- Gubernur Al Haris Kukuhkan 278 Siswa Baru Angkatan XXXII SMAN Titian Teras H Abdurrahman Sayoeti
- Gubernur Al Haris: Lomba Cerdas Cermat Sarana Edukasi Pembentukan Karakter Generasi Penerus
- Doa Bersama di Masjid At-Taqwa Warnai Peringatan HUT ke - 80 TNI di Korem 042/Gapu
- Wabup Katamso Hadiri Peringatan PRB di Mojokerto
- Wawako Diza Tekankan Pentingnya Peran Baznas : Memberikan Kontribusi Nyata Bagi Penguatan Kesejahteraan Masyarakat
- Komitmen Turunkan Angka Pengangguran Terbuka, Walikota Jambi Sambangi Ditjen Binalavotas Kemnaker
- Sebanyak 15 Petarung Jambi Siap Berlaga di PON Kudus Jawa Tengah
- 80 Atlit Jambi dari 8 Cabor Siap Persembahan Medali di PON Kudus Jawa Tengah
- Gubernur Al Haris Terima Kunker Panja Migas Komisi XII DPR RI
- Sekda Sudirman: ASN Jambi Siap Berprestasi dan Melayani
Waspadai Terjadinya Pneumonia Akibat Mycoplasma Pneumoniae Pada Anak di Indonesia

Keterangan Gambar : Waspadai Terjadinya Pneumonia Akibat Mycoplasma Pneumoniae Pada Anak di Indonesia/f-dok mj
Mediajambi.com - Pada awal November
2023 China melaporkan adanya peningkatan jumlah pasien dengan infeksi saluran
pernapasan. Pada akhir November 2023 dilaporkan adanya kluster dengan
“undiagnosed pneumonia” pada anak di China Utara, yang belum jelas apakah
kejadian ini berhubungan dengan peningkatan kasus infeksi sistem pernapasan
yang dilaporkan sebelumnya, atau merupakan kejadian yang terpisah. Laporan dari
China tersebut mengidentifikasi beberapa bakteri dan virus penyebabnya, yaitu
Mycoplasma Pneumoniae, influenza, respiratory syncytial virus (RSV), dan SARS
COV-2, namun tidak ada informasi terkait derajat keparahan penyakit dan angka
kematian akibat penyakit tersebut.
Pneumonia merupakan radang pada
paru-paru yang merupakan penyakit yang sering dijumpai pada anak, dan merupakan
penyebab kematian tersering pada anak balita di seluruh dunia, termasuk di
Indonesia. Pneumonia dapat disebabkan oleh bakteri atau virus yang banyak
jenisnya. Bakteri penyebab pneumonia antara lain Streptococcus pneumonia,
Hemophyllus influenza, Mycoplasma pneumonia, dan lain-lain;
sedangkan virus penyebab pneumonia antara lain RSV, influenza, adenovirus,
SARS-CoV-2, rhinovirus, dan lain-lain. Gejala pneumonia biasanya didahului oleh
gejala infeksi saluran napas atas berupa demam, batuk dan pilek selama 3-5
hari, yang diikuti dengan sesak (napas cepat).
Pneumonia dapat dicegah dan dapat
diobati. Perilaku hidup bersih sehat, termasuk kebiasaan mencuci tangan dan
pemakaian masker, pemberian ASI eksklusif, vitamin A dosis tinggi, nutrisi
dengan gizi seimbang, dan vaksinasi lengkap merupakan beberapa upaya untuk
mencegah terjadinya pneumonia pada bayi dan anak. Pemberian antibiotika yang
tepat dan rasional oleh dokter merupakan pengobatan yang efektif pada anak
dengan pneumonia yang disebabkan oleh bakteri.
Dikatakan oleh dr. Rina Triasih,
M.Med (Pead), Ph.D, Sp.A (K), Ketua Unit Kerja Koordinasi Respirologi IDAI,
Mycoplasma pneumonia merupakan salah satu bakteri penyebab pneumonia pada anak
yang sudah lama dikenal di dunia kedokteran. Bakteri ini terutama menyerang
anak usia sekolah (di atas 5 tahun). Gejala pneumonia akibat Mycoplasma
pneumonia sama seperti gejala pneumonia pada umumnya, dan biasanya
gejalanya lebih ringan. Pada anak dengan daya tahan yang menurun dapat menyebabkan
kondisi yang berat. Waktu yang diperlukan untuk timbulnya gejala sejak kuman
masuk ke dalam tubuh cukup panjang, tidak secepat virus SARS-CoV-2 yang
menyebabkan COVID-19.
Ketua Pengurus Pusat Ikatan Dokter
Anak Indonesia (IDAI), Dr Piprim Basarah yanuarso, SpA(K) menyampaikan bahwa
saat ini belum ada data resmi dari Kementerian Kesehatan RI, dan pelacakan
kuman penyebab pneumonia (kecuali virus influenza) pada anak di Indonesia belum
rutin dilakukan, sehingga belum ada data pasti apakah terjadi peningkatan jumlah
kasus pneumonia akibat Mycoplasma pneumoniae pada anak di Indonesia.
Meski demikian, Ikatan Dokter Anak
Indonesia menegaskan sejumlah hal berikut:
1. Meski
terjadinya peningkatan jumlah kasus undiagnosed pneumonia yang disebabkan oleh
Mycoplasma pneumonia di China merupakan informasi yang perlu dicermati,
diwaspadai, dan ditindaklanjuti, tetapi tidak perlu menimbulkan kepanikan di
masyarakat.
2. Surveilans infeksi sistem pernapasan pada
anak (termasuk pneumonia) di Indonesia perlu lebih ditingkatkan, termasuk
peningkatan fasilitas dari pemerintah untuk pengadaan fasilitas pemeriksaan
untuk mengetahui kuman penyebab pneumonia pada anak, termasuk Streptococcus
pneumonia, RSV, Mycoplasma pneumonia, dan lain-lain.
3. Rumah Sakit, klinik dan Puskesmas di
Indonesia perlu melakukan analisis data jumlah pasien/kunjungan dan kematian
akibat infeksi saluran pernapasan/pneumonia dari waktu ke waktu, baik pasien
rawat inap, rawat jalan maupun instalasi gawat darurat, agar dapat dilaporkan
dan dilakukan antisipasi dini jika ditemukan adanya peningkatan jumlah kasus
yang signifikan.
4. Mycoplasma
pneumonia bukan merupakan kuman baru, dan pneumonia akibat Mycoplasma
pneumoniae biasanya menyebabkan gejala pneumonia yang ringan yang dapat diobati
dengan antibiotika.
5. Masyarakat
perlu meningkatkan kembali perilaku hidup bersih dan sehat, termasuk kebiasaan
mencuci tangan dan pemakaian masker.
6. Pemberian
ASI eksklusif, vaksinasi lengkap dan vitamin A dosis tinggi sangat penting
untuk mencegah bayi dan anak dari pneumonia.(***)