- Sukses Panen Jagung dan Tomat, Petani Binaan Pertamina EP Jambi Field Siap Garap Lahan yang Lebih Luas
- Walikota Maulana Terharu: Usulan Lahan Sekolah Rakyat Diterima Mensos, Legalitas Dinyatakan Clean and Clear
- Polda Jambi Siap Razia Kendaraan Mati Pajak, Dimulai 21 April 2025
- Pemkot Jambi Buka Seleksi Terbuka Calon Pimpinan BAZNAS 2025–2030, Kadis Kominfo: Kami Ajak Tokoh Islam Profesional Berkontribusi
- Pemkot Jambi Salurkan Bantuan Rp91 Juta untuk Korban Bencana dan Kebakaran
- Wawako Diza: Pemkot Jambi Gencarkan Tes Urine dan Sweeping Judi Online di Kalangan ASN
- Walikota Jambi Hadiri Peluncuran SP2D Online, Langkah Baru Menuju Keuangan Daerah Bebas Korupsi
- Walikota Maulana Meluncurkan Kebijakan Percepatan Layanan BPHTB
- Gelontorkan Dana Rp4,1 Miliar dari BTT, Pemkot Jambi Bangun Jembatan Baru di Jalan Sari Bakti
- Maulana dan Diza Resmi Sandang Gelar Pemangku Adat dan Sri Purwaningsih Dianugerahi Gelar Datin : Tanda Cinta Masyarakat Kota Jambi
Peringati Hari Ibu, Animal Friends Jogja Turun ke Jalan Suarakan Kesejahteraan Ayam Petelur

Keterangan Gambar : Peringati Hari Ibu, Animal Friends Jogja Turun ke Jalan Suarakan Kesejahteraan Ayam Petelur /f-dok mj
Mediajambi.com - Sejumlah aktivis yang
tergabung dalam organisasi perlindungan satwa Animal Friends Jogja (AFJ)
terlihat berdiri berjajar di depan eks Gedung Bioskop Permata, Jalan Sultan
Agung, Yogyakarta. Mereka mengenakan topeng ayam dan membawa poster yang
memperlihatkan sosok ayam petelur di dalam kandang baterai. Seorang aktivis
mengenakan kostum ayam dan terlihat meringkuk di dalam kandang besi, dan
sejumlah aktivis lainnya membagikan selebaran mengenai sumber telur konsumsi
kepada para pengguna jalan. Aksi ini mengangkat ayam petelur, khususnya yang
berada dalam kandang baterai, sebagai individu yang layak mendapat perhatian
dalam momen Hari Ibu yang jatuh pada hari Jumat (22/12/2023) lalu.
“Momen Hari Ibu ini merupakan saat yang tepat
untuk menyuarakan berbagai isu perempuan, tak terkecuali hewan-hewan betina,
yang saat ini tengah mengalami berbagai penderitaan, misalnya ayam petelur di
dalam kandang baterai,” ungkap Dhiani Probhosiwi, Manajer Kampanye untuk Farmed
Animals Advocacy Program AFJ. “Mereka adalah individu dengan perasaan yang
kompleks, tapi sayangnya kerap kali dipandang tak lebih dari sekadar mesin
produksi,” lanjutnya.
Setiap tahunnya, satu individu ayam petelur
memproduksi lebih dari 300 butir telur. Angka ini tiga kali lebih besar dari
jumlah telur yang diproduksi oleh ayam pada tahun 1920. Bahkan, ayam hutan
merah (Gallus gallus)—nenek moyang dari ayam yang terdomestikasi hingga saat
ini—hanya memproduksi 10-15 butir saja setiap tahunnya.
Osteoporosis merupakan konsekuensi yang harus
dihadapi oleh ayam-ayam petelur karena penipisan kalsium pada tulang akibat
tingginya produksi telur dan terbatasnya ruang gerak dalam kandang baterai.
Osteoporosis ini dapat menyebabkan patah tulang, bahkan suatu kondisi yang
menyebabkan ayam menjadi sangat lemah hingga akhirnya lumpuh. Tak hanya itu,
ketidakmampuan ayam petelur dalam kandang baterai untuk mengekspresikan
berbagai naluri alaminya, seperti mengais, bertengger, bersarang, eksplorasi
makanan, preening, atau sekadar merentangkan sayap secara penuh, dapat
menyebabkan level stres dan frustrasi yang tinggi.
Sumber Telur Konsumsi di Indonesia
Isu kesejahteraan hewan masih merupakan hal
yang belum mendapat perhatian besar di Indonesia, termasuk isu ayam petelur di
dalam kandang baterai. Walaupun telur menjadi salah satu sumber protein
hewani yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat, penyadartahuan mengenai dari mana telur yang masyarakat konsumsi berasal, masih perlu ditingkatkan. Pasalnya, sekitar 80% ayam petelur yang digunakan dalam industri pangan di Indonesia masih hidup dalam sistem kerangkeng kandang baterai yang sempit dan kotor.
“Kami berharap, dengan mengangkat isu seputar
kesejahteraan hewan dalam momen-momen penting, seperti Hari Ibu ini, dapat
menumbuhkan rasa keingintahuan dari masyarakat mengenai sumber konsumsi mereka,
termasuk telur,” kata Dhiani. “Sehingga, nantinya, dapat tercipta demand dari
masyarakat terhadap produk-produk pangan yang lebih memperhatikan faktor
kesejahteraan hewan dan mengedepankan welas asih,” lanjutnya.(****)