- Pemkab Tanjab Barat Menggelar Apel Gabungan Perangkat Daerah Dirangkaikan dengan Halal Bihalal Seluruh Pegawai
- Bupati H. Anwar Sadat Menghadiri Rapat Paripurna Ketiga, Pemandangan Umum Fraksi-Fraksi DPRD Terhadap LKPJ 2024
- Bupati Tanjung Jabung Barat Memimpin Langsung Rakor Instruksi Presiden RI Terkait Pembentukan Satgas PSN
- Bupati Tanjung Jabung Barat Mengikuti Kegiatan Road To Kajanglako XIII
- Bupati H Anwar Sadat Dilantik sebagai Ketua Majelis Pembimbing Cabang (Kamabicab) Gerakan Pramuka Cabang Tanjung Jabung Barat
- Bupati Tanjung Jabung Barat Menyambut Optimis Peresmian Akatara Gas Processing Facility Milik Jadestone Energy
- Wakil Bupati Tanjung Jabung Barat Menghadiri Musrenbang- RKPD tahun 2026
- Wakil Bupati Tanjung Jabung Barat Pantau Kegiatan Pembersihan Drainase Di Sepanjang Jalan Jenderal Sudirman
- Bupati Tanjung Jabung Barat Membuka Pembinaan Tahap Pertama Qori-Qoriah
- Pemkab Tanjung Jabung Barat Pacu Pembangunan Infrastruktur Jalan Di Kecamatan Seberang Kota
Inovasi Kolaboratif di Tingkat Daerah Bantu Wujudkan Pendidikan Dasar Berkualitas

Keterangan Gambar : Inovasi Kolaboratif di Tingkat Daerah Bantu Wujudkan Pendidikan Dasar Berkualitas
Mediajambi.com — Sejak desentralisasi dua dekade lalu,
pemerintah daerah bertanggung jawab atas kualitas pendidikan dasar di
wilayahnya. Pemerintah daerah juga dapat menciptakan inovasi pendidikan untuk
mengatasi masalah pendidikan sesuai dengan konteks daerahnya. Akan tetapi,
pemerintah tentu saja tidak dapat bekerja sendiri; upaya ini perlu mendapatkan
dukungan dari berbagai pemangku kepentingan, khususnya yang menaruh perhatian
pada bidang pendidikan.
The SMERU Research Institute (SMERU) dan Tanoto Foundation
hari ini menyelenggarakan Forum Kajian Pembangunan (FKP) 2023 – Seri 3 “Inovasi
Kolaboratif Daerah: Mewujudkan Pendidikan Dasar Berkualitas” guna mendiskusikan
pelaksanaan inovasi pendidikan di daerah, serta peran lembaga nonprofit dan
filantropi independen dalam membantu pemerintah mengatasi tantangan pendidikan.
- Kunker Komnas Perempuan, Pastikan Pemenuhan Hak Perempuan Korban Kekerasan0
- Universitas Terbuka Tandatangani Kerjasama dengan IAIN Kerinci0
- Universitas Terbuka Jambi, Berikan Beasiswa untuk Atlit Berprestasi0
- Universitas Terbuka Jambi Laksanakan Audit Internal dan Inventory Count 2023 0
- Kasrem 042 Gapu Pimpin Sidang Parade Catar Akmil 2023 Tingkat Sub Panda Jambi0
Kolaborasi antara Pemerintah Daerah dan Organisasi
Nonpemerintah Demi Pendidikan Dasar Berkualitas Kolaborasi antara pemerintah daerah dan
organisasi nonpemerintah memiliki potensi besar dalam meningkatkan kualitas
pendidikan dasar. Kedua belah pihak dapat saling melengkapi dalam
mengidentifikasi dan mengatasi tantangan pendidikan yang nyata di lapangan.
Athia Yumna, Wakil Direktur Bidang Penelitian dan
Penjangkauan The SMERU Research Institute mengatakan, itu sebabnya, SMERU
melalui Program RISE di Indonesia melakukan penelitian dengan bekerja sama
dengan sejumlah pemerintah daerah.
“SMERU berkomitmen untuk mendukung terwujudnya pendidikan
berkualitas di seluruh Indonesia. Melalui Program RISE di Indonesia, SMERU
berkolaborasi dengan beberapa pemerintah daerah guna menemukan akar masalah
pendidikan di daerah-daerah tersebut, serta mencari solusi yang paling tepat
untuk daerah-daerah tersebut berdasarkan temuan studi-studi RISE,” ujar Athia.
Kerja sama antara pemerintah daerah dan lembaga
nonpemerintah juga dapat mendorong timbulnya inovasi pendidikan lokal.
Sebagaimana dilakukan oleh Tanoto Foundation, organisasi
filantropi independen yang didirikan oleh Sukanto Tanoto dan Tinah Bingei
Tanoto pada 1981. Melalui Program PINTAR, Tanoto Foundation membantu guru dan
calon guru dalam menghasilkan siswa berdaya saing tinggi, bernalar kritis, dan
inovatif. “Tanoto Foundation berkomitmen
menjadi pendorong perubahan untuk terciptanya pendidikan berkualitas, yang
selaras dengan tujuan pembangunan berkelanjutan. Kami juga berkomitmen untuk
mendukung pemerintah daerah guna terciptanya praktik-praktik baik pembelajaran
yang akan menjadi model bagi sekolah dan kabupaten/kota lain,” terang M. Ari
Widowati, Direktur Program Pendidikan Dasar Tanoto Foundation.
Peran organisasi masyarakat dalam mendukung terwujudnya
pendidikan berkualitas mendapat apresiasi oleh pemerintah. Dalam sambutannya,
Prof. Nunuk Suryani, M.Pd., Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan,
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, mengatakan, kolaborasi
yang terjadi merupakan bentuk gotong royong untuk pendidikan Indonesia, yang
juga menjadi hal integral dalam paket kebijakan Merdeka Belajar.
“Saya juga sangat senang sekali mendengarkan kabar baik dari
hasil riset dan praktik baik dari forum ini. Forum ini tentunya adalah forum
luar biasa yang menjadi tempat bertemu para peneliti, akademisi, pakar,
masyarakat sipil, dan para pembuat kebijakan untuk mendiskusikan temuan tentang
isu-isu kebijakan pembangunan terkini di Indonesia. Kami menunggu kabar baik penelitian
dari SMERU dan Tanoto Foundation agar kelak dapat diadopsi dan
diimplementasikan di satuan-satuan pendidikan di Indonesia,” tambah Nunuk dalam
apresiasinya terhadap kolaborasi SMERU dan Tanoto Foundation dalam FKP 2023.
Praktik Baik Inovasi
Pendidikan di Tingkat Daerah
Salah satu daerah yang melakukan inovasi pendidikan adalah
DKI Jakarta. Guna meningkatkan kualitas guru di wilayahnya, Dinas Pendidikan
DKI Jakarta bekerja sama dengan SMERU dalam merancang sistem pengembangan
profesionalisme guru berbasis kebutuhan.
Dalam paparannya, peneliti SMERU yang terlibat dalam kajian
untuk merancang sistem Jakarta Pelatihan (Jaklat), Sirojuddin Arif, mengatakan,
sistem pengembangan guru yang baru berkontribusi positif dalam meningkatkan
budaya belajar di kalangan guru.
“Refleksi diri yang
dilakukan guru berdampak signifikan pada pemahaman atau kesadaran guru tentang
kekuatan dan kelemahan mereka,” terang Sirojuddin.
Sementara, Asriyanto, Kasubbag TU UPT P.4 Jakarta Selatan,
perwakilan Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta, mengatakan, “Kolaborasi untuk
Jaklat dengan organisasi atau sektor swasta kami buka seluas-luasnya, terutama
dalam memberikan pelatihan yang dibutuhkan oleh guru-guru kami.”
Selain itu, sejak 2018, Tanoto Foundation bermitra dengan
sejumlah dinas pendidikan kabupaten dan kota di Provinsi Jambi dalam
mengimplementasikan Program PINTAR. Firdaus, S. Ag. M.M., Kepala Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Muaro Jambi, menjelaskan dukungan yang
dibutuhkan untuk berinovasi salah satunya penyebaran praktik baik yang sudah
terjadi di sekolah maupun dinas pendidikan dan kebudayaan melalui media sosial
dan komunitas belajar.
Seorang guru SD di Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Deni
Sulistiowati Ningsih, mengatakan, ia mendapatkan banyak pengetahuan dan wawasan
dari pengalamannya menjadi fasilitator daerah (fasda) Program PINTAR. "Sebagai fasda, kami dilatih untuk
menjadi penggerak yang akan menyebarluaskan praktik-praktik baik yang telah
dilakukan,” ujar guru SD Negeri 61/X Talang Babat ini.
Penjabat Bupati Muaro Jambi, Bachyuni Deliansyah, S.H., M.H.
turut mengapresiasi kontribusi Tanoto Foundation terhadap peningkatan kualitas
pendidikan di kabupaten Muaro Jambi. Beliau berharap di masa depan akan muncul
putra-putri terbaik dari Kabupaten Muaro Jambi yang bisa menjadi contoh bagi
daerah lain.
Inovasi Pendidikan di Tingkat Daerah Perlu Ditingkatkan dan
Didukung oleh Organisasi Nonpemerintah Inovasi
pendidikan di daerah merupakan langkah penting untuk menyediakan layanan
pendidikan yang relevan dengan kebutuhan masyarakat setempat. Namun, studi
SMERU melalui Program RISE di Indonesia menemukan, inovasi pendidikan di era
desentralisasi ternyata masih sedikit.
Survei tim RISE pada 2017–2018 di 63 kabupaten dan kota
menemukan 137 kebijakan yang diciptakan dinas pendidikan daerah. Dari jumlah
itu, hanya 23 daerah yang memiliki kebijakan yang bertujuan meningkatkan hasil
pembelajaran siswa.
Padahal, inovasi pendidikan di suatu daerah yang berhasil
dapat menginspirasi daerah lainnya untuk mengadopsi dan menyesuaikannya dengan
konteks mereka sendiri.
Salah satu studi RISE meneliti mekanisme penyebaran inovasi
kebijakan pendidikan di tingkat daerah di Indonesia. “Kami menganalisis
implementasi dua kebijakan pendidikan yang paling populer di Indonesia, yaitu
Tunjangan Guru dan Bantuan Tambahan untuk Siswa. Kami menemukan tiga faktor
utama yang memengaruhi penyebaran kebijakan di tingkat daerah, yaitu geografi
(lokasi daerah yang berdekatan), dorongan internal (dari birokrat maupun suara
masyarakat), dan kapasitas keuangan daerah,” terang Delbert Lim, peneliti SMERU
yang memimpin studi tersebut.
Hikmat Hardono, Ketua Dewan Pengurus Yayasan Gerakan Indonesia
Mengajar berbagi bahwasalah satu hal yang melatarbelakangi berdirinya gerakan
ini adalah semangat merintis tumbuhnya inovasi gerakan-gerakan pendidikan di
daerah.
“Selama 12 tahun Indonesia Mengajar mengabdi di daerah,
banyak cerita menarik yang ditemukan, seperti tumbuhnya inisiatif daerah dalam
ekosistemnya sendiri. Hal ini semakin meningkat ketika didorong oleh pemerintah
dan lembaga nonpemerintah,” kata Hikmat.(*)