Semeru Masih Erupsi, Aktivitas Warga Sudah Kembali Normal

By MS LEMPOW 12 Des 2022, 12:37:34 WIB Nasional
Semeru Masih Erupsi, Aktivitas Warga Sudah Kembali Normal

Keterangan Gambar : Semeru Masih Erupsi/f-Ist


Mediajambi.com - Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, masih mengalami erupsi usai statusnya diturunkan dari Awas (level IV) menjadi Siaga (level III). Erupsi terjadi pada pukul 07.27 WIB dan meluncurkan kolom asap berwarna putih kelabu setinggi 500 meter dari puncak mengarah ke barat daya.

Hanya saja aktivitas warga lereng Semeru kembali normal seperti sedia kala. Warga juga sudah kembali ke rumah hunian relokasi di Desa Sumbermujur, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.

"Sudah kembali beraktivitas normal mulai dari bersih-bersih rumah dan sebagian kembali bekerja ke ladang. Memang kalau dari hari pertama erupsi itu tidak ada aktivitas," kata Khoirun (45), warga setempat pada Senin (12/12/2022)

Erupsi ini terekam dalam seismograf dengan amplitudo maksimal 22 mm dengan durasi 119 detik. Pengamatan Pos Pantau Gunung Api Semeru di Gunung Sawur dalam periode pengamatan 00.00-06.00 WIB juga mencatat terjadi tiga kali erupsi dengan ketinggian kolom abu yang sama dan mengarah ke barat daya.

"Ada 21 gempa letusan, satu kali gempa embusan, satu gempa tektonik lokal, dan tiga gempa tektonik jauh. Secara visual Gunung Semeru mengeluarkan asap tipis berwarna putih setinggi 100 meter," kata Petugas Pos Pantau Gunung Api Semeru Mukdas Sofian kepada wartawan, Senin (12/12/2022).

Sofian menambahkan, meski status Gunung Semeru sudah diturunkan menjadi Siaga, warga di sekitar lereng Semeru diminta tetap waspada. Sebab, ada bahaya sekunder berupa banjir lahar yang mengancam.

Apalagi, lereng Gunung Semeru beberapa hari terakhir kerap diguyur hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi. Warga diminta tidak melakukan aktivitas apa pun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 kilometer dari puncak.

Di luar jarak itu, warga juga dilarang beraktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan sejauh 17 kilometer. Pasalnya, kawasan ini berpotensi terjadi perluasan awan panas dan aliran lahar.

"Waspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, lontaran batu pijar. Serta aliran lahar di sepanjang aliran sungai atau lembah yang berhulu ke puncak," ujarnya.(***)




Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Semua Komentar

Tinggalkan Komentar :