- Dirut PHR Regional 1 Kunjungi Program Pemberdayaan Masyarakat Srikandi Perubahan Mengubah Tantangan Menjadi Peluang di Lapas Perempuan Jambi
- Pantau Persiapan Pilkada di Tanjabtim, Pjs. Gubernur Sudirman Minta TNI dan Polri Kawal Ketat Pendistribusian Logistik
- Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel Dukung Penuh Langkah Polda Jambi Ungkap Praktik Pengoplosan LPG
- Cari Solusi Penyelesaian Perambahan Kawasan Hutan, Komisi II Konsultasi ke Kementerian Kehutanan
- Hendak Menyeberangi Sungai Batanghari Pakai Perahu, Warga VII Koto Ilir Tebo Tenggelam
- Pemkot Gelar Rakor Kesiapan Pilkada Serentak, Pj Walikota Harap Kota Jambi Jadi Contoh Pilkada yang Aman, Damai dan Kondusif
- Minimalisir Masalah Perempuan, Anak dan Perdagangan Orang, Pemkot Jambi Gelar Sosialisasi Bersama Komponen Masyarakat
- OJK Terbitkan POJK Penyelenggaraan Kegiatan Usaha Bulion
- Seorang Oknum PNS Menjadi Pelaku Pencabulan Terhadap Pelajar
- Polda Jambi Bersama FJPI Jambi Gelar FGD, Bahas Peran Perempuan dalam Menjaga Keamanan Pilkada 2024
Kinerja XL Axiata Tetap Tumbuh di Tengah Kondisi Ekonomi yang Berat Pendapatan Rp 25 Triliun, Laba Rp 1,3 Triliun
Keterangan Gambar : Kinerja XL Axiata Tetap Tumbuh di Tengah Kondisi Ekonomi yang Berat Pendapatan Rp 25 Triliun, Laba Rp 1,3 Triliun
Mediajambi.com – PT XL Axiata Tbk (XL Axiata) berhasil melanjutkan tren pertumbuhan profitabilitas di sepanjang 9 bulan pertama 2024. Meskipun tidak mudah, pada periode ini, tercatat pendapatan XL Axiata tetap tumbuh 6% YoY menjadi Rp 25,37 triliun, EBITDA tumbuh 13% YoY menjadi Rp 13,3 triliun, dan EBITDA Margin menjadi 52,4%. Sementara itu, laba bersih mencapai Rp 1,33 trillun.
Pada periode ini, pendapatan data dan layanan digital mencapai
Rp 23,38 triliun, atau sekitar 92% dari total pendapatan. Manajemen XL Axiata
juga sangat optimis dengan masa depan bisnis layanan Fixed Broad Band (FBB) dan
Fixed Mobile Convergence (FMC) di mana bisnis tersebut terus menunjukkan
pertumbuhan yang sangat positif.
Presiden Direktur & CEO XL Axiata, Dian Siswarini
mengatakan, ‘’Sepanjang sembilan bulan terutama di kuartal ketiga 2024, situasi
dan kondisi industri telekomunikasi nasional sangat menantang, di mana
kompetisi berlangsung ketat, di tengah daya beli masyarakat yang terus melemah.
Namun, kami tetap mampu meraih kinerja yang cukup baik, dengan tetap mampu
mencetak tingkat profitabilitas yang tumbuh positif. Tantangan ke depan
tentunya tidak akan lebih ringan, terutama kondisi ekonomi Indonesia yang masih
akan terpengaruh oleh kondisi geopolitik dunia, serta tingkat daya beli
masyarakat yang masih lemah. Kami akan terus bekerja keras untuk tetap menjaga
pertumbuhan kinerja di periode yang akan datang, dan kami yakin akan mampu
melakukannya.”
Dian menambahkan, berbagai inisiatif akan terus XL Axiata
lakukan untuk mendapatkan sumber pendapatan baru yang bisa diandalkan di masa
mendatang. Salah satunya adalah melalui layanan internet rumah. Untuk itu, XL
Axiata terus mendorong dan mengakselerasi pertumbuhan bisnis layanan internet
rumah FBB yang hingga saat ini terus menunjukkan potensi sangat menggembirakan.
Apalagi XL Axiata juga telah mengakuisisi 750 ribu pelanggan First Media,
sehingga saat ini memilki pelanggan FBB secara keseluruhan mencapai lebih dari
1 juta pelanggan.
Dian menyebut, dengan penambahan pelanggan First Media
tersebut, menjadikan XL Axiata sebagai penyedia layanan Internet kedua terbesar
di Indonesia, dengan cakupan jaringan FBB sebanyak enam juta home passed yang
tersebar di lebih dari 127 kota di berbagai wilayah di Indonesia. Saat ini kami
juga menawarkan akses ke berbagai konten hiburan yang bisa dinikmati pelanggan
sebagai wujud layanan diluar FBB (beyond Fixed Broadband) dan siap untuk
membawa layanan konvergensi ke level berikutnya.
Hingga akhir September 2024, total jumlah pelanggan XL Axiata
terus tumbuh dan mencapai 58,6 juta, dengan ARPU campuran (blended) mencapai Rp
43 ribu, meningkat YoY. Peningkatan
blended ARPU ini tentunya searah dengan fokus perusahaan untuk meraih dan
mempertahankan pelanggan yang produktif.
