- Kaleidoskop 2024: 1.042 Km Jalan Tol Trans Sumatera dan Inovasi Digital, Wujudkan Asta Cita
- Tak Ada Kejelasan Bisnis, Dewan Minta BUMD Siginjai Sakti Lebih Baik Dibubarkan
- Pelaku Pencabulan Anak di Kerinci Berhasil Diciduk Polisi
- Kasus Pengerusakan TPS di Sungai Penuh, Ahmadi Zubir Mangkir dari Panggilan Penyidik Ditreskrimum Polda Jambi
- Dorong Pertumbuhan Perbankan OJK Terbitkan Aturan Perluasan Kegiatan Usaha
- SKK Migas - KKKS Jindi South Jambi Beri Hadiah Penemuan Hidrokarbon di Awal Tahun 2025
- Kemenag Usul Penurunan Biaya Haji Jadi Rp 89,66 Juta, Jamaah Hanya Bayar Rp 55,5 Juta
- Pj Walikota Jambi Sampaikan Ucapan Selamat Ulang Tahun Ke-68 Provinsi Jambi : Sinergi dan Kolaborasi Pembangunan Kota Jambi Untuk Provinsi Jambi
- Hadiri Pembukaan Gubernur Cup 2025, Pj Walikota Beri Dukungan Penuh Kesebelasan Kota Jambi
- Yamaha Aerox Alpha Sudah Ready Di Dealer- Dealer Yamaha Jambi
Jelang Idul Adha, Harga Kebutuhan Pokok Naik
Keterangan Gambar : Jelang Idul Adha, Harga Kebutuhan Pokok Naik
Mediajambi.com - Harga beberapa bahan pokok di beberapa pasar tradisional di Kota Jambi, merangkak naik menjelang Hari Raya Idul Adha 1443 Hijriah. Penyebabnya karena pasokan berkurang dari produsen baik local maupun luar daerah dan permintaan juga meningkat.
"Beberapa komoditas pangan yang mengalami kenaikan yakni cabai rawit, cabai merah besar, tomat, daging ayam, dan telur ayam ras," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jambi H Kemas Muhammad Fuad, beberapa waktu lalu.
Menurut dia, harga cabe merah di sejumlah pasar tradisional di Kota Jambi dalam beberapa pekan belakangan ini naik. Hargaberkisar Rp 95 ribu hinngga 105 ribu per kilogram, cabe rawit 100 ribu per kilogram. Penyebabnya berkurangnya pasokan baik lokal, Bengkulu, Jawa Tengah dan Jawa Timur. “Kita sangat ketergantungan dengan pasokan luar daerah,” ujarnya melalui pesan singkatnya.
Harga cabai merah dan rawit dan cabe merah terus meroket di beberapa pasar tradisional hingga menembus Rp 100 ribu lebih per kilogram, padahal beberapa pekan sebelumnya harga masih di kisaran Rp 50 ribu hingga Rp 60 ribu per kilogram. Kemudian komoditas yang masih tinggi yakni daging ayam dan telur ayam ras. Harga daging ayam dalam beberapa pekan bertahan dikisaran Rp 33 ribu per kilogram, telur ayam ras dari Rp 24 ribu perkilogram. Hal ini disebabkan pasokan dari luar daerah juga berkurang, sehingga stok yang ada terbatas.
- PT Menjulang Tinggi Keatas Ekspor Perdana Pinang ke Bangladesh0
- Pemerintah Kota Jambi Pantau Harga Kebutuhan Pokok di Pasar Tradisional0
- Yamaha Rayakan Ulang Tahun, Bangkit Dalam Ikatan Kuat Di Era Baru 0
- Yamaha Enginering School Jambi Angkatan Ke 6 Kembali di Gelar 0
- Bank Jambi Siapkan KPR Subsidi Untuk Masyarakat Kecil 0
"Beberapa komoditas pangan yang mengalami kenaikan karena permintaan yang tinggi menjelang Idul Adha, namun pasokan komoditas tersebut berkurang seperti cabe merah, cabe rawit dan bawang merah yang biasanya dipasok dari luar daerah," katanya.
