- Pemkab Tanjab Barat Menggelar Apel Gabungan Perangkat Daerah Dirangkaikan dengan Halal Bihalal Seluruh Pegawai
- Bupati H. Anwar Sadat Menghadiri Rapat Paripurna Ketiga, Pemandangan Umum Fraksi-Fraksi DPRD Terhadap LKPJ 2024
- Bupati Tanjung Jabung Barat Memimpin Langsung Rakor Instruksi Presiden RI Terkait Pembentukan Satgas PSN
- Bupati Tanjung Jabung Barat Mengikuti Kegiatan Road To Kajanglako XIII
- Bupati H Anwar Sadat Dilantik sebagai Ketua Majelis Pembimbing Cabang (Kamabicab) Gerakan Pramuka Cabang Tanjung Jabung Barat
- Bupati Tanjung Jabung Barat Menyambut Optimis Peresmian Akatara Gas Processing Facility Milik Jadestone Energy
- Wakil Bupati Tanjung Jabung Barat Menghadiri Musrenbang- RKPD tahun 2026
- Wakil Bupati Tanjung Jabung Barat Pantau Kegiatan Pembersihan Drainase Di Sepanjang Jalan Jenderal Sudirman
- Bupati Tanjung Jabung Barat Membuka Pembinaan Tahap Pertama Qori-Qoriah
- Pemkab Tanjung Jabung Barat Pacu Pembangunan Infrastruktur Jalan Di Kecamatan Seberang Kota
Penelitian: Waduh !!! Susu Kental Manis Bukan Susu, Melainkan Gula

Keterangan Gambar : Penelitian: Waduh !!! Susu Kental Manis Bukan Susu, Melainkan Gula/f-mas
Mediajambi.com – Susu Kental Manis (SKM) bukanlah susu yang mengandung protein hewani tinggi. Dalam SKM itu bukan susu, melainkan kandungan gula sangat tinggi.
Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI) menemukan fakta bahwa adanya kesalahan persepsi Ibu-ibu terhadap Susu Kental Manis (SKM). Penelitian yang dilakukan YAICI menunjukkan masih banyak Ibu-ibu yang memberikan SKM kepada anak mereka untuk pengganti susu formula.
"Ada salah persepsi yang kita temukan di Ibu-ibu, bahwa SKM bukan susu, itu adalah gula sebenarnya, kandungan gulanya sangat tinggi dan itu diakui juga oleh banyak pakar," kata Ketua Harian YAICI Arif Hidayat, dalam paparan laporan jangkauan edukasi YAICI 2022 bersama PP Muslimat NU dan PP Aisyiyah di Jakarta, Senin (12/12/2022).
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), kata dia, sudah memberikan label khusus di kemasan Susu Kental Manis. Label tersebut menerangkan bahwa SKM tidak untuk dikonsumsi batita di bawah 12 bulan dan tidak boleh digunakan sebagai pengganti ASI.
- Pemkot Sungai Penuh Terima Penghargaan Kota Peduli HAM0
- Pj Bupati Tebo Hadiri Rakor Mingguan Pengendalian Inflasi di Daerah0
- Stabilkan Harga Sembako Jelang Nataru, Pemkab Tebo Gelar Operasi Pasar0
- Dekranasda Muaro Jambi Adakan Program Pendidikan Kecakapan Wirausaha Tenun0
- Polisi Tangkap Pelaku Tawuran Dua Geng Motor yang Telan Korban Satu Orang Tewas0
"Jadi jangan kita persepsikan bahwa di SKM itu mengandung protein hewani tinggi. Jangan seperti itu, karna itu salah persepsi, yang ada adalah gula," kata Arif.
Ketua Majelis Kesehatan PP Aisyiyah, Chairunnisa mengatakan, bahwa SKM adalah toping pemanis untuk makanan. Ia menegaskan bahwa SKM tidak berisi protein tinggi apalagi zat-zat yang bergizi.
"Kita sedang mempromosikan, mengedukasi ke masyarakat bahwa susu kental manis yang dulu di kalengin itu bukan susu, itu kental manis, gula isinya. Jadi tidak berisi protein tinggi, tidak berisi zat-zat yang bergizi, itu hanya untuk toping makanan ya, jadi pemahaman itu dulu yang harus diberikan ke Ibu-ibu," ucapnya.
Kendati demikian, perlahan stigma tersebut mulai dihilangkan dari masyarakat. Salah satu contohnya adalah upaya baik yang dilakukan produsen, terkait perubahan nama susu kental manis.
"Alhamdulillah sudah ada perubahan perubahan, dari produsen susu sendiri, sekarang coba itu dilihat di kaleng susu bukan lagi namanya Susu Kental Manis, namanya sekarang Kental Manis. Itu yang pertama," ucapnya.
Kemudian, di beberapa supermarket, SKM kini tidak diletakkan dekat dengan susu formula balita. Melainkan diletakkan dekat rak-rak gula pasir.
Di supermarket, dulu SKM dan sebagainya itu ditempatkannya bareng susu formula anak anak, SGM UHT dan lain-lain. Tapi sekarang, di beberapa supermarket SKM itu diletakkannya bersamaan dengan gula," jelasnya lagi.(**/mas)