Dari sisi biaya-biaya operasional, XL Axiata berhasil
menjaga tingkat stabilitasnya. Bahkan biaya terkait penjualan dan pemasaran
bisa ditekan menurun jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun
sebelumnya, seiring dengan penerapan strategi digitalisasi. Sementara itu untuk
beberapa komponen biaya lainnya turun secara YoY, seperti biaya interkoneksi
dan pengeluaran langsung lainnya. Sedangkan untuk beban biaya regulatory
mengalami peningkatan YoY. Secara keseluruhan, beban biaya operasional YoY bisa
dipertahankan di bawah pertumbuhan pendapatan.
Selanjutnya, strategi transformasi digital yang dijalankan
XL Axiata termasuk dalam mengembangkan pengalaman pelanggan melalui aplikasi
MyXL dan AXISNet terus menunjukkan efektivitasnya. Kedua aplikasi telah
memberikan hasil yang sangat kuat hingga sembilan bulan pertama 2024. Tercatat
lebih dari 32 juta pelanggan yang aktif menggunakan MyXL dan AXISNet, dengan
pertumbuhan Monthly Active User (MAU) telah mencapai 113% sejak Desember 2021.
Tingkat penggunaan MyXL dan AXISNet menunjukkan semakin
meningkatnya pengalaman pelanggan dan monetisasi oleh XL Axiata melalui
pemahaman yang lebih baik tentang kebutuhan pelanggan. Semakin banyak pelanggan
yang memanfaatkan kedua aplikasi tersebut,
maka akan semakin mempertajam prediksi tentang tren dan perilaku. Hal
ini yang menjadikan perusahaan bisa memberikan penawaran yang tepat kepada
pelanggan yang tepat, pada waktu yang tepat pula.
Salah satu kunci pertumbuhan XL Axiata adalah tetap
melakukan personalisasi penawaran dan layanan. Strategi tersebut terus
diterapkan di sepanjang sembilan bulan ini. Hasilnya, data net promoter score
(NPS) terus meningkat secara signifikan, sehingga mendorong penggunaan layanan
dan pada akhirnya juga membantu meningkatkan pendapatan.
Hasil dari penerapan strategi berbasis digital melalui data
analytics juga memungkinkan XL Axiata berinvestasi di area yang bernilai tinggi
dan membangun jaringan, termasuk untuk memenuhi permintaan dari seluruh segmen
pelanggan. Dengan data analytics ini juga memungkinkan XL Axiata mengevaluasi
key performance indicator (KPI) di semua aspek terkait pelanggan, kampanye
pemasaran, dan loyalitas pelanggan, sehingga perusahaan dapat merancang
strategi yang tepat untuk menghadapi tantangan dan peluang di waktu yang tepat.
Posisi keuangan XL Axiata sehat per akhir September 2024,
utang kotor tercatat di angka Rp 12,7 triliun, dengan rasio gearing net debt to
EBITDA (termasuk finance lease) sebesar 2,5x.
Utang bersih tercatat sebesar Rp 10,9 triliun. XL Axiata tidak memiliki
utang berdenominasi USD. Sebesar 47% dari pinjaman yang ada saat ini memiliki
suku bunga mengambang (floating) dan 53% memiliki suku bunga tetap. Free Cash
Flow (FCF) berada pada tingkat yang sehat, dengan peningkatan sebesar 23%,
menjadi Rp 7,6 triliun.
XL Axiata juga terus meningkatkan pemanfaatan teknologi
artificial intelligence (AI) untuk mendorong peningkatan pendapatan dan
penghematan biaya operasional perusahaan. Pemanfaatan AI difokuskan untuk
meningkatkan pengalaman pelanggan, meningkatkan keunggulan operasional
perusahaan (operational excellence) serta inovasi. Dengan AI, memungkinkan XL
Axiata untuk memberikan dukungan pelanggan yang dipersonalisasi dan instan,
meningkatkan kepuasan dan loyalitas pelanggan. Selain itu, XL Axiata juga mampu meningkatkan efisiensi
operasional, karena memungkinkan
otomatisasi berbagai proses seperti penjualan, layanan, dan onboarding
pelanggan.
XL Axiata juga memanfaatkan AI untuk mengekstraksi insight
dari data yang besar. Hal ini membuka peluang sumber pendapatan baru, seperti
menawarkan solusi berbasis AI kepada mitra eksternal dan industri, mengubah
perusahaan menjadi perusahaan yang digerakkan oleh teknologi.
Performa Jaringan
Terus Meningkat
XL Axiata terus melakukan upaya peningkatan kualitas
jaringan sebagai penopang utama layanan konvergensi, dan telah berhasil
meningkatkan performa jaringan dan pengalaman pelanggan. Komitmen XL Axiata
memperkuat jaringan tercermin dari pengalokasian belanja modal (Capex) sekitar
Rp 7 triliun, yang mayoritas untuk mendukung kebutuhan ekspansi jaringan.
Hingga akhir September 2024, total jumlah BTS XL Axiata
mencapai 165.094 BTS, termasuk BTS 4G sebanyak 110.280 unit. Tingkat
keterhubungan dengan jaringan fiber optik (fiberized) mencapai 62%. Fiberisasi
BTS tersebut dilakukan untuk meningkatkan kualitas jaringan data dan sebagai
persiapan implementasi 5G di masa mendatang.
Investasi dan strategi jaringan yang terus dilakukan
tersebut telah berhasil meningkatkan kualitas pengalaman jaringan yang lebih
baik untuk mendukung penggunaan layanan yang lebih tinggi. Hal ini terbukti
dengan trafik layanan yang tumbuh sebesar lebih dari 10% YoY, mencapai 7.823
Petabytes.(*)