi digital ala Prof. Marsudi, yang pertama adalah memahami apa saja permasalahan di kampus. Proses ini akan membantu perguruan tinggi dalam memetakan solusi digital apa yang diperlukan untuk bertransformasi ke digital.
“Misalnya permasalahan pandemi, apakah harus menghambat seluruh proses pembelajaran dan perbaikan sistem informasi akademik kampus? Jawabnya tentu saja tidak, kalau kita bisa bertransformasi digital, mengelola kelas dan pelaporan justru makin murah dan mudah!,” lanjut pria yang kini juga menjabat sebagai Ketua Aliansi Pendidikan Vokasional Se-Indonesia (APVOKASI).
Tips yang kedua setelah memahami permasalahan, transformasi bisa dilanjutkan dengan cara merubah budaya dan pola pikir. Segenap komponen kampus harus siap melakukan perubahan, menyederhanakan pekerjaan yang ada, mengubah kebiasaan yang konvensional menjadi lebih maju dan kompeten, dan menjaga keamanan diri di ekosistem digital.
Keamanan menjadi poin penting, karena pasti ada orang-orang tidak bertanggungjawab yang ingin memanfaatkan data-data tersebut. Jangan sampai ada pihak yang mengambil keuntungan dari banyaknya data yang dimiliki oleh sebuah perguruan tinggi. Keamanan bisa dimulai dengan cara setiap pengguna bertanggungjawab mengamankan datanya masing-masing.
“Ketika sudah beralih menuju digital, setiap SDM (Sumber Daya Manusia) di perguruan tinggi tersebut harus mengubah mindset yang ada. Harus transformasi budaya yang lebih maju dan kompeten untuk bisa melakukan manajemen informasi yang lebih baik. Rektor, dosen, mahasiswa, semua harus mau berubah!,” terangnya.
Manfaatkan Aplikasi Yang Ada di Internet
Tips yang terakhir dan tak kalah penting, adalah menentukan solusi digital yang tepat. Kampus bisa memilih apakah akan berinovasi aplikasi sendiri, ataupun memanfaatkan aplikasi yang sudah ada. Terlebih, aplikasi pembelajaran online seperti Zoom maupun sistem akademik berbasis awan (Siakadcloud), telah tersedia dan bisa dengan mudah diperoleh di internet.
Kampus dapat mempertimbangkan kondisi kampus untuk menentukan solusi digital mana yang cocok. Prof. Marsudi mengungkapkan bahwa walaupun inovasi adalah hal yang baik, tidak semua kampus cocok untuk membuat aplikasi sendiri. Terlebih, kemampuan dosen di kampus pastinya berbeda-beda. Ada kampus yang sudah memiliki talenta yang mahir dalam pemrograman dan pembangunan jaringan, namun tak sedikit juga yang belum mampu.
Bagi kampus-kampus yang belum mampu, Marsudi berpesan agar pilihan membuat aplikasi dilakukan sendiri secara matang-matang dan jangan sampai dipaksakan. Karena akan beresiko dalam aspek keamanan.
“Perguruan tinggi harus menyesuaikan setiap kemampuannya ketika membangun sistem informasi. Jangan sampai kampus yang belum mampu membangun sistem informasi memaksa untuk membuat sistem informasi sendiri,” ujar Marsudi.
Senada, Sugianto Halim selaku Direktur Utama SEVIMA dan Pakar Teknologi Informasi mengungkapkan bahwa telah tersedia aplikasi akademik dan pelaporan (feeder) yang gratis dan telah digunakan ribuan kampus di Indonesia seperti Gofeeder. Aplikasi versi komunitas seperti ini bisa dengan mudah diinstall oleh operator dan tim akademik di server kampus. Tidak perlu memikirkan perancangan aplikasi dan biaya.
“Yang paling penting, bagaimana sistem akademik kita gunakan membentuk perguruan tinggi yang lebih kompeten. Aplikasi gratis seperti Gofeeder telah terintegrasi dengan sistem pelaporan pendidikan tinggi yang ada di Pemerintah Indonesia (Neofeeder), bisa jadi alternatif kampus-kampus kecil. Sehingga kampus dapat tetap siap dalam menyiapkan segala tantangan digitalisasi, tanpa perlu khawatir dengan keadaan kampus!,” pungkas Sugianto.(***)