- Hutama Karya Catat 2,2 Juta Kendaraan Melintas di Jalan Tol Trans Sumatera, Selama Libur Nataru 2024/2025
- Hutama Karya Catat 2,2 Juta Kendaraan Melintas di Jalan Tol Trans Sumatera, Selama Libur Nataru 2024/2025
- Sri Purwaningsih Bawa Kota Jambi Terus Melesat, Raih 120 Penghargaan Bergengsi Sepanjang 2024
- Liburan Natal dan Tahun Baru 2025,Trafik Data XL Axiata Naik 19%
- Tim SAR Cari 1 ABK Pompong yang Terbalik dihantam Ombak di Perairan Tengah Pangkal Duri Kabupaten Tanjabar
- Sat Binmas Bersama Personil Sat Reskrim Polresta Jambi Gelar TPPA dan TPPO di Kantor Lurah Tambaksari
- IPC TPK dan PTP Non Petikemas Cabang Jambi Apresiasi Pelanggan Melalui Pelepasan Kapal Terakhir 2024 dan Penyambutan Kapal Pertama 2025
- Tim Gabungan Polres dan Kodim Bungo Tertibkan PETI Gunakan Alat Berat
- Gubernur Al Haris: Stadion Swarnabhumi Jadi Pusat Pengembangan Sepak Bola Jambi
- Kapolda Jambi Rusdi Hartono Pimpin Upacara Peringati Hari Jadi Provinsi Jambi ke-68
Srikandi Lestari Mandiri, Perempuan Pelestari Hutan
Keterangan Gambar : Srikandi Lestari Mandiri, Perempuan Pelestari Hutan
Mediajambi.com- Perempuan yang dianggap lemah dan jauh dari
hutan, telah mengambil peran signifikan dalam upaya restorasi lingkungan dan
pemberdayaan ekonomi melalui usaha pembibitan.
Berawal dari tiga Kelompok Pengelola Pembibitan Perempuan
(KP3), Nurul Huda Lestari, Mahau Berseri, dan Al Ikhlas Berkah di Desa Sungai
Penoban Kecamatan Batang Asam Kabupaten Tanjung Jabung Barat berhasil
mengembangkan koperasi Srikandi Lestari Mandiri pada April 2024 yang
beranggotakan 70 orang perempuan.
Koperasi di Desa Sungai Penoban bukan sekadar tempat jual
beli bibit. Ini adalah ruang bagi perempuan untuk tumbuh dan berkembang.
Dulu, mereka mungkin hanya dikenal sebagai ibu rumah tangga.
Sekarang, mereka adalah pengusaha tangguh yang membuka peluang pasar baru,
mengikuti pelatihan bisnis, dan bahkan berkontribusi dalam upaya pelestarian
lingkungan.
"Kami dilatih untuk mengelola usaha ini dengan cara
yang lebih profesional, agar bisa berkembang lebih jauh," ungkap
Ratnawati, Bendahara Koperasi Srikandi Lestari Mandiri. Selain pelatihan teknis
mengenai pembibitan tanaman, para anggota koperasi juga mendapatkan pelatihan dalam
manajemen organisasi dan bisnis.
Kegiatan pembibitan ini mendapat dukungan dari pelatihan
yang diselenggarakan bagi anggota KP3, termasuk teknik vegetatif, manajemen
organisasi, dan pengelolaan bisnis.
Gender Specialist Yayasan Cappa ,Utari Octika Rani mengapresiasi
keberhasilan KP3 dalam memberdayakan perempuan di Desa Sungai Penoban.
"Dengan adanya koperasi, mereka dapat lebih mudah
menjalin kerja sama dengan pihak luar. Pelatihan ini bertujuan membangun
kepercayaan diri perempuan untuk mengelola organisasi dan bisnis secara
mandiri," ujar Utari.
Sejak pembentukan koperasi Srikandi Lestari Mandiri, anggota
KP3 di Desa Penoban semakin diberdayakan untuk mengelola usaha pembibitan
tanaman dengan cara yang lebih terorganisir.
Koperasi ini dibentuk dengan tujuan untuk memperkuat peran
perempuan dalam rehabilitasi hutan sosial dan kawasan riparian yang
dilaksanakan di wilayah tersebut.Kegiatan ini merupakan dukungan dari GIZ dalam
program Fonap.
Salah satu hasil yang membanggakan adalah penjualan bibit
kopi dan kemiri yang dikelola oleh koperasi ini, yang mendukung restorasi
kawasan hutan dan riparian.
