- Walikota Jambi Serahkan Santunan JKM Kepada Ahli Waris di Seberang Kota Jambi
- Tingkatkan Kepercayaan Publik, OJK Terbitkan Aturan Baru Transparansi dan Publikasi Laporan Bank
- Terlibat Judi Online 90 Keluarga di Kota Jambi Dicoret dari Daftar Bansos
- Walikota Maulana Apresiasi Peningkatan Kualitas Terminal A - Alam Barajo
- Maulana Dorong Masyarakat Manfaatkan IPAL Komunal Untuk Hindari Pencemaran Air Tanah
- Maulana Tekankan, Ciptakan Kebersihan Bukan Sekadar Penilaian Namun Berkelanjutan Untuk Kota Bersih dan Nyaman
- Gubernur Al Haris Antar Langsung Berkas Pengusulan PPPK Paruh Waktu ke Kementerian PANRB
- Hadiri Pelantikan KPPI 2024-2029, Sekda Sudirman Dorong Politik Inklusif
- Batanghari dan Samudra: Reorientasi Kebijakan Maritim Nasional
- Tutup RRI Fest, Ariansyah Tekankan Pentingnya Tranformasi Digital Untuk Masa Depan RRI
67 Tahun Provinsi Jambi, Ini Paparan Ekonom Unja Muhammad Ridwansyah

Keterangan Gambar : Ekonom Universitas Jambi (Unja) Muhammad Ridwansyah /f-dok
Mediajambi.com - Jelang peringatan HUT ke-67 Provinsi Jambi,
telah banyak kemajuan yang dirasakan masyarakat. Di bawah kepemimpinan Gubernur
Jambi Al Haris dan Wakil Gubernur Jambi Abdullah Sani, beberapa faktor kemajuan
pembangunan serta pertumbuhan ekonomi membaik.
Ekonom Universitas Jambi (Unja) Muhammad Ridwansyah
memaparkan indikator-indikator yang dimaksud.
Mulai dari turunnya angka kemiskinan ekstrim, indeks pembangunan manusia
yang meningkat sampai menurunnya angka pengangguran. Dalam beberapa pembahasan
terkini mengenai lanskap ekonomi Provinsi Jambi, tambah Muhammad Ridwansyah,
muncul kritik bahwa pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi tidak berkualitas.
“Saya akan memberikan gambaran secara objektif berbagai
indikator makro pembangunan dan inklusivitas perekonomian Provinsi Jambi,
sehingga publik mendapat informasi yang objektif berdasarkan data dan analisis
yang telah Saya dilakukan,” jelasnya, Jumat (5/1/2024) siang.
Ringkasan dari hasil studi tersebut disajikannya dalam info
grafis berikut ini :
Muhammad Ridwansyah juga memaparkan kinerja pertumbuhan
ekonomi Provinsi Jambi selama dua tahun terakhir. Dalam RPJMD, pada tahun 2022
ditargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 4,7%. Target tersebut dapat dilampaui
dimana pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi tahun 2022 tumbuh sebesar 5,13
persen.
Berdasarkan laporan BPS (2023), lapangan usaha yang
mengalami pertumbuhan tertinggi adalah Transportasi dan Pergudangan (16,92
persen). Lapangan usaha berikutnya yang tumbuh relatif tinggi (di atas 10%)
adalah Jasa Perusahaan (15,13 persen); serta Pengadaan Listrik dan Gas (11,66
persen).
Sementara Pertambangan dan Penggalian sebesar 7,82 persen,
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor (tumbuh 5,41
persen); dan Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan (5,00 persen).
Namun demikian terdapat beberapa lapangan usaha yang
terkontraksi, diantaranya adalah industri pengolahan. Kontraksi ini perlu
mendapat perhatian karena sektor industri pengolahan merupakan barometer dari
hilirisasi yang sekaligus menentukan kualitas pertumbuhan ekonomi. Selain
memberikan kontribusi bagi penyerapan tenaga kerja formal, Industri pengolahan
juga berpotensi meningkatkan tax ratio yang pada gilirannya akan menyehatkan
fiskal daerah.
Dari sisi pengeluaran, sumber pertumbuhan hingga triwulan didominasi
oleh komponen net ekspor (dengan pertumbuhan 4,67) atau memberikan kontribusi
terhadap pertumbuhan ekonomi sebesar 89,46 persen. BPS Provinsi Jambi merilis,
kinerja ekspor Provinsi Jambi pada bulan Juni 2022 melesat naik 20 persen lebih
ke angka 308,45 juta USD jika dibandingkan dengan nilai ekspor Mei 2022 yang
hanya sebesar 255,46 juta USD.
“Tentulah kinerja net ekspor tersebut pantas diapresiasi di
tengah ketidakpastian keadaan pasar global. Namun yang perlu mendapat perhatian
adalah komoditas yang diekspor masih didominasi oleh bahan mentah. Kelompok
komoditi pertambangan memiliki andil/peran terbesar, yaitu sebesar 66,03
persen, yakni migas dan pertambangan lainnya seperti batu bara. Komoditi migas
memberikan andil sebesar 54,00 persen atau senilai 166,56 juta USD dari total
ekspor, dan batubara memberikan andil sebesar 12,03 persen,” ujar Muhammad
Ridwansyah.
Komponen konsumsi Rumah Tangga juga menunjukkan kinerja yang
positif, dengan pertumbuhan sebesar 1,33 persen atau memberikan kontribusi
sebesar 25,47%, sementara Pengeluaran Pemerintah tumbuh sebesar 0,73% dengan
kontribusi sebesar 13,98 persen. Kendati pada triwulan I/2022 mengalami kinerja
yang positif, namun pada triwulan IV/2022, komponen investasi atau Pembentukan
Modal Tetap Bruto (PMTB) y-on-y mengalami kontraksi sebesar 1,52 persen.
“Hal ini disebabkan penurunan Penanaman Modal Asing dari US$
50,9 juta pada tahun 2021 menjadi hanya US$ 39,2 juta pada tahun 2022.
Sementara PMDN menunjukkan kinerja positif dimana pada tahun 2021 membukukan
nilai sebesar Rp. 6.204,2 milyar meningkat menjadi Rp. 8.882,2 milyar pada
tahun 2022,” jelasnya.
Sementara, garis kemiskinan pada September 2022 tercatat
sebesar Rp585.950,-/kapita/bulan dengan komposisi Garis Kemiskinan Makanan
sebesar Rp443.292,- (75,65 persen) dan Garis Kemiskinan Bukan Makanan sebesar
Rp142.658,- (24,35 persen). Garis kemiskinan per rumah tangga adalah gambaran
besarnya nilai rata-rata rupiah minimum yang harus dikeluarkan oleh rumah
tangga untuk memenuhi kebutuhannya agar tidak dikategorikan miskin.
Terlihat bahwa peranan komoditi makanan masih jauh lebih
besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan. Gerakan Pangan Murah dan
Operasi Pasar yang dilakukan melalui sinergi Tim Pengendali Inflasi Daerah
(TPID) Provinsi dan TPID Kabupaten/Kota, patut diapresiasi dalam upaya untuk
menghindari banyaknya rumah tangga yang hidup dibawah garis kemiskinan.
Terjadinya penurunan kemiskinan merupakan suatu kinerja
pemerintah daerah yang patut diapresiasi, namun pada dimensi lainnya tingkat
kedalaman (P1) dan keparahannya kemiskinan (P2) justru mengalami peningkatan.
Hal ini disebabkan pada periode 2021 ke 2022 perekonomian masyarakat belum
benar-benar pulih dari dampak krisis Pandemik Covid 19.
“Hasil penelusuran data BPS, Indikator Makro Sosial Ekonomi
Provinsi Jambi Triwulan I-2023 menunjukkan angka pengangguran akibat Covid 19
hingga Februari 2022 mencapai 6.100 orang. Diharapkan, pada periode 2023
perekonomian masyarakat sudah kembali normal, sehingga kondisi baik P1 maupun
P2 mengalami perbaikan yang signifikan,” jelas Muhammad Ridwansyah.
Selain itu, tambah Muhammad Ridwansyah, harus dilakukan
koordinasi dengan pemerintah kabupaten terutama yang memiliki persentase
peningkatan penduduk miskin ekstrim yang relatif tinggi, antara lain terdapat
di: Kerinci, Sarolangun, Batanghari, Muaro Jambi dan Bungo. Namun demikian,
secara umum persentase penduduk miskin ekstrim di Provinsi Jambi mengalami
penurunan dari 1,30% pada tahun 2021 menjadi 1,16% pada tahun 2022 atau terjadi
penurunan sebesar 0,14%.
“Secara keseluruhan, klaim bahwa pertumbuhan ekonomi di
Provinsi Jambi kurang berkualitas hanya menggunakan asumsi dan intensi yang
kurang tepat ketika dilihat secara komprehensif dengan menggunakan data dan
hasil analisis.”
“Provinsi Jambi telah menunjukkan adaptabilitas yang cukup
kuat dan memprioritaskan pertumbuhan yang inklusif. Terakhir, diharapkan
Provinsi Jambi dapat menerapkan program dan kebijakan sosial untuk memastikan
bahwa manfaat pertumbuhan ekonomi didistribusikan secara adil. Upaya untuk
mengurangi tingkat kemiskinan dan meningkatkan masyarakat yang terpinggirkan
mencerminkan dedikasi provinsi ini untuk memajukan pertumbuhan yang
berkualitas,” pungkas Muhammad Ridwansyah.(mas)