- Korupsi Senilai Rp8,75 Miliar, Kejaksaan Tahan Kepala BRI Kayu Aro
- Perlu Kerjasama Antar Instansi untuk Atas Persoalan Kesejahteraan Sosial
- Sri Purwaningsih Memimpin Pengambilan Sumpah Janji Pejabat Fungsional Pengadaan Barang dan Jasa di Kota Jambi
- Di PKS, Romi Hariyanto Bacagub Pertama Ambil Formulir Penjaringan Cakada
- Nekad Edarkan Narkoba Jenis Sabu, Petani di Batanghari Ditangkap Polisi
- Jaksa Jadi Irup Peringatan Hardiknas di SMK 1 Kota Jambi, Radyan: Jaksa Berkewajiban Ingatkan Siswa Tentang Bahaya Kenakalan Remaja
- Peringatan Hardiknas di SMKN 4 Kota Jambi, Jaksa Budi: Siswa Tugasnya Belajar dan Jangan Salah Pergaulan
- Hardiknas 2024: Pinto Tekankan Peran Pendidikan dalam Meningkatkan IPM Jambi
- Dari Kampung Ivi Hamad, Merauke, TNI AD Dukung Ketahanan Pangan
- Siginjai 2024: Perayaan Baru Ekonomi dan Keuangan Syariah Jambi Bergelora
Yanti Penghuni Taman Satwa Mati
Mediajambi.com- Kabar menyedihkan datang dari Taman Rimba Jambi. Seekor Gajah Sumatera (elephas maximus sumatranus) berjenis kelamin betina bernama “Yanti” penghuni Taman Satwa Taman Rimba Jambi mati pada Kamis (8/10/2020) kemarin.
Gajah berusia sekitar 38 tahun tersebut, diduga mati karena penyakit titanus yang dideritanya sejak satu pekan lalu.
Tenaga ahli gajah PKBSI dari Jakarta, drh Wisnu Wardana dalam rilisnya kepada sejumlah media mengatakan, bahwa Yanti itu mati karena racun penyakit yang datang tiba-tiba.
Baca Lainnya :
- Pecahkan Rekor Sejak Pandemi, 42 Pasien Terkonfirmasi Covid-19 di Kota Jambi0
- Ruang Isolasi Penuh Pasien Covid-19 Terpaksa Isosali Mandiri di Rumah0
- Walikota Jambi Akan Adakan Fasilitas Tes PCR Mandiri Kota Jambi0
- Waspadai Sungai Batanghari Meluap0
- Nakes Putri Ayu Terkonfirmasi Covid- 19, Puskesmas Tutup Sementara0
"Dari penilaian saya, tidak ada gejala bakteri atau virus. Namun, kagak tahu tiba-tiba rebah. Diduga, matinya gajah Yanti disebabkan racun," jelasnya, Jumat (9/10/2020).
Dia menduga, matinya gajah tersebut ada dua kemungkinan, bisa dihasilkan dari kuman dan satunya dari bahan kimia.
"Dalam dua hari sakitnya kronis hingga menyebabkan mati. Gejalanya, dagu gajah tertutup dan sulit dibuka," ujar Wisnu.
Menurutnya, dari penilaian fisik bagus, prima dan jarang sakit. "Dari kesejahteraan bagus, dari perilakunya tidak ada tanda-tanda stres atau kelaparan tidak ada. Kondisi gajah bagus," tukasnya.
Dia juga menambahkan, dari hasil otopsi, adanya kelainan pada jantung, pendarahan pada otot jantung, pembengkakan pada hati pada ginjal dan pada limpa.
"Dugaan sementara satwa gajah mati disebabkan oleh tetanus. Namun untuk mengetahui penyebab kematian maka akan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut bagian–bagian organ jantung, hati, ginjal, isi lambung, paru. Masih dikirim ke Balai Besar Veteriner Baso, Bukit Tinggi," imbuh Wisnu.
Saat ini, bangkai gajah seberat 3 ton tersebut sudah dimakamkan petugas.(Yen)