"Melalui koperasi ini, kami bisa menjual bibit dengan
lebih terorganisir. Ini membuka peluang bagi kami untuk mengembangkan usaha
pembibitan lebih jauh," ujar Mevi Ayati, Ketua Koperasi Srikandi Lestari
Mandiri.
Dalam kurun waktu kurang dari setahun, koperasi ini berhasil
menjual 11.767 bibit kopi dan kemiri serta 2.943 bibit tanaman buah untuk
mendukung upaya restorasi kawasan riparian yang ada di desa mereka.
"Selain manfaat ekonomi yang mungkin kecil, kegiatan
ini juga menjadi ajang untuk berkumpul, bekerja bersama, dan menghilangkan
kepenatan di rumah," tambah Ratnawati.
Hal ini menunjukkan bahwa usaha ini tidak hanya
menguntungkan secara ekonomi tetapi juga menciptakan solidaritas dan hubungan
sosial yang lebih baik antar sesama anggota koperasi.
Kolaborasi dengan Petani Kelapa Sawit Mandiri untuk
Restorasi Lingkungan.
Salah satu faktor yang mempercepat keberhasilan koperasi ini
adalah kolaborasi erat antara kelompok perempuan ini dengan para petani kelapa
sawit swadaya yang tergabung dalam FPS-MRM dan APBML.
Kerjasama ini dimulai dengan pembelian bibit tanaman yang
dikelola oleh koperasi, yang nantinya akan ditanam di lahan petani sawit dan
sepanjang kawasan riparian yang membutuhkan rehabilitasi.
Muhammad Suhaili, Manajer Kelompok FPS-MRM, menyatakan bahwa
keberadaan koperasi pembibitan ini sangat membantu mereka. "Kami merasa
terbantu dengan adanya pembibitan yang dekat dengan ladang kami. Tidak perlu
lagi bepergian jauh untuk membeli bibit dari luar," ujarnya.
Dengan adanya koperasi lokal yang mampu menyediakan bibit
berkualitas, para petani sawit dapat lebih mudah memperoleh bibit untuk ditanam
di lahan mereka, mendukung upaya restorasi lingkungan secara lebih efisien.
Kolaborasi ini juga semakin memperkuat keberadaan koperasi
perempuan di Desa Penoban.
Dengan adanya kontrak yang disepakati antara koperasi dan
petani sawit, diharapkan koperasi ini akan terus berkembang dan menarik minat
dari lebih banyak pihak. Kerja sama ini juga memberikan peluang bagi koperasi
untuk memperluas jaringan bisnisnya dan semakin menguatkan pemberdayaan
perempuan di desa tersebut.
Salah satu pencapaian penting dari koperasi Srikandi Lestari
Mandiri adalah kemampuan mereka untuk menghasilkan pendapatan yang signifikan
dari penjualan bibit tanaman.
Dalam waktu kurang dari setahun, koperasi ini berhasil
meraih pendapatan hingga 80 juta rupiah dari penjualan bibit.
"Usaha pembibitan kami akan terus dikembangkan. Di masa
depan, kami juga berencana untuk menerapkan program tabungan dan pinjaman dalam
koperasi ini. Selain itu, kami juga ingin fokus pada pembuatan kerajinan tangan
dan makanan tradisional," kata Mevi Ayati, Ketua Koperasi Srikandi Lestari
Mandiri.
Rencana ini menunjukkan bahwa koperasi ini berupaya untuk
tidak hanya membangun ekonomi hijau, tetapi juga mendorong kemandirian sosial
melalui berbagai program yang mendukung keberlanjutan ekonomi dan sosial
anggota koperasi.
Koperasi Srikandi Lestari Mandiri juga menghadapi tantangan
dalam meningkatkan kapasitas manajerial anggotanya untuk mengelola usaha.
Namun, dengan
dukungan pelatihan dan pertemuan rutin, anggota koperasi terus belajar dan
memperbaiki keterampilan mereka dalam menjalankan bisnis dan organisasi.
Mereka berencana mengembangkan usaha mereka ke depan. "Kami
ingin memperkenalkan produk kerajinan tangan dan makanan tradisional sebagai
bagian dari pengembangan ekonomi berkelanjutan," kata Mevi Ayati.
Dengan strategi ini, koperasi diharapkan bisa bersaing lebih
baik di pasar yang lebih luas dan membuka lebih banyak peluang ekonomi bagi
perempuan di Desa Penoban.(*)