Panen Cabai Serentak Bersama Walikota Jambi, Upaya Penanggulangan Inflasi di Kota Jambi

By MS LEMPOW 11 Apr 2023, 06:19:46 WIB KOTA
Panen Cabai Serentak Bersama Walikota Jambi, Upaya Penanggulangan Inflasi di Kota Jambi

Keterangan Gambar : Panen Cabai Serentak Bersama Walikota Jambi, Upaya Penanggulangan Inflasi di Kota Jambi


Mediajambi.com- Upaya pengendalian inflasi di Kota Jambi terus dilakukan Pemkot Jambi. Kemarin (11/4), Wali Kota Jambi, Syarif Fasha melakukan panen cabai di lahan milik Kelompok Tani Sumber Makmur RT 29, Kelurahan Kenali Asam, Kecamatan Kotabaru.

Ini sebagai program tindak lanjut "gerakan payo menaman cabai" yang digagas Walikota Jambi dua periode, Syarif Fasha.

Walikota Jambi Syarif Fasha mengatakan, belakangan sinergitas bersama kelompok tani dan Forkopimda, Pemkot Jambi dapat mengatasi masalah inflasi, karena memang salah satu penyumbang inflasi terbesar di Kota Jambi adalah cabai.

Dijelaskan Fasha, cabai yang ditanam ini, sama seperti cabai yang dijual di pasaran dan sama seperti di pulau jawa.   Panen ini juga dilakukan serentak di tiga kecamatan lainnya di Kota Jambi.

"Ini panen serentak di empat kecamatan. Seperti di Kotabaru, Telanaipura, Alam Barajo dan Danau Teluk. Di Kota Baru ada 7 hektare, yang dipanen ada sekitar setengah hektare," kata Fasha.

Jika diakumulasikan, sebut Fasha total cabai yang dipanen bisa mencapai 4 ton. Fasha berharap, Kota Jambi ke depannya tidak lagi terindikasi inflasi tinggi.

Pemkot Jambi mengatakan, telah diprediksikan yang diprediksi akan meningkat dan melambatnya inflasi. Juga sudah menyiapkan strategi operasi pasar apabila terjadi kenaikan harga akhir tahun ini.

“Kami menginventaris jika ada lahan kosong akan menanam cabai menggunakan peralatan dari pertanian dan juga meminta bantuan Babinsa dan Bhabinkamtibmas untuk bersama-sama membantu petani menanam cabai. Bibit dan pupuk disiapkan,” ujarnya.

Untuk pengendalian inflasi, Pemkot Jambi juga memberikan bantuan kepada UMKM. Sudah lebih dari 300 UMKM sejak awal inflasi di Kota Jambi tinggi.

Selain itu, Pemkot Jambi juga telah mengalirkan subsidi BBM ke angkutan kota agar tidak menaikkan tarif angkutan. "Sembako juga akan melaksanakan operasi pasar," katanya.

Sebelumnya, inflasi Kota Jambi Bulan Maret alami penurunan.  Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jambi dalam rilis perkembangan Indeks Harga Konsumen bulan Maret, mencatat Kota Jambi mengalami deflasi “month to month” (mtm) yaitu Kota Jambi sebesar 0,16 persen.

Deflasi terjadi karena penurunan indeks harga pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau. Kelompok pengeluaran ini menjadi andil terbesar dalam pembentukan deflasi Kota Jambi, dengan kontribusi sebesar 0,36 persen atau 0,11 persen dari total deflasi sebesar 0,16 persen.

Diusulkan oleh kelompok Perumahan, Air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,21 persen, kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,08 persen dan kelompok transportasi sebesar 0,35 persen.

Meskipun jumlahnya kecil, kenaikan pada kelompok-kelompok ini tetap memberikan dampak yang penting.

Deflasi merupakan kondisi dimana harga-harga secara keseluruhan cenderung menurun, sehingga nilai uang mengalami kenaikan. Deflasi dapat memberikan efek positif bagi konsumen karena mampu meningkatkan daya beli uang.

 Namun deflasi bisa jadi pisau bermata dua, yang berarti bisa merugikan atau berdampak negatif, terutama dalam hal ini produsen barang atau penyedia jasa.

Deflasi yang terjadi secara tajam atau terus menerus dapat merugikan aktivitas jual beli. Penurunan harga barang dan jasa seringkali membuat produsen atau penyedia jasa mengalami kerugian karena penjualan tidak mampu menutup biaya produksi maupun biaya operasional.

Jika deflasi semakin parah, tak jarang produsen atau penyedia jasa melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) untuk mengurangi beban. Semakin tinggi deflasi, semakin tinggi pula potensi PHK tenaga kerja. Itu sebabnya, deflasi seringkali dikaitkan dengan kondisi resesi. Deflasi seringkali terjadi saat kondisi perekonomian melesu. Roda perekonomian yang melambat terjadi karena permintaan atas konsumsi dan investasi yang anjlok. (Yen)




Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Semua Komentar

Tinggalkan Komentar :