- Sukses Panen Jagung dan Tomat, Petani Binaan Pertamina EP Jambi Field Siap Garap Lahan yang Lebih Luas
- Walikota Maulana Terharu: Usulan Lahan Sekolah Rakyat Diterima Mensos, Legalitas Dinyatakan Clean and Clear
- Polda Jambi Siap Razia Kendaraan Mati Pajak, Dimulai 21 April 2025
- Pemkot Jambi Buka Seleksi Terbuka Calon Pimpinan BAZNAS 2025–2030, Kadis Kominfo: Kami Ajak Tokoh Islam Profesional Berkontribusi
- Pemkot Jambi Salurkan Bantuan Rp91 Juta untuk Korban Bencana dan Kebakaran
- Wawako Diza: Pemkot Jambi Gencarkan Tes Urine dan Sweeping Judi Online di Kalangan ASN
- Walikota Jambi Hadiri Peluncuran SP2D Online, Langkah Baru Menuju Keuangan Daerah Bebas Korupsi
- Walikota Maulana Meluncurkan Kebijakan Percepatan Layanan BPHTB
- Gelontorkan Dana Rp4,1 Miliar dari BTT, Pemkot Jambi Bangun Jembatan Baru di Jalan Sari Bakti
- Maulana dan Diza Resmi Sandang Gelar Pemangku Adat dan Sri Purwaningsih Dianugerahi Gelar Datin : Tanda Cinta Masyarakat Kota Jambi
Apakah Anda Sudah Sukses? Ini Kata Pengamat Sosial Bahren Nurdin

Keterangan Gambar : Apakah Anda Sudah Sukses? Ini Kata Pengamat Sosial Bahren Nurdin
Mediajambi.com - Jika saya bertanya, 'apakah anda sudah
sukses?' Saya dapat pastikan masing-masing kita memiliki jawaban yang berbeda.
Bisa ya bisa tidak.
Lantas, bagaimana memaknai kata sukses? Melalui artikel
singkat ini saya hanya ingin mencoba ‘mem-framing’ kata ‘sukses’ dengan konsep
sederhana yang saya fahami. Tentunya anda boleh untuk tidak setuju atau berbeda
dengan apa yang saya sampaikan. Deal!
- Kasrem 042/Gapu Mengikuti Rakornis TMMD Ke-1170
- Mediasi Kasus Nenek Hafsah dan PT RPSL Berlanjut, Keluarga Tagih Komitmen Perusahaan0
- SKK Migas - PetroChina Tegaskan Dukungan pada Program Pengentasan Stunting di Jabung0
- Tim Terpadu Pemkot Jambi Tertibkan Anak Jalanan Yang Meresahkan0
- Restart & Rev Up Yamaha Day 2023, Sebarkan Semangat Kembali Normal dan Terus Maju Bersama0
Kesuksesan adalah tujuan yang diidamkan oleh banyak orang di
dunia ini. Namun, definisi kesuksesan dapat berbeda-beda bagi setiap individu.
Bagi sebagian orang, kesuksesan diukur dari harta, jabatan, atau populeritas.
Namun, bagi saya,
kesuksesan sejati tidak dapat diukur semata-mata dari aspek materi tersebut.
Kesuksesan sejati itu saya letakkan dalam bingkai (framing) dua kalimat ini:
Kepada Allah, taat. Bagi manusia, bermanfaat.
Tegasnya, kesuksesan seseorang dapat diukur dari dua kalimat
ini.
Taat kepada Allah adalah pondasi utama dari kesuksesan
sejati. Ketaatan kepada Allah mencakup pengamalan ajaran-Nya, menjalankan
perintah-Nya, dan menjauhi larangan-Nya. Taat kepada Allah membentuk landasan
moral dan spiritual yang kokoh dalam hidup seseorang.
Ketika seseorang hidup dalam ketaatan kepada-Nya, ia
memiliki hubungan yang kuat dengan penciptanya dan mengikuti jalan yang diridai
oleh-Nya. Ketaatan kepada Allah memberikan kebahagiaan yang mendalam dan
kedamaian batin yang tidak ternilai harganya.
Dalam pandangan saya, kesuksesan sejati tidak dapat dicapai
tanpa adanya kehidupan yang taat kepada Allah.
Selanjutnya, memberikan manfaat bagi orang lain adalah aspek
penting lainnya dalam mencapai kesuksesan sejati. Ketika seseorang mampu
memberikan manfaat dan memberikan dampak positif dalam kehidupan orang lain,
itu adalah tanda kesuksesan yang sejati.
Kesuksesan yang berpusat pada diri sendiri dan mengabaikan
kebutuhan orang lain hanya akan menghasilkan kekosongan dan kekecewaan yang
dalam. Sebaliknya, ketika seseorang memberikan manfaat bagi orang lain, baik
secara langsung maupun tidak langsung, ia menciptakan ikatan emosional dan
sosial yang bermanfaat dalam masyarakat. Memberikan manfaat kepada orang lain
merupakan wujud nyata dari cinta kasih dan empati terhadap sesama.
Dalam perspektif ini, kesuksesan sejati adalah ketika
seseorang semakin taat kepada Allah dan semakin banyak memberikan manfaat bagi
orang lain. Keduanya saling terkait dan saling memperkuat satu sama lain.
Ketaatan kepada Allah membimbing individu untuk berbuat baik dan berkontribusi
secara positif dalam kehidupan orang lain.
Memberikan manfaat bagi orang lain adalah bentuk konkret
dari ketaatan kepada Allah. Ketika seseorang menjadi lebih taat kepada Allah,
ia juga akan semakin peka terhadap kebutuhan dan penderitaan sesama manusia,
sehingga mendorongnya untuk memberikan manfaat dan membantu sesama.
Lantas di mana posisi harta, jawabatan, populeritas dll?
Hal-hal ini seyogyanya hanya akan menjadi alat (tools) untuk mencapai
kesuksesan itu; bukan kesuksesan itu sendiri. Dengan harta orang suskes akan
bersedekah sehingga dekat dengan Allah dan dicintai orang lain. Dengan jabatan
dia bisa memudahkah urusan orang lain sehingga menjadi jalan ketakwaan dan
membantu orang lain.
Dan sebaliknya, tidaklah disebut orang sukses jika
jabatannya digunakan untuk korupsi, membunuh orang lain, dan melakukan banyak
kejahatan. Dengan uang dia dengan mudah merendahkan orang lain. Dan seterusnya.
Dengan konsep ini, orang boleh jadi apa saja, memilki harta
seberapa pun, memiliki kekuasaan atau tidak, selagi dia memenuhi dua unsur di
atas maka dia sukses. Dan sebaliknya!
Akhirnya, kesuksesan sejati tidak dapat diukur semata-mata
dari aspek materi. Bagi saya, kesuksesan sejati terletak pada seberapa taat
kepada Allah dan seberapa besar manfaat dirinya
bagi orang lain. Ketaatan kepada Allah membentuk dasar spiritual yang
kuat, sementara memberikan manfaat bagi orang lain menciptakan hubungan sosial
yang berarti. Kedua aspek ini saling terkait dan saling memperkuat,
menghasilkan kesuksesan yang lebih bermakna dan berkelanjutan. Maka, marilah
kita mengejar kesuksesan sejati dengan semakin taat kepada Allah dan semakin
banyak memberikan manfaat bagi orang lain. Semoga.