- Korupsi Senilai Rp8,75 Miliar, Kejaksaan Tahan Kepala BRI Kayu Aro
- Perlu Kerjasama Antar Instansi untuk Atas Persoalan Kesejahteraan Sosial
- Sri Purwaningsih Memimpin Pengambilan Sumpah Janji Pejabat Fungsional Pengadaan Barang dan Jasa di Kota Jambi
- Di PKS, Romi Hariyanto Bacagub Pertama Ambil Formulir Penjaringan Cakada
- Nekad Edarkan Narkoba Jenis Sabu, Petani di Batanghari Ditangkap Polisi
- Jaksa Jadi Irup Peringatan Hardiknas di SMK 1 Kota Jambi, Radyan: Jaksa Berkewajiban Ingatkan Siswa Tentang Bahaya Kenakalan Remaja
- Peringatan Hardiknas di SMKN 4 Kota Jambi, Jaksa Budi: Siswa Tugasnya Belajar dan Jangan Salah Pergaulan
- Hardiknas 2024: Pinto Tekankan Peran Pendidikan dalam Meningkatkan IPM Jambi
- Dari Kampung Ivi Hamad, Merauke, TNI AD Dukung Ketahanan Pangan
- Siginjai 2024: Perayaan Baru Ekonomi dan Keuangan Syariah Jambi Bergelora
Haryanto Teteskan Air Mata Setiap Makamkan Korban Covid-19
Keterangan Gambar : Proses pemakaman korban Covid-19
Ada rasa sedih yang mendalam, ketika memakamkan pasien Covid-19. Terbayang seandainya itu keluarga sendiri yang dimakamkan, tanpa didampingi, sangatlah berat.
Kalimat itu meluncur dari mulut Ipda Haryanto, anggota Polri yang bertugas di Kasubnit III Pam Obvit Sat Sabara Polresta Jambi yang menjadi relawan Covid-19 di Kota Jambi, Provinsi Jambi.
Berbincang santai dengan Mediajambi.com, Haryanto mengaku menjadi relawan Covid 19 atas kehendak dan kemauan sendiri. Dirinya bergabung dengan Gugus Tugas Covid-19 di Kota Jambi, yang berada di Damkar Kota Jambi.
Baca Lainnya :
- Kapolda Jambi Irjen Pol Firman Shantyabudi Dimutasi 0
- Polri Lakukan Mutasi Besar Kabid Humas Polda Jambi Dimutasi Ke Polda Bengkulu0
- Di Masa Pandemi, Korem 042/Gapu Syukuran HUT ke 61 dengan Sederhana0
- Direktorat Reserse Narkoba Polda Jambi Musnahkan BB Shabu 44,70 Kg dan Extacy 4,946 Butir0
- Ditresnakoba Polda Jambi Gagalkan Pengiriman Sabu Seberat 19,4 Kilogram 0
“Saya menjadi relawan Covid-19, bertugas memandikan dan menguburkan pasien covid yang meninggal,” katanya Senin (16/11/2020).
Haryanto mengaku telah menangani tiga pasien PDP yang meninggal dunia. "Ini pengalaman baru dalam hidup saya. Ada juga perasaan takut menjadi orang terdepan, dan bersentuhan langsung dengan pasien covid yang meninggal dunia," katanya.
Untuk menjadi relawan Covid-19 ini, dirinya juga mulai di jauhi oleh teman-temannya. Pasalnya penularan yang sangat cepat dan bisa membunuh orang lain. Tak hanya itu, dirinya juga terpaksa menjauhkan diri dari anak dan istrinya sendiri.
“Sebenarnya istri saya sangat melarang dan mencegah untuk menjadi relawan Covid-19. Namun saya siap untuk memberikan pengabdian kepada masyarakat, hati saya tergugah,” tambahnya.
Dikatakan Haryanto ayah dari Dzikra Salvina Asy Shanty ini, usai memandikan, mengkafani, dan menguburkan pasien Covid-19 yang meninggal dunia tersebut, dirinya harus menjauhkan diri dari anak dan istri. Hal itu dilakukanny selama tiga hari berturut-turut. Dia tak mau niat baiknya berbahaya bagi dirinya sendiri.
“Saya tidur sendiri, dan saya tak mau bergabung dengan anak istri, untuk sementara waktu,” sebutnya.
Suami dari Marliyah itu selalu melakukan tes rapid setelah usai memakamkan pasien yang meninggal. Selama tiga kali bersentuhan langsung dengan pasien Covid-19, dirinya belum pernah dinyatakan postif.
“Saya yakin saja, yang penting kita tetap olahraga, jaga kesehatan tubuh, dan antisipasi perlu kita lakukan,” tandasnya.
Baginya hidup dimuka bumi tak sendiri dan tak hanya sekedar hidup saja. "Kita juga harus memiliki jiwa sosial dan sikap toleransi kepada semua orang," tandasnya. Sikap tolong-menolong kepada sesama untuk saling membantu, juga harus tertanam di dalam diri, meski berdampak negatif dalam diri sendiri. (yen