- Tingkatkan Kolaborasi dan Sinergi, SKK Migas – KKKS Sumbagsel Gelar Event Lifting Olympic
- Hadiri RDP Bersama Komisi II DPR RI, Gubernur Al Haris Soroti Minimnya Kewenangan Daerah dalam Sektor Minerba
- Gubernur Jambi Al Haris Hadiri RDP Bersama Komisi II DPR
- OJK Dorong Sinergi Hilirisasi Agrikultur, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Nasional
- Gubernur Al Haris: Tali Tigo Sapilin Pilar Pembangunan Provinsi Jambi
- Ini Pengakuan Pelaku Pembunuhan Sopir Travel Matnur : Mobil Ditinggal di Bawah Tol
- IM3 Platinum dan Apple Berikan Pengalaman Next Level di Peluncuran iPhone 16
- Pilkate RT 05 Kelurahan Legok Ditunda
- Pemilihan Ketua RT 02 Kelurahan Kenali Besar Berlangsung Damai
- Pilkate Serentak Kota Jambi 2025 Berlangsung Meriah, Wali Kota Maulana Pantau Langsung TPS
Survei Orientasi Bisnis Perbankan OJK Triwulan I-2025 : Optimisme Kinerja Perbankan di Tengah Ekspektasi Terhadap Stabilitas Kondisi Makroekonomi

Keterangan Gambar : Survei Orientasi Bisnis Perbankan OJK Triwulan I-2025 : Optimisme Kinerja Perbankan di Tengah Ekspektasi Terhadap Stabilitas Kondisi Makroekonomi
Mediajambi.com - Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK,
Dian Ediana Rae, menyampaikan bahwa Survei Orientasi Bisnis Perbankan OJK
(SBPO) triwulan I-2025 menunjukkan responden optimis bahwa kinerja perbankan
akan semakin baik. Survei dilakukan dengan melibatkan 96 bank responden, yang
memiliki porsi aset mencapai sebesar 96,61 persen dari total aset bank umum
berdasarkan data Desember 2024.
Optimisme perbankan tecermin dari Indeks Orientasi Bisnis
Perbankan (IBP) pada triwulan I-2025 yang tercatat sebesar 66 (zona optimis).
Optimisme tersebut didorong oleh ekspektasi terhadap stabilitas kondisi
makroekonomi, serta berlanjutnya peningkatan intermediasi dibarengi dengan
kemampuan perbankan dalam mengelola risiko yang dihadapi, meskipun sedang di
tengah kondisi makroekonomi global yang kurang kondusif.
Keyakinan akan stabilitas kondisi makroekonomi domestik
menyebabkan Indeks Ekspektasi Kondisi Makroekonomi (IKM) pada triwulan I-2025
berada pada level optimis yaitu sebesar 53, terutama disebabkan oleh perkiraan
bahwa kondisi makroekonomi domestik yang stabil dan prediksi BI-Rate yang
cenderung menurun. Seiring dengan perkiraan kondisi makroekonomi tersebut,
Produk Domestik Bruto (PDB) diperkirakan masih akan tumbuh didorong oleh
konsumsi masyarakat yang diperkirakan meningkat seiring dengan adanya Bulan
Ramadhan dan hari raya Idul Fitri pada triwulan I-2025, peningkatan Upah
Minimum Provinsi (UMP) 2025, dan adanya stimulus ekonomi 2025.
Selanjutnya, mayoritas responden juga meyakini bahwa risiko
perbankan pada triwulan I-2025 masih terjaga dan terkendali. Hal ini terlihat
dari Indeks Persepsi Risiko (IPR) sebesar 55 atau berada pada zona keyakinan
bahwa risiko cukup manageable, seiring dengan keyakinan bahwa risiko kredit dan
risiko pasar yang tetap terjaga. Responden meyakini bahwa kualitas kredit tetap
baik, Posisi Devisa Netto (PDN) pada level rendah dengan aset dan tagihan dalam
valuta asing (valas) yang lebih besar dibandingkan kewajiban valas (long
position), serta rentabilitas masih akan meningkat seiring dengan kenaikan
penyaluran kredit. Selanjutnya, risiko likuiditas juga diperkirakan masih
terjaga stabil dibandingkan triwulan sebelumnya.
Ekspektasi terhadap kinerja perbankan pada triwulan I-2025
juga optimis dengan Indeks Ekspektasi Kinerja (IEK) sebesar 74. Optimisme
kenaikan pertumbuhan kredit pada triwulan I-2025 didorong oleh ekspektasi
pertumbuhan ekonomi domestik yang terus berlanjut dan adanya momentum Bulan
Ramadhan dan hari raya Idul Fitri yang dapat mendorong permintaan kredit dan
aktivitas usaha masyarakat. Dari sisi penghimpunan dana, responden
memperkirakan bahwa pada triwulan I-2025, DPK juga akan tumbuh meningkat
sejalan dengan kegiatan ekonomi yang semakin membaik dan usaha bank memperoleh
sumber dana untuk mendukung pertumbuhan kredit.
Pada SBPO, OJK juga menghimpun informasi terkait outlook
ekonomi global dan Indonesia tahun 2025. Berdasarkan hasil SBPO diperoleh bahwa
pertumbuhan ekonomi global diperkirakan melambat. Hal ini didorong oleh
ketidakpastian kondisi global seiring dengan masih cukup tingginya tensi
geopolitik dan potensi terjadinya trade war.
Selanjutnya, ekonomi Indonesia pada tahun 2025 diproyeksikan
oleh responden tumbuh cukup stabil. Proyeksi tersebut didorong oleh penurunan
suku bunga acuan, kebijakan ekonomi pemerintah yang pro growth, berakhirnya
aksi wait and see oleh para investor untuk investasi kembali pasca tahun
politik di 2024, serta inflasi yang diperkirakan masih terkendali.
SBPO
OJK melaksanakan SBPO secara triwulanan untuk memperoleh
gambaran dari industri perbankan tentang arah perekonomian, persepsi terhadap
risiko perbankan serta arah/tendensi bisnis perbankan pada triwulan mendatang.
SBPO menghasilkan suatu Indeks Orientasi Bisnis Perbankan (IBP), yaitu indeks
komposit yang menunjukkan persepsi dengan rentang nilai 1 s.d. 100, di mana
indeks >50 menunjukkan persepsi optimis, indeks =50 menunjukkan persepsi
stabil, dan indeks <50 menunjukkan persepsi pesimis. IBP terdiri dari tiga
subindeks yaitu Indeks Ekspektasi Kondisi Makroekonomi (IKM), Indeksi Persepsi
Risiko (IPR) dan Indeks Ekspektasi Kinerja (IEK). Selain ketiga indeks
tersebut, SBPO juga menghasilkan informasi lain yang sedang menjadi isu hangat
pada industri perbankan serta hal-hal yang dianggap dapat berpengaruh terhadap
kinerja perbankan.
Secara historis, hasil survei SBPO relatif cukup akurat
dalam memprediksi arah dari beberapa indikator makroekonomi maupun perbankan di
Indonesia.(***)