Informasi yang didapat kenaikan beberapa harga bahan pokok tersebut diakibatkan karena produktivitas panen mengalami penurunan akibat cuaca ekstrem dan gagal panen sehingga pasokan berkurang. Kendati demikian, beberapa komoditas lainnya masih terpantau stabil seperti beras, daging sapi, dan gula pasir, bahkan harga minyak goreng kemasan dijual seharga Rp 24 ribu menjadi per liter. Sedangkan minyak curah sejumlah toko swalayan dijual seharga Rp 15.500 per liter dan hanya boleh membeli maksimal 2 liter dengan menyertakan foto copy Kartu Tanda Penduduk (KTP). “Jika tak ada KTP tidak bisa,” ujar seorang kasir di salah satu toko swalayan di kasawan Mayang, Kota Jambi.
Pengamat ekonomi Pasca Sarjana Fakultas Ekonomi Unja Prof Dr Haryadi melihat naiknya sejumlah komoditas pangan ini harus mendapat perhatian khusus dari pemerintah. Menurutnya TPID harus turun dan memantau stok baik yang ada pada agen maupun distributor, tujuannya agar tidak melakukan monopoli harga dengan Manahan stok. “Sebenarnya kenaikan harga komoditas bahan pokok ini lumrah jelang perayaan hari-hari besar keagamaan,” ujarnya kepada Media Jambi.
Namun demikian kata Ketua Program studi Doktoral ini
konsumen juga harus menahan diri tidak melakukan aksi beli. Belilah kebutuhan
sesuai kebutuhan jangan membeli secara berlebihan, dampaknya akan terjadi
kelangkaan. “Jika terjadi kelangkaan pemerintah harus melakukan operasi pasar
murah,” ucapnya.
Dia melihat kebutuhan pokok yang sangat dikeluhkan masyarakat selain komoditas
cabe merah, cabe rawit dan bawang merah juga minyak goreng kemasan yang masih
tinggi. Harga minyak goreng kemasan sebasar Rp 24 ribu per liter dan minyak
goreng curah Rp 15.500 per liter sangat dikeluhkan usaha UMKM. Baik itu ibu
rumah tangga maupun pedagang gorengan dan UMKM lainnya. “Mereka terpaksa memperkecil ukuran, karena jika
menaikkan harga pelanggan akan lari,” ungkapnya.
Selanjutnya selama ini petani lokal cabe merah baik yang ada di Kerinci maupun di Jangkat menjual komoditas hasil pertanian ke Padang Sumatera Barat, karena lebih dekat. Walau demikian stok lokal tidak mencukupi untuk kebutuhan pasar Provinsi Jambi.
Fatimah (35) pedagang pengecer daging ayam di Pasar Villa Kenali, mengatakan harga daging ayam per hari ini mengalami kenaikan Rp 2.000 per kilogram dari Rp 34ribu menjadi Rp 36 ribu per kilogram. "Harga daging ayam ras masih fluktuatif, kadang naik dan kadang turun, namun biasanya menjelang Hari Raya Idul Adha cenderung naik karena permintaan cukup tinggi," kata Fatimah menambahkan.
Menurutnya naik turunnya komoditas tergantung dari pasokan dari agen. Dikatakan harga daging ayam sejak beberapa bulan belakangan ini berfluktuatif. Namun tidak terjadi kelangkaan, dan kenaikan masih dalam wajar.
Sementara untuk stok beras, berdasarkan data Bulog, untuk kebutuhan Kota Jambi medatang dalam kondisi aman. Hasil pantauan harga beras premium berkisar Rp 10 ribu hingga Rp12 ribu per kilogram.
Pantauan di sejumlah pasar tradisional di Kota Jambi seperti Pasar Angso Duo, Talang Banjar dan Simpang Pulai, harga cabai merah tembus Rp 120 ribu per kilogram, sementara cabai rawit Rp 110 per kiligram, dan cabai geprek Rp 110 per kilogram. “Harga cabai naik lagi,” kata Sumarni (42), pedagang pengecer cabe di pasar Simpang Pulai.
Dia mengaku tidak tahu penyebab naiknya harga cabe tersebut, yang jelas, mahalnya harga cabe tersebut sudah terjadi lebih dari 1 bulan belakangan ini. “Modalnya memang mahal, tidak mungkin kita jual murah. Sedangkan pembeli membeli cabe dengan memilih. Kita beli dari agen tidak bisa memilih terkadang banyak yang rusak atau patah-patah,” ujarnya.
Ungkapan senada juga disampaikan pedagang lainnya, Desi, melambungnya harga cabe tersebut, memang daya beli masyarkat terhadap cabe turun cukup signifikan. “Tidak ada lagi yang beli banyak, cuma beli dikit-dikit,” pungkasnya.(mas)