- Sukses Panen Jagung dan Tomat, Petani Binaan Pertamina EP Jambi Field Siap Garap Lahan yang Lebih Luas
- Walikota Maulana Terharu: Usulan Lahan Sekolah Rakyat Diterima Mensos, Legalitas Dinyatakan Clean and Clear
- Polda Jambi Siap Razia Kendaraan Mati Pajak, Dimulai 21 April 2025
- Pemkot Jambi Buka Seleksi Terbuka Calon Pimpinan BAZNAS 2025–2030, Kadis Kominfo: Kami Ajak Tokoh Islam Profesional Berkontribusi
- Pemkot Jambi Salurkan Bantuan Rp91 Juta untuk Korban Bencana dan Kebakaran
- Wawako Diza: Pemkot Jambi Gencarkan Tes Urine dan Sweeping Judi Online di Kalangan ASN
- Walikota Jambi Hadiri Peluncuran SP2D Online, Langkah Baru Menuju Keuangan Daerah Bebas Korupsi
- Walikota Maulana Meluncurkan Kebijakan Percepatan Layanan BPHTB
- Gelontorkan Dana Rp4,1 Miliar dari BTT, Pemkot Jambi Bangun Jembatan Baru di Jalan Sari Bakti
- Maulana dan Diza Resmi Sandang Gelar Pemangku Adat dan Sri Purwaningsih Dianugerahi Gelar Datin : Tanda Cinta Masyarakat Kota Jambi
Melirik Budidaya Madu di Hutan Tanaman Industri

Keterangan Gambar : Melirik Budidaya Madu di Hutan Tanaman Industri
MediajambiNews.com - Pengembangan ekonomi masyarakat yang dilakukan perusahaan hutan tanaman industri salah satu unit usaha APP Sinar Mas, PT Wirakarya Sakti menyasar segala bidang, salah satunya budidaya lebah madu.
Dari budidaya ini telah memberikan keuntungan dan menopang perekonomian sejumlah pembudidaya lebah madu binaan perusahaan. Kelompok usaha mandiri di desa sungai rambai, Kecamatan Senyerang, Kabupaten Tanjungjabung Barat, telah memulai budidaya lebah sejak 2020 dan Kini kelompok yang memiliki 11 anggota ini telah mengelola 2.000 kotak lebah jenis Apis Mellifera.
Kelompok usaha mandiri ini bermitra langsung dengan PT WKS melalui program desa makmur peduli api (DMPA)--program andalan APP Sinar Mas--untuk mengelola hasil hutan bukan kayu (HHBK) madu. Kelompok tersebut diberikan fasilitas berupa alokasi tempat penangkaran lebah di dalam area konsesi hutan akasia.
"Kami juga diberikan fasilitas berupa peningkatan kapasitas dan sumber daya dan tanggal 3 Oktober 2022 kami ikut berpartisipasi dalam pameran di Jakarta yang difasilitasi oleh kamar dagang dan industri indonesia,"ujar Wanudin, Ketua kelompok tani lebah usaha mandiri.
- Pelindo Regional 2 Jambi sebagai Narasumber Forum Koordinasi Peningkatan Kinerja Ekspor Daerah0
- Satgas Waspada Investasi Kembali Temukan 18 Entitas Investasi Tanpa Izin dan Tutup 105 Pinjol0
- Tri Ajak Gen Z Untuk Positif dan Kreatif di Dunia Digital, Waktunya Jadi bagian dari Generasi Happy0
- OJK Dorong Generasi Muda Tingkatkan Literasi Pasar Modal0
- Kinerja Intermediasi Membaik dan Sektor Jasa Keuangan Terjaga di Tengah Perlambatan Ekonomi0
Wanudin mengatakan, sejak bermitra dengan perusahaan PT. WKS, Wanudin, mengaku telah memberikan banyak perubahan ekonomi kelompoknya dan dari semula kelompok ini hanya fokus pada bagi hasil kemitraan, kini kelompok tersebut memiliki pendapatan lain dari budidaya lebah sehingga membantu menopang pendapatannya.
"Sejak sebulan lalu kelompok mereka telah membuka cabang pemasaran di Batam Kepulauan Riau,"jelasnya Senin, 3 Oktober 2022 Lalu.
Melalui kantor pemasaran di luar daerah ini diharapkan dapat meningkatkan penjualan dan harga juga yang lebih tinggi. "Di Batam prospeknya masih bagus, dan harga jualnya masih tinggi karena kita masih baru belum mampu menyerap semua produksi,"paparnya.
Selain itu, melalui program kemitraan ini kelompok usaha mandiri yang diketuai Wanudin ini, kini telah memiliki merek dagang sendiri bernama“Madu Murni Melifira” dan sama halnya dengan Wanudin, Febri, pemuda desa kelagian, kecamatan tebing tinggi, Tanjabbar merasakan betul bisa cuan dari budidaya lebah madu dan dari semula ia mengembangkan 68 kotak, kini kota-kotak yang dihuni lebah itu terus berkembang. "Kalau mulai usaha madu ini sejak 2020 dan sekarang sudah ada hampir 200-an kotak," terangnya.
Lebah yang ia kembangkan adalah lebah unggul jenis Apis mellifera dan jenis lebah madu ini kata dia, menjadi favorit para peternak lebah serta mampu produksi madu yang banyak. "Lokasi di sekitar konsesi karena pohon akasia memberikan sumber makanan yang baik dan tersedia sepanjang tahun bagi koloni lebah,"tuturnya.
Berhubung lokasi budidaya di sekitar konsesi tanaman industri itu, sehingga mendorong usahanya bermitra dengan perusahaan tersebut, dan perusahaan juga memberikan bantuan untuk pengembangan usahanya. "Sudah lama bermitra dengan WKS, ya sekarang lumayan terbantu usaha jadi bisa berkembang dan sekarang saya dibantu oleh 2 orang anggota yang mengurus lebah," katanya. (*)