- Pemkab Tanjab Barat Menggelar Apel Gabungan Perangkat Daerah Dirangkaikan dengan Halal Bihalal Seluruh Pegawai
- Bupati H. Anwar Sadat Menghadiri Rapat Paripurna Ketiga, Pemandangan Umum Fraksi-Fraksi DPRD Terhadap LKPJ 2024
- Bupati Tanjung Jabung Barat Memimpin Langsung Rakor Instruksi Presiden RI Terkait Pembentukan Satgas PSN
- Bupati Tanjung Jabung Barat Mengikuti Kegiatan Road To Kajanglako XIII
- Bupati H Anwar Sadat Dilantik sebagai Ketua Majelis Pembimbing Cabang (Kamabicab) Gerakan Pramuka Cabang Tanjung Jabung Barat
- Bupati Tanjung Jabung Barat Menyambut Optimis Peresmian Akatara Gas Processing Facility Milik Jadestone Energy
- Wakil Bupati Tanjung Jabung Barat Menghadiri Musrenbang- RKPD tahun 2026
- Wakil Bupati Tanjung Jabung Barat Pantau Kegiatan Pembersihan Drainase Di Sepanjang Jalan Jenderal Sudirman
- Bupati Tanjung Jabung Barat Membuka Pembinaan Tahap Pertama Qori-Qoriah
- Pemkab Tanjung Jabung Barat Pacu Pembangunan Infrastruktur Jalan Di Kecamatan Seberang Kota
Kenduri Lawang Swarnabhumi, Suarakan Merawat Budaya dan Tabir Sejarah

Keterangan Gambar : Kenduri Lawang Swarnabhumi, Suarakan Merawat Budaya dan Tabir Sejarah
Mediajambi.com (Muara Sabak) - Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Timur bersama Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menggelar Kenduri Lawang Swarnabhumi 2022, Senin (19/9/2022). Kegiatan berbasis budaya ini merupakan bagian akhir dari ajang budaya Kenduri Swarnabhumi 2022, yang diselenggarakan bersama 14 pemerintah daerah yang dilalui Daerah Aliran Sungai (DAS) Batanghari.
Rangkaian Kenduri Lawang Swarabhumi di Provinsi Jambi secara resmi dimulai Jumat (12/8/2022) dan akan berakhir Rabu (22/9/2022) mendatang. Mengusung tema utama Peradaban Sungai Batanghari: Dulu, Kini, dan Nanti, kegiatan ini juga merupakan wadah pemulihan ekosistem budaya dan alam berbasis kearifan lokal untuk pemajuan kebudayaan.
Bupati Tanjung Jabung Timur, Romi Hariyanto mengharapkan kegiatan ini berkesinambungan karena bernilai positif untuk menjaga dan memperkenalkan semua tradisi di Jambi dan daerah lainnya.
"Kami berharap ini bukanlah kegiatan seremonial semata. Harus ada tindak lanjutnya di tahun-tahun mendatang supaya ada manfaat bagi masyarakat Kabupaten Tanjung Jabung Timur," ujarnya.
- Yahya Waloni Ustad Tidak Boleh Independent 0
- Bahagianya Anak Anak Panti Asuhan Baiturahman Dikunjungi Isteri Menteri Investasi dan Istri Gubernur0
- Sani Ajak Masyarakat Lestarikan Seni Budaya Melayu Jambi0
- Hari Pelanggan Nasional 2022, Yamaha Jambi beri Kejutan ke Konsumen0
- Danau Sipin Dipenuhi Enceng Gondok dan Kiambang0
Sungai Batanghari memiliki rekam sejarah yang kaya sejak dulu hingga sekarang dalam khazanah budaya Indonesia. Dulu, melalui perdagangan lintas samudera dan silang budaya, Sungai Batanghari menjadi peradaban tersendiri. Kendati demikian, kondisi Sungai Batanghari saat ini menghadapi berbagai tantangan alam serta lingkungan, terutama hantaman perkembangan zaman.
"Sungai Batanghari hari ini sudah merana. Sungai Batanghari harus kembali bersih dan bisa menjadi sumber kehidupan. Kami sekarang kedapatan mencicip mercury (zat berbahaya) akibat adanya aktivitas di hulu sungai,"
Selain itu, banyaknya tabir peradaban di Kabupaten Tanjung Jabung Timur yang belum tersingkap, kata Romi, membuat pihaknya terus menekan pihak Dirjen Kemendikbud untuk bisa membantu membuka sejarah tersebut. Karena selama ini banyak sekali situs maupun peninggalan sejarah di Kabupaten bertajuk Bumi Sepucuk Nipah Serumpun Nibung yang belum dilakukan penelitian. Mulai dari situs Situs Hawa hingga Kapal Kuno.
"Kami selaku putra Jambi asli Kabupaten Tanjung Jabung Timur, ingin mengetahui identitas asli kami ini siapa. Banyak tabir yang belum terungkap. Kami ingin sejarah itu dibuka mulai tahun depan," lantangnya di hadapan tamu undangan.
Sebelumnya, kegiatan Kenduri Lawang Swarabhumi hari ini dimulai dengan adanya rangkaian penyusuran sungai Batanghari dengan diikuti puluhan kapal pompong hias milik warga setempat di Desa Teluk Majelis hingga Kelurahan Kampung Laut. Kenduri Lawang Swarnabhumi melibatkan kalangan yang fokus pada bidang budaya seperti arkeolog, peneliti, sejarawan, akademisi, budayawan, komunitas, dan mahasiswa.(Yen)