- Kemenag Usul Penurunan Biaya Haji Jadi Rp 89,66 Juta, Jamaah Hanya Bayar Rp 55,5 Juta
- Pj Walikota Jambi Sampaikan Ucapan Selamat Ulang Tahun Ke-68 Provinsi Jambi : Sinergi dan Kolaborasi Pembangunan Kota Jambi Untuk Provinsi Jambi
- Hadiri Pembukaan Gubernur Cup 2025, Pj Walikota Beri Dukungan Penuh Kesebelasan Kota Jambi
- Yamaha Aerox Alpha Sudah Ready Di Dealer- Dealer Yamaha Jambi
- Enam dari Delapan Pelaku Perundungan yang Viral di Sungai Penuh Diamankan Polisi
- Hutama Karya Catat 2,2 Juta Kendaraan Melintas di Jalan Tol Trans Sumatera, Selama Libur Nataru 2024/2025
- Hutama Karya Catat 2,2 Juta Kendaraan Melintas di Jalan Tol Trans Sumatera, Selama Libur Nataru 2024/2025
- Sri Purwaningsih Bawa Kota Jambi Terus Melesat, Raih 120 Penghargaan Bergengsi Sepanjang 2024
- Liburan Natal dan Tahun Baru 2025,Trafik Data XL Axiata Naik 19%
- Tim SAR Cari 1 ABK Pompong yang Terbalik dihantam Ombak di Perairan Tengah Pangkal Duri Kabupaten Tanjabar
Antisipasi Krisis Pangan Akibat El Nino Pemerintah Perkuat Ketahanan Pangan Lewat KUR untuk Petani
Keterangan Gambar : Direktur Pembiayaan Pertanian, Ditjen PSP Kementerian Pertanian (Kementan), Indah Megahwati
Mediajambi.com - Indonesia sedang berupaya mencegah dan
mengantisipasi potensi krisis pangan yang dapat muncul akibat fenomena cuaca El
Nino. Dalam beberapa tahun terakhir, El Nino dikaitkan dengan perubahan iklim
yang signifikan, termasuk pola curah hujan yang tidak normal, suhu yang tinggi,
dan kekeringan. Hal ini dapat berdampak negatif pada produksi pertanian dan
menyebabkan gangguan pasokan pangan.
Hal ini disampaikan oleh Direktur Pembiayaan Pertanian, Ditjen PSP
Kementerian Pertanian (Kementan), Indah Megahwati, di sela-sela penyelenggaraan
acara Pekan Nasional (Penas) Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) ke-XVI, di
Padang Sumatera Barat (Sumbar) yang digelar dari 10 sampai 15 Juni 2023.
“El Nino yang mempengaruhi pola curah hujan dan suhu di berbagai wilayah
dapat menyebabkan kekeringan yang berdampak negatif pada produksi pertanian,”
ujar Indah. Indah menyebut bahwa petani sering kali mengalami kesulitan dalam
memperoleh pembiayaan yang diperlukan untuk menghadapi situasi ini.
- Berhasil di Bidang Petanian dan Perkebunan, Al Haris Terima Penghargaan Satyalancana Wira Karya0
- Tiga KUD Mitra Asian Agri di Jambi Tandatangani Perjanjian Kerja Sama Peremajaan Sawit Rakyat0
- DTPHP Provinsi Jambi Raih Juara Umum Gebyar Perbenihan VIII di Jogjakarta0
- Coffee Bean and Tea Leaf, Bagian Jollibee Foods Corporation Didesak Komitmen Bebas Kandang Baterai 0
- Meriahnya Reuni Akbar IKA Faperta Unja Rame Rame Balek ke Umo0
“Namun, melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR), petani dapat memperoleh
akses pembiayaan yang mudah dan terjangkau untuk mempertahankan produktivitas
pertanian mereka dengan lebih baik dalam menghadapi El Nino sehingga mengurangi
risiko terjadinya krisis pangan,” lanjutnya.
KUR untuk
Pembelian Alat Mesin Pertanian
Menurut Indah, dukungan pembiayaan dari KUR dapat dimanfaatkan
oleh petani agar mampu mengambil langkah-langkah penting dalam mengurangi
dampak buruk El Nino. Mereka dapat menggunakan dana yang diperoleh untuk
membeli bibit tanaman yang tahan kekeringan, memperoleh pupuk dan pestisida
yang dibutuhkan, serta membeli alat mesin pertanian (alsintan).
“Petani bisa mengakses
pembiayaan dengan mudah, murah, dan fleksibel, salah satunya bisa membeli alat
mesin pertanian (alsintan) yang bekerja sama dengan perbankan. Dimana uang
mukanya cukup rendah hanya 10%, bunganya hanya 3%, pembayarannya bisa setelah
panen atau yarnen,” papar Indah.
Indah menjelaskan bahwa program ini telah mendapatkan payung hukum
berupa Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Permenko
Perekonomian) no.3 tahun 2023 tentang Pedoman Pelaksanaan Kredit Usaha Alat dan
Mesin Pertanian.
Melalui program ini, petani bisa membeli traktor, pompa air,
cultivator, sampai drone. Tak hanya itu, petani pun bisa mengembangkan smart
farming, green house, sampai perkandangan. “Petani bisa menyewakan lagi, jadi
bisa juga untuk membantu membayar cicilannya,” lanjut Indah.
Indah menambahkan, Direktorat Pembiayaan Pertanian juga mempunyai
program Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) untuk melindungi petani. Sasaran
penyelenggaraan AUTP ini adalah terlindunginya petani dari kerugian kerusakan
tanaman atau gagal panen karena memperoleh jaminan ganti-rugi jika tanaman
mengalami kerusakan akibat bencana banjir, kekeringan, dan/atau serangan
Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT). Kerugian petani akibat risiko banjir,
kekeringan, dan/atau serangan OPT bisa dialihkan kepada pihak lain melalui
skema pertanggungan asuransi.
Digitalisasi
dan Diversifikasi untuk Antisipasi El Nino
Selain itu, KUR juga memungkinkan petani untuk melakukan
diversifikasi usaha pertanian. Dalam menghadapi perubahan iklim yang tidak
stabil akibat El Nino, diversifikasi tanaman menjadi langkah yang penting untuk
mengurangi risiko kegagalan panen.
Dengan pembiayaan dari KUR, petani dapat mempelajari dan
mengembangkan penanaman tanaman alternatif yang lebih tahan terhadap kondisi
cuaca yang tidak normal. Diversifikasi ini membantu menjaga ketersediaan pangan
dan mengurangi ketergantungan pada satu jenis tanaman saja. “El Nino otomatis
akan mempengaruhi pangan dunia, kita tahu di India saja sudah terjadi krisis
pangan,” lanjut Indah.
Indah menjelaskan bahwa pemerintah telah menyentuh sektor
pertanian dengan digitalisasi yang bisa dimanfaatkan pula untuk mengantisipasi
dampak El Nino. “Direktorat Pembiayaan Pertanian sudah mempunyai program
digitalisasi untuk memantau cuaca, iklim, dan kesuburan lahan. Itu kita sudah
ada pakai aplikasi digital yang bisa diakses petani,” tutur Indah.
Profil Kredit
Usaha Rakyat
Jika ditarik ke belakang, Program Kredit Usaha Rakyat (KUR)
sesungguhnya telah membuktikan nilai strategisnya dalam mendukung pertumbuhan
dan kesejahteraan petani di Indonesia. Dalam beberapa tahun terakhir, KUR telah
memberikan akses pembiayaan yang mudah dan terjangkau kepada ribuan petani di
seluruh Indonesia, membantu mereka mengembangkan usaha pertanian dan
meningkatkan pendapatan keluarga.
Salah satu keuntungan utama dari KUR adalah kemudahan akses
pembiayaan. Petani tidak lagi terjebak dalam prosedur yang rumit dan
persyaratan yang sulit dipenuhi. Proses pengajuan KUR yang sederhana
memungkinkan petani untuk fokus pada pengembangan usaha mereka tanpa terbebani
dengan birokrasi yang berbelit-belit.
Program KUR juga memiliki dampak positif yang luas bagi
kesejahteraan petani dan perekonomian nasional secara keseluruhan. Dengan
adanya akses pembiayaan yang terjangkau, petani dapat meningkatkan kualitas
hidup mereka, memperbaiki kondisi pendidikan dan kesehatan keluarga, serta
mengurangi tingkat kemiskinan di pedesaan.
Selain itu, pertumbuhan sektor pertanian yang didorong oleh KUR
juga merangsang aktivitas ekonomi di sektor lain, menciptakan lapangan kerja
baru, dan memberikan stimulus bagi pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.
Dengan adanya Kredit Usaha Rakyat (KUR), para petani di Indonesia
memiliki landasan kuat untuk mengembangkan usaha pertanian mereka, meningkatkan
kesejahteraan keluarga, dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi nasional.
Program KUR menjadi bukti nyata dari komitmen pemerintah dalam mendukung
petani, sebagai pilar utama sektor pertanian di Indonesia.***