Turunnya Produksi Buah-buah Lokal Jambi di Tahun 2021

By MS LEMPOW 30 Apr 2022, 17:56:22 WIB PERTANIAN
Turunnya Produksi Buah-buah Lokal Jambi di Tahun 2021

Keterangan Gambar : Nopriansyah, SST, MSi: Statistisi BPS Provinsi Jambi


Mediajambi.com - Menurut analisis suhu global yang dirilis oleh badan antariksa NASA dan National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), tahun 2021 menjadi tahun yang terpanas dalam sejarah pencatatan cuaca. NOAA menunjukkan suhu rata-rata tahun 2021 adalah 0,84 celcius diatas suhu rata-rata untuk abad ke-20. Ini menjadi indikasi jelas bahwa aktivitas pemanasan global terus berlangsung dan perlu perhatian dari semua orang di dunia.

Kondisi suhu ini tentu saja sangat berpengaruh pada produksi pertanian di dunia, termasuk di Indonesia. Di Provinsi Jambi, salah satu produksi pertanian yang mengalami penurunan pada tahun 2021 yaitu pada beberapa komoditas buah-buahan, seperti Duku, Melinjo, Nangka/Cempedak, Nanas dan Pisang.

Buah Duku merupakan jenis buah yang populer di Jambi, utamanya Duku Kumpeh. Duku Kumpeh terkenal manis, dengan biji yang kecil dan dagingnya yang berwarna bening. Di tahun 2021 produksi buah Duku di Jambi sebesar 18,07 ribu ton. Produksi duku Jambi ini mengalami penurunan sebanyak 2,11 ribu ton dibanding dengan tahun 2020, padahal jumlah pohon yang menghasilkan lebih banyak dari tahun sebelumnya.

Walaupun Duku yang terkenal adalah Duku Kumpeh (Muaro Jambi), akan tetapi ternyata Merangin merupakan kabupaten penghasil duku yang terbesar di tahun 2021. Sekitar 34,86 persen produksi Duku berasal dari Merangin, Muaro Jambi hanya sekitar 13,03 persen dan sisanya dari kabupaten/kota yang lain.

Produksi Melinjo juga mengalami penurunan, dimana tahun 2020 produksinya mencapai 28,21 ribu ton turun menjadi 26,19 ribu ton di tahun 2021. Melinjo biasanya sering dijadikan keripik atau campuran untuk sayur asem. Komoditas Nangka/Cempedak sedikit saja mengalami penurunan produksi yaitu sebanyak 0,48 ton. 

Selain melinjo, produksi buah yang juga mengalami penurunan produksi adalah Pisang. Produksi Pisang di tahun 2021 menurun 3,49 ribu ton, dari sebelumnya di tahun 2020 mencapai 72,75 ribu ton menjadi 69,26 ribu ton. Tanjung Jabung Barat merupakan penghasil Pisang terbesar, sekitar 32,05 persen produksi pisang berasal dari sini.

Diantara buah-buahan diatas, Nanas menjadi buah yang paling besar mengalami penurunan. Penurunan produksi Nanas ini juga diikuti oleh penurunan jumlah tanaman yang menghasilkan. Produksi Nanas di tahun 2021 hanya mencapai 32,76 ribu ton, sangat jauh menurun dibandingkan dengan tahun 2020 yang mencapai 149,59 ribu ton. Hal ini juga sejalan dengan jumlah tanaman Nanas yang  menghasilkan yang juga mengalami penurunan, dari 15,10 juta rumpun di tahun 2020 menjadi sekitar 10,68 juta rumpun di tahun 2021. Muaro Jambi menjadi daerah sentra penghasil Nanas di Provinsi Jambi. Sekitar 65,38 persen produksi Nanas berasal dari Muaro Jambi. 

Penurunan produksi pada beberapa komoditas buah-buahan di Jambi tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, pertama suhu panas di tahun 2021. Suhu yang terlalu panas tersebut menyebabkan gangguan pertumbuhan bakal buah pada beberapa tanaman, sehingga pohon duku sedikit menghasilkan buah.

Kedua serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) dan hewan pengganggu. Serangan jamur pada tanaman duku, melinjo dan pisang, gangguan babi hutan pada tanaman nanas masih merupakan permasalahan petani di Jambi. Produksi yang baik, sangat bergantung pada kondisi tanaman yang sehat.

Ketiga penggunaan saprotan belum maksimal. Masih banyak ditemukan petani yang tidak menggunakan pupuk dalam memelihara tanaman buahnya. Kadang kala mereka hanya memelihara tanaman buahnya pada saa-saat akan berbuah saja, itupun hanya sebatas pada membersihkan pohon dan lahan. Kondisi ini sering kali dijumpai pada petani duku, durian, melinjo dan pisang.

Keempat berkurangnya minat petani untuk menanam komoditas buah, seperti nanas. Kesulitan petani dalam memasarkan buah nanas, dan harganya yang kurang menjanjikan dibanding dengan biaya produksi yang dikeluarkan disinyalir menjadi salah satu penyebab menurun drastisnya produksi nanas di Jambi.

Untuk menjaga agar produksi tanaman buah terus meningkat, maka pemerintah perlu melakukan langkah-langkah konkrit, pertama memberikan sekolah lapangan kepada petani tentang tatacara pemeliharaan tanaman buah yang baik. Duku dan durian yang tidak dirawat saja bisa menghasilkan banyak buah, apalagi kalau dirawat dengan baik. Begitu juga dengan cara-cara menghadapi penyakit yang sering menyerang tanaman buah.

Kedua bantuan saprotan yang baik untuk petani buah. Penyediaan bibit unggul, pupuk, dan obat-obatan dalam menunjang produksi tanaman buah-buahan dirasakan sangat dibutuhkan oleh petani. Sekarang tugas pemerintah adalah menjamin bagaimana agar saprotan yang dibutuhkan petani dapat tersedia dan terjangkau oleh petani. 

Ketiga pemasaran produk buah-buahan dari Jambi. Buah duku, durian atau melinjo mungkin tidak susah untuk dijual di pasaran karena masyarakat sudah pasti akan membelinya. Tetapi itu tidak berlaku untuk nanas. Nanas tidak seperti duku yang bisa dimakan dalam jumlah yang banyak, karena sifatnya airnya yang asam dan tajam di lidah. Nanas akan bernilai lebih ketika sudah diolah lagi seperti menjadi nanas goreng, keripik nanas atau bahkan selai nanas. 

Hilirisasi produk turunan dari buah nanas dirasakan ampuh untuk meningkatkan nilai tambah buah nanas. Disinilah dibutuhkan peran serta pemerintah dalam mendatangkan investor untuk industri olahan nanas di Jambi. Pemerintah juga dapat mengadakan pelatihan-pelatihan pembuatan selai, keripik nanas, atau nanas goreng, yang berdasarkan skala usaha dapat dilakukan oleh industri rumah tangga. Dan jangan lupa, pemerintah juga harus sekaligus memikirkan cara memasarkan produk-produk olahan nanas tersebut. Semoga dengan perhatian pemerintah, petani Jambi semakin sejahtera. Salam.





Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Semua Komentar

Tinggalkan Komentar :