- Pemkab Tanjab Barat Menggelar Apel Gabungan Perangkat Daerah Dirangkaikan dengan Halal Bihalal Seluruh Pegawai
- Bupati H. Anwar Sadat Menghadiri Rapat Paripurna Ketiga, Pemandangan Umum Fraksi-Fraksi DPRD Terhadap LKPJ 2024
- Bupati Tanjung Jabung Barat Memimpin Langsung Rakor Instruksi Presiden RI Terkait Pembentukan Satgas PSN
- Bupati Tanjung Jabung Barat Mengikuti Kegiatan Road To Kajanglako XIII
- Bupati H Anwar Sadat Dilantik sebagai Ketua Majelis Pembimbing Cabang (Kamabicab) Gerakan Pramuka Cabang Tanjung Jabung Barat
- Bupati Tanjung Jabung Barat Menyambut Optimis Peresmian Akatara Gas Processing Facility Milik Jadestone Energy
- Wakil Bupati Tanjung Jabung Barat Menghadiri Musrenbang- RKPD tahun 2026
- Wakil Bupati Tanjung Jabung Barat Pantau Kegiatan Pembersihan Drainase Di Sepanjang Jalan Jenderal Sudirman
- Bupati Tanjung Jabung Barat Membuka Pembinaan Tahap Pertama Qori-Qoriah
- Pemkab Tanjung Jabung Barat Pacu Pembangunan Infrastruktur Jalan Di Kecamatan Seberang Kota
Toni Toharudin, Mantan Kernet Angkot Sukses Sabet Gelar Profesor

Keterangan Gambar : Toni Toharudin, Mantan Kernet Angkot yang Sukses Sabet Gelar Profesor
Mediajambi.com - Mun
Keyeng Tangtu Pareng (Bila kita bersungguh-sungguh, maka cita-cita akan
tercapai). Inilah motto hidup yang mengantarkan Toni Toharudin sukses menyabet
gelar Profesor bidang Ilmu Data Sains di Universitas Padjajaran pada tahun ini,
dan akan menjalani pengukuhan profesor pada Agustus 2023 nanti.
Motto ini menjadi spesial bagi Toni, karena ia sendiri tak
pernah membayangkan cita-citanya bisa tercapai. Hal ini dikarenakan Toni
Toharudin bukan berasal dari keluarga dan lingkungan akademisi. Di masa
kecilnya, pria kelahiran Tasikmalaya 1 April 1970 ini adalah seorang kernet
angkutan kota (angkot) di kota kelahirannya.
- Kasad Pimpin Sertijab Koorsahli Kasad, Kapusesad dan Danpussenarhanud0
- OJK Selesaikan 101 Perkara Tindak Pidana Sektor Jasa Keuangan0
- Ferel Rizki Herlambang dan Geulis Harmonis Bandung, Generasi Z Gelar Sosialisasi 4 Pilar MPR RI0
- Komnas Perlindungan Anak Tegaskan SFA Tidak Bersalah0
- Dapatkan Uang Tunai Total 500 Juta Rupiah Melalui Merry Riana Entrepreneur of The Year Award!0
"Semasa SMP, saya menjadi kernet angkot trayek 04
jurusan Kota Tasikmalaya ke Kecamatan Mangkubumi. Rutenya masih ada hingga saat
ini. Tapi sejak kecil saya selalu bercita-cita menjadi guru. Jadilah saya
bekerja menjadi kernet setiap hari saat pulang sekolah hingga larut malam,
dengan imbalan bukan gaji, tapi saya tidak perlu membayar SPP sekolah.
Alhamdulillah cita-cita kini tercapai, bahkan diberi kesempatan menjadi guru besar,"
kenang Toni dalam Webinar SEVIMA, Sabtu (24/06) pagi.
Berjuang Keras untuk
Terus Belajar
Bekerja telah menjadi keseharian Toni di masa kecil. Sejak
masih menjadi murid di Sekolah Dasar, putra bungsu dari enam bersaudara
pasangan Mahmud dan Aik Karmini ini kerap membantu sang ayah untuk berjualan
tembakau keliling ke toko-toko, maupun menjajakan roti buatan sang ibu ke
sekeliling Kampung Sambong Tengah yang terletak di Kecamatan Mangkubumi Kota
Tasikmalaya.
Walaupun keuntungan dari berdagang tak seberapa, kedua orang
tua selalu mengajarkan Toni dan kakak-kakaknya untuk selalu memprioritaskan menabung
demi pendidikan. Bahkan keluarga rela makan dan hidup seadanya, asalkan para
anak-anaknya tetap bisa bersekolah. "Jadi kenapa saya bercita-cita menjadi
guru, karena dididik oleh orang tua saya ke arah situ. Pendidikan bagi kami
sangat berharga dan akan mampu mengubah keadaan!," ungkap Toni.
Perjuangan melanjutkan pendidikan semakin berliku karena di
kelas 5 SD, sang ayah meninggal dunia. Toni beserta kakak-kakaknya harus
mencari nafkah dengan berbagai macam cara agar tetap bertahan hidup dan bersekolah.
Dari situlah perjalanan Toni menjadi kernet angkot dan berbagai profesi lainnya
dimulai hingga tahun 1989, saat Toni telah lulus SMA dan hendak mendaftar
perguruan tinggi.
"Di tahun 1989, saya mendaftar kuliah, dan saya merasa
harus kuliah dan diterima di perguruan tinggi negeri. Karena kalau kuliah di
swasta tentu saya tidak sanggup membayar. Keinginan saya sangat kuat, karena
jika saya tidak kuliah, mungkin saya akan tetap menjadi kernet angkot atau
bekerja di kampung seperti sebelumnya!," kenang Toni.
Dengan semangat belajar dan izin Tuhan, Toni berhasil
menjadi mahasiswa S1 Statistika Universitas Padjajaran di Tahun 1989, lulus
sarjana di tahun 1984, dan setahun kemudian mulai menjadi dosen di Universitas
Padjajaran.
Terus Kerja Serabutan
Walau Sudah Jadi Dosen
Sudah menjadi dosen bukan berarti akhir dari perjuangan
Toni. Ia masih bercita-cita untuk terus mengenyam pendidikan demi mengubah
nasib. Kesempatan sebagai dosen ia manfaatkan untuk terus melakukan penelitian,
sampai suatu saat meneliti bersama Johan HL Oud dan Kai Welzen, dua profesor
asal Belanda, yang membukakan kesempatan padanya untuk melanjutkan studi
non-degree, magister, hingga doktoral di Belgia dan Belanda dengan beasiswa
pemerintah maupun biaya sendiri.
Karena beasiswa pemerintah jumlahnya terbatas, Toni juga
harus bekerja keras selama kuliah di kawasan Eropa. Pekerjaan seperti mencuci
piring di kantin, mencuci botol di pabrik, hingga menjadi peserta uji coba
obat-obatan, pernah ia lakoni demi sesuap nasi di perantauan. "Bahkan
beberapa kali di kelas saat kuliah saya mengantuk, karena saya harus kuliah
dari pagi hingga sore, lalu dari jam 9 malam hingga jam 5 pagi saya harus
bekerja," kenang Toni.
Sepulang studi dari Eropa pada tahun 2010, didikan orang tua
Toni terbukti. Pendidikan berhasil merubah nasibnya. Di tahun 2013, Toni
dipercaya menjadi anggota Badan Akreditasi Nasional Sekolah dan Madrasah
(BAN-SM), sebagai lembaga pemerintah yang bertugas menjamin mutu pendidikan di
puluhan ribu sekolah se-Indonesia. Pada tahun 2018, Toni juga didapuk sebagai
kepala badan tersebut, dan kini juga memperoleh kepercayaan sebagai Anggota
Majelis Pendidikan Dasar Menengah dan Pendidikan Non Formal di Pengurus Pusat
Muhammadiyah.
Perjalanan hidup yang penuh dengan perjuangan tersebut
terbukti membuat karakter Prof. Toni Toharudin yang gigih, ulet, dan memiliki
semangat juang yang tinggi. Kini nasib sang mantan kernet angkot itu telah
berubah, bahkan mencapai prestasi sebagai seorang profesor. Oleh karenanya
kepada para pelajar yang masih berjuang untuk berkuliah, Prof Toni mengajak
para pelajar untuk terus bersemangat.
"Jangan pernah menyesali kegagalan karena Allah
subhanahu wa ta'ala selalu memberikan jalan yang terbaik. Mari kita terus
percaya, mun keyeng tangtu pareng, yang artinya: berusaha sungguh-sungguh, maka
pasti (cita-cita) akan tercapai!," tandasnya.